Emas mendapatkan dukungan karena risiko geopolitik mengkatalisasi permintaan, 14 jam lalu, #Emas Fundamental   |   Data pekerjaan Inggris mendukung penurunan suku bunga BoE, dan saham vodafone naik setelah pendapatan, 14 jam lalu, #Forex Fundamental   |   EUR/USD: Euro dapat naik lebih tinggi jika stabil di atas level 1.0800, 14 jam lalu, #Forex Teknikal   |   EUR/GBP tetap dibatasi di bawah level 0.8600 menyusul data ketenagakerjaan Inggris, 14 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Saham-saham top gainers LQ45: PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) +2.17%, PT Bank Pacific Tbk (BRPT) +2.04%, PT Charoen Pokphand Tbk (CPIN) +1.93%, 21 jam lalu, #Saham Indonesia   |   IHSG melanjutkan penguatannya pada pagi ini, naik 0.21% ke level 7,114, 21 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Aneka Tambang (ANTM) menyampaikan jadwal pembagian dividennya sebesar Rp3.07 triliun. Cum date untuk dividen ANTM dijadwalkan pada pekan depan, 21 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP) akan mengambil keputusan terkait penggunaan laba bersih 2023 lewat RUPST yang digelar hari ini (14/Mei), 21 jam lalu, #Saham Indonesia

Cara Menggabungkan MACD dan Stochastic untuk Entry

Cahyaning 14 Jan 2022
Dibaca Normal 8 Menit
forex > indikator >   #stochastic   #macd   #entry
MACD dan stochastic sering digunakan untuk mencari posisi entry terbaik. Apakah kedua indikator terkenal itu bisa lebih akurat jika digabungkan?

DI

Di antara banyak indikator yang sering digunakan trader, MACD dan Stochastic merupakan yang paling banyak dibahas dan diaplikasikan. Ada beberapa alasan mengapa kedua indikator tersebut sangat populer. Selain karena sederhana dan mudah dipahami, keduanya dapat membantu trader untuk mengidentifikasi sinyal entry dan exit dalam kondisi pasar tertentu.

 

Bagaimana Cara Kerja MACD?

Indikator MACD atau Moving Average Convergence Divergence ditandai dengan kemunculan dua garis sinyal dan histogram. Indikator ini pertama kali diperkenalkan oleh Gerald Appeal pada tahun 1979. Tampilannya yang mudah dipahami membuat MACD langsung mendapatkan sambutan yang positif dari berbagai kalangan trader.

Indikator ini sering digunakan sebagai alat untuk mengukur kekuatan tren. Ditambah lagi, MACD memungkinkan trader untuk mengenali kondisi overbought dan oversold. Karena itu, MACD sering kali ditambahkan sebagai alat bantu dalam berbagai jenis strategi trading.

Baca juga: Apa Fungsi Overbought Dan Oversold Dalam Trading Forex?

Seperti halnya indikator-indikator lain, MACD juga memiliki beberapa kekurangan yang harus diperhatikan. MACD termasuk lagging indicators, sehingga sifatnya tidak bisa mendahului pergerakan harga. Beberapa analis tidak menyarankan MACD untuk digunakan sebagai indikator tunggal dalam sebuah strategi trading. Justru, indikator ini dapat memberikan sinyal yang lebih akurat jika ditambah dengan indikator lainya.

Cara menggabungkan MACD dan stochastic

 

Bagaimana dengan Stochastic?

Stochastic merupakan salah satu oscillator yang dapat mengukur momentum pada pasar. Indikator ini diciptakan oleh George C. Lane pada akhir tahun 1950-an. Tujuannya adalah agar trader memiliki alat ukur momentum yang bisa menunjukkan saat-saat pergerakan harga telah mencapai keadaan overbought atau oversold. Karena ketepatannya yang sudah teruji berkali-kali, tak mengherankan jika indikator ini tetap menjadi favorit trader sampai saat ini.

Indikator ini sering dimanfaatkan untuk mencari sinyal saat momentum pergerakan harga sedang melemah yang merupakan isyarat akan terjadinya koreksi ataupun pergantian trend. Trader cukup memperhatikan kurva stochastic (biasanya ada di bagian bawah grafik) untuk mengetahui sinyal tersebut.

