Dengan mengetahui kekuatan trend lewat indikator ADX, trader bisa lebih baik dalam meminimalisir risiko dan menaikkan potensi profit.
Saat trading, sangatlah bermanfaat bagi trader untuk mengetahui kekuatan trend yang sedang terjadi. Trading dengan mengikuti arah trend yang sedang berlangsung dapat meminimalisir risiko dan menaikkan potensi profit. Namun, trend tidak selamanya akan terus turun ataupun naik.
Ada waktunya trend akan melemah kemudian berbalik. Trend adalah teman Anda, selama belum berbalik (Trend is your friend, until it reverse).
Logika sederhananya, ketika market sedang mengalami trend naik cukup kuat, maka si trader mengikuti trend tersebut dengan membuka posisi buy ketika harga pullback ke level tertentu. Sebaliknya, dalam keadaan trend turun kuat, trader membuka posisi sell.
Lalu bagaimana kalau market sedang trend lemah atau malah sideways? Diharapkan si trader tidak masuk market atau mencari pair lain yang sedang trending kuat. Dengan melakukan hal ini, maka ia sudah melakukan salah satu praktek manajemen risiko sekaligus memaksimalkan profit.
Salah satu indikator sederhana yang dapat mengukur kekuatan trend adalah ADX (Average Directional Index). Apa itu ADX? Bagaimana cara membacanya? Bagaimana menggunakannya pada grafik harga yang sedang terjadi? Kita akan bahas satu persatu dalam artikel ini.
Apa Itu ADX?
ADX adalah singkatan dari Average Directional Index. Indikator ini dibuat oleh Welles Wilder pada tahun 1978 yang bertujuan untuk mengukur kekuatan trend. Indikator ini terdiri dari 3 garis yaitu ADX (garis hitam), garis DI+ (garis hijau) dan garis DI- (garis merah).
Dengan karakter sebagai pengukur kekuatan trend, indikator ini efektif jika digunakan sebagai pelengkap untuk strategi trend. Prinsipnya, masuk market atau entry searah dengan trend pada saat pembacaan ADX trending kuat. Lalu, di saat pembacaan ADX lemah atau mulai melemah kita harus exit. Kalau belum entry posisi, sebaiknya jangan memaksakan masuk market karena pembacaan ADX lemah artinya kecenderungan market untuk sideways sangat tinggi.
Baca juga: Cara Trading Forex di Pasar Sideways
Indikator ADX bisa digunakan di semua time frame. Pemakaiannya yang simple menjadikan indikator ini populer di kalangan trader. Berikut ini cara memasukkan indikator ADX pada grafik MT4.
- Klik insert
- Pilih indicator
- Pilih Trend
Pilih Average Directional Movement Index
Setelah klik OK, maka akan muncul tampilan indikator ADX seperti ini.
Warna garisnya masih settingan default dari MT4 yaitu garis ADX berwarna hijau kebiruan, DI+ hijau muda, dan DI- berwarna putih pucat. Kita bisa atur warna menjadi hitam (ADX), hijau (+DI), dan merah (-DI) pada pengaturan indikator ADX-nya. Caranya klik kanan pada garis ADX, lalu klik ADX properties.
Pada tab Parameters, ubah warna style menjadi hitam (black).
Sedangkan pada tab Colors, ubah warna DI+ menjadi hijau dan DI- menjadi merah.
Tampilannya akan menjadi seperti ini.
Cara Membaca Indikator ADX
Untuk membaca indikator ADX, ada 2 hal penting yang perlu diperhatikan:
1. Nilai ADX
Perhatikan tabel hubungan antara nilai ADX dan kekuatan trend di bawah ini.
Nilai ADX | Kondisi Trend |
Semakin Naik | Trend Menguat |
Semakin Turun | Trend Melemah |
Di bawah 20 | Trend Lemah |
Di antara 20-40 | Trend Kuat |
Di atas 40 | Sangat kuat/ekstrim |
Semakin tinggi nilai ADX, semakin kuat trend yang sedang terjadi. Sebaliknya, semakin rendah nilai ADX, semakin lemah trend yang sedang terjadi. Angka 20 dan 40 sebagai penanda perubahan kekuatan trend. Selain itu, ada juga yang menggunakan nilai ADX 25 (bukan 20) sebagai tanda trend kuat.