Baca juga: Cara Membaca Indikator Stochastic Menurut 3 Macam Fungsinya

Berbeda dengan MACD, stochastic dianggap sebagai indikator yang sensitif. Maksudnya, indikator ini dapat merespon pergerakan harga dengan lebih cepat, sehinga trader bisa memanfaatkan peluang sedini mungkin. Ironisnya, hal itu juga menjadi salah satu kekurangan stochastic. Karena sifatnya yang lebih peka terhadap pergerakan harga di pasar, stochastic terkadang 'salah' menangkap sinyal sehingga berpotensi memberikan sinyal palsu yang dapat menyesatkan trader.

 

Tips Menggabungkan MACD dan Stochastic

Kombinasi MACD dan stochastic sering disebut sebagai strategi Double Cross. Meskipun sama-sama bisa digolongkan dalam tipe oscillator, perpaduan indikator-indikator ini dapat memberikan indikasi sinyal yang saling melengkapi. Saat memadukan kedua indikator tersebut, trader harus terlebih dahulu memahami aspek-aspek berikut ini.

Baca juga: 3 Cara Menghindari Kesalahan Entry Trading

 

Setting Periode Indikator

Pastikan jika periode MACD dan stochastic telah sesuai dengan jangka waktu trading Anda. Biasanya, semakin besar periode yang dipilih, semakin lambat pula respon indikator terhadap perubahan harga. Sehingga, trader jangka pendek umumnya menggunakan periode indikator yang lebih kecil. Jika Anda masih pemula dan memiliki gaya trading andalan, maka bisa mengambil langkah aman dengan periode default terlebih dulu.

 

Perhatikan Time Frame

Salah satu faktor utama yang wajib diperhatikan saat menjalankan strategi Double Cross MACD dan stochastic adalah time frame. Beberapa analis menyarankan time frame daily sebagai kurun waktu ideal untuk menggunakan strategi Double Cross. Time frame harian umumnya tidak memiliki banyak noise sehingga sinyal yang dihasilkan bisa lebih akurat. Selain itu, garis 50 dalam stochastic juga menjadi acuan penting.

 

Cara Mengambil Posisi

Setelah memahami faktor pertama, langkah berikutnya adalah mempelajari cara mengambil posisi. Sesuai dengan nama "Double Cross", dibutuhkan dua persilangan pada indikator-indikator yang terlibat. Untuk itu, trader harus mencermati dengan betul pergerakan yang terjadi pada MACD dan stochastic. Berikut contoh aplikasi MACD dan stochastic pada grafik harga.

Contoh MACD dan Stochastic

Stochastic memiliki tampilan berupa dua garis kurva, sedangkan MACD menunjukkan garis-garis sinyal dan batang histogram. Terkadang, akan terjadi crossing atau persilangan garis pada MACD dan stochastic. Dalam contoh di atas, sebagian persilangan atau crossing tersebut ditunjukkan dengan kotak-kotak berwarna merah. Seperti itulah kira-kira penampakan crossing yang harus diperhatikan oleh trader.

Baca juga: Cara Membaca Indikator MACD Berdasarkan 4 Macam Fungsinya

Umumnya, setelah terjadi crossing, harga akan berubah ke arah sebaliknya. Tetapi, perlu diingat bahwa tak semua sinyal crossing valid. Jika berkaca pada prinsip overbought dan oversold, crossing di area-area tersebut menjadi sinyal utama untuk mendeteksi pembalikan. Namun demikian, ada syarat-syarat lain yang harus dipenuhi agar sinyal crossing bisa diandalkan dalam strategi Double Cross.

 

Cara Sell Saat Kondisi Bearish Reversal

Umumnya, trader memanfaatkan strategi MACD dan stochastic untuk mencari peluang bullish reversal di pasar saham. Tetapi, strategi ini juga bisa digunakan untuk mengenali sinyal sell dari indikasi bearish reversal saat trading forex. Syarat utama sinyal sell dari strategi Double Cross ini adalah perpotongan stochastic terjadi di atas level 50. Jangan lupa pastikan sudah terjadi perlintasan MACD ke bawah level 0 tak jauh dari crossing stochastic. Untuk lebih jelas, perhatikan contoh grafik di bawah ini.