Angka ADX yang rendah bisa juga menunjukkan tanda akumulasi atau distribusi. Ketika nilai ADX berada di bawah 25 atau 20, market masuk dalam kondisi sideways atau akumulasi dan hal ini dapat dengan mudah terlihat pada market yang bolak-balik pada range harga tertentu.
Harga naik ke atas untuk menguji resisten dan turun ke bawah untuk menguji support. Pada akhirnya, kondisi sideways akhirnya break dan angka ADX mulai naik, sehingga kondisi market menjadi trending.
Arah garis ADX juga menjadi hal yang penting dalam membaca kekuatan trend. Ketika angka ADX semakin tinggi, tandanya trend sedang menguat dan harga bergerak searah dengan trend. Ketika angka ADX semakin rendah, kekuatan trend mulai melemah dan harga masuk ke koreksi atau konsolidasi.
Salah satu kesalahpahaman yang sering terjadi adalah bahwa penurunan garis ADX berarti arah trend berubah. Hal ini tidak benar karena angka ADX yang turun hanya berarti kekuatan sedang melemah, tapi tidak menunjukkan bawah trend berubah. Hal ini penting agar kita tidak terjebak kesalahan entry yang menganggap trend sudah berubah, padahal ternyata harga hanya mengalami koreksi/konsolidasi.
Simak juga: 3 Cara Menghindari Kesalahan Entry Trading
Sekarang, mari kita lihat contoh identifikasi kekuatan trend pada grafik harga.
Terlihat pada grafik di atas bahwa pada saat ADX berada di bawah 20, maka harga dalam kondisi sideways. Kemudian ketika ADX semakin naik dan di atas 20, terlihat harga mulai trending. Setting periode default indikator ini adalah 14.
2. Persilangan +DI dan -DI
Persilangan garis +DI dan -DI menunjukkan adanya perubahan arah dengan kondisi sebagai berikut:
- Jika +DI memotong -DI dari bawah ke atas, maka kondisi market berubah menjadi trend naik.
- Apabila -Di memotong +DI dari bawah ke atas, maka kondisi market berubah menjadi trend turun.
Contoh persilangan +DI dan -DI bisa dilihat pada grafik di bawah ini:
Perlu diperhatikan, jangan entry atau masuk market hanya berpatokan pada persilangan garis +DI dan -DI karena hal ini akan menyebabkan kita terjebak dalam kondisi market sideways atau ranging. Tetap gunakan angka ADX sebagai petunjuk utama bahwa market sudah masuk trending. Ingat, indikator ADX efektif pada market trending. Apabila market sedang sideways/ranging, maka Anda tidak semestinya masuk ke market.
Cara Trading Menggunakan ADX
Indikator ADX dalam trading bisa digunakan sebagai parameter tunggal maupun pendukung. Cara trading jika hanya menggunakan ADX sebagai parameter tunggal adalah dengan strategi breakout. Namun apabila menggunakan indikator lain untuk konfluensi, maka ADX hanya dipakai sebagai pengukur kekuatan trend.
Jika mengaplikasikan ADX sebagai parameter tunggal, ada 3 pertanyaan penting yang harus dijawab sebelum memutuskan entry:
- Kondisi market saat ini sedang trending atau sideways/ranging?
- Jika trending, trendnya termasuk kuat atau termasuk lemah?
- Jika termasuk trend kuat, apakah sudah terjadi persilangan garis +DI dan -DI?
Saya sajikan dengan bentuk diagram di bawah ini agar mudah dipahami.
Pertanyaan pertama dan kedua mengenai kondisi market dan kekuatan trend bisa dijawab sekaligus dengan melihat angka ADX. Jika nilai ADX lebih besar dari 25, maka lanjut ke pertanyaan ketiga. Namun jika nilai ADX kurang dari 25, maka kita tidak akan entry pada pair ini.
Untuk pertanyaan ketiga mengenai kapan masuknya market, hal ini kita bisa lihat pada persilangan garis +DI dan -DI.