Cara sell strategi double cross

Dalam contoh di atas, strategi MACD dan stochastic digunakan untuk mencari posisi sell saat bearish reversal. Sebelumnya, harga terus menanjak dalam posisi uptrend hingga mencapai puncak yang ditandai dengan kemunculan candlestick doji. Sementara itu, terjadi crossing stochastic di atas level 50 dan dikonfirmasi pula oleh crossing MACD di arah yang serupa. Pada histogram MACD pun terlihat bahwa harga telah berubah dari bullish (garis bar hijau) menjadi bearish (bar merah).

Baca juga: 3 Cara Menentukan Reversal Untuk Mendulang Profit

 

Cara Buy Saat Bearish Reversal

Untuk mengambil posisi buy, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi. Selain crossing Stochastic di bawah level 50, pada saat yang hampir bersamaan harus terdapat crossing garis sinyal dan histogram MACD ke atas level 0. Tetapi ingat, sinyal histogram MACD harus terjadi setelah crossing stochastic. Jika tidak, kemungkinan pasar akan sideways dan trader bisa terjebak di tengah ketidakpastian.

Jarak keduanya juga tidak boleh terlalu jauh, setidaknya selisih dua batang histogram. Untuk trader yang menggunakan time frame daily, diperlukan paling tidak dua hari untuk mengkonfirmasi sinyal crossing.

Sinyal buy strategi double cross

Pada contoh di atas, crossing stochastic telah terjadi lebih dulu. Setelah itu, pada indikator MACD juga terjadi crossing yang diikuti perubahan histogram dari merah menjadi hijau. Sinyal Double Cross tersebut terbukti akurat karena harga kemudian menguat signifikan dan bisa dimanfaatkan untuk membuka posisi buy.

Baca juga: 3 Pola Candlestick Untuk Open Posisi Buy

 

Keuntungan Menggunakan Strategi Double Cross

Penggunaan dua indikator selalu lebih disarankan oleh para ahli. Alasannya tentu untuk menambah ketepatan sinyal yang dihasilkan. Dalam strategi MACD dan stochastic, dua indikator yang digunakan bisa saling melengkapi kekurangan masing-masing. Stochastic sebagai indikator yang lebih peka sehingga dapat berfungsi sebagai 'peringatan' awal untuk trader yang bersiap-siap mengambil posisi, sedangkan MACD mengkonfirmasi sinyal pembalikan yang sebelumnya ditampilkan crossing stochastic.

 

Risiko MACD dan Stochastic

Tak ada strategi yang tak berisiko, begitupun dengan strategi Double Cross. Meskipun sudah menggunakan dua indikator terbaik, ancaman sinyal palsu akan selalu ada, mengingat pergerakan harga di pasar forex yang tidak bisa diprediksi 100%. Menurut beberapa ahli, menggunakan analisa lintas time frame bisa mengurangi kelemahan ini. Umumnya, perbandingan time frame yang digunakan adalah 4:1. Misalnya, jika seorang trader menggunakan time frame 4 jam untuk trading menggunakan Double Cross, maka ia juga harus memeriksa ketepatan sinyal serta hal-hal yang bisa menjadi pemicu sinyal pada time frame 1 jam.

 

Akhir Kata

MACD dan stochastic merupakan dua indikator yang cukup populer di kalangan trader. Keduanya dikenal memiliki tampilan yang sederhana dan mudah dibaca. Trader menggunakan indikator tersebut untuk mengetahui arah pergerakan harga sekaligus kekuatan trend. Kedua indikator tersebut juga bisa digabungkan guna mendapatkan hasil analisis yang lebih akurat. Meskipun begitu, bukan berarti tak ada risiko sama sekali. Selain menggunakan time frame yang berbeda, dibutuhkan juga manajemen risiko yang kuat agar kerugian yang diderita tidak melebihi batas toleransi Anda. Dengan cara ini, konsistensi profit dan kelangsungan akun trading dalam jangka panjang akan lebih terjamin.

 

Selain digabungkan dengan stochastic, MACD juga dapat dipasangkan dengan indikator ocillator lainnya seperti