Aturannya sederhana, jika terjadi persilangan kita masuk market, namun jika tidak terjadi persilangan kita tidak masuk market.
- Dalam trend naik, posisi buy diambil apabila +DI menyilang -DI dari bawah ke atas.
- Dalam trend turun, posisi sell diambil apabila -DI menyilang +DI dari bawah ke atas.
Agar lebih dipahami, lihat contoh penggunaan indikator ADX sebagai parameter tunggal di bawah ini.
Bisa dilihat pada contoh grafik di atas, kondisi entry buy optimal adalah ketika angka ADX sedang menanjak (semakin tinggi) dan adanya persilangan garis +DI terhadap -DI dari bawah ke atas. Kalau ADX tidak sedang menanjak, biasanya posisi buy hanya bergerak sedikit dan cenderung sideways sehingga profit tidak maksimal. Sebaliknya, kondisi entry sell optimal adalah ketika angka ADX sedang menanjak dan ada persilangan garis -DI terhadap +DI dari bawah ke atas.
Dengan kata lain, semakin kuat trend yang sedang terjadi maka akan semakin optimal posisi entry yang kita ambil. Hal inilah yang harus menjadi perhatian utama bagi trader-trader yang ingin menggunakan indikator ADX sebagai parameter tunggal.
Lain halnya jika kita menggunakan ADX sebagai pendukung atau konfluensi terhadap indikator lain. Indikator ADX biasanya hanya digunakan untuk mengukur apakah trend yang sedang berlangsung itu kuat atau lemah. Banyak sekali kombinasi yang bisa kita gunakan. Karena saya terbiasa dengan price action, maka saya mengkombinasikan ADX dengan price action.
Seperti halnya strategi ADX tunggal di atas, dalam strategi price action kita juga menanyakan pertanyaan krusial yang menjadi parameter dalam mengambil posisi atau entry di market.
- Apakah kondisi market sedang trending atau sedang sideways/ranging?
- Kalau sedang trending, apakah trendnya kuat atau lemah?
- Kalau trend kuat, apakah ada level support/resisten (S&R) penting yang bisa dijadikan acuan entry?
- Ketika harga sudah mencapai level S&R, apa signal konfirmasi untuk entry?
Untuk lebih mudah dipahami, saya bentuk dengan diagram seperti di bawah ini.
Pada diagram di atas, saya melingkari bagian dari proses yang melibatkan indikator ADX, yaitu tentang kekuatan trend. Cara ini sering digunakan oleh para trader yang sudah mempunyai strategi trading sebelumnya, sehingga indikator ADX hanyalah sebagai tambahan pendukung. Masih ada parameter lainnya yang harus dipenuhi untuk mencapai kesepakatan entry market.
Baca juga: Cara Menggabungkan MACD dan Stochastic untuk Entry
Untuk lebih jelasnya, mari kita lihat contoh penerapannya pada grafik berikut ini.
Pada contoh di atas, semua parameternya terpenuhi sehingga posisi buy bisa diambil pada level support yang terkonfirmasi.
Cara Mana yang Lebih Baik?
Apakah digunakan sebagai indikator tunggal ataupun pelengkap, keberhasilan ADX bergantung pada bagaimana detail strategi trader dalam menerapkan. Pada dasarnya, menilai baik atau tidaknya strategi trading tidak bisa hanya dengan melihat proses namun lebih tepatnya dari data statistik entry yang diuji pada market tertentu.
Pengujian ini akan menjawab pertanyaan mulai dari berapa peluang berhasilnya (win rate), rata-rata profit (average profit), rata-rata loss (average loss), dst. Pada ujungnya, yang akan kita bandingkan adalah nilai ekspektasi. Cara inilah yang lebih objektif dalam menilai performa strategi tertentu.
Kesimpulan: Trend Kuat Adalah Teman
Kunci potensi profit terbaik dengan menggunakan indikator ADX ada pada kejelian trader dalam melihat trend market yang kuat dan menghindari market sideways atau ranging. ADX tidak hanya membantu menemukan kondisi trending tersebut, namun juga menunjukkan apakah trend makin menguat atau makin melemah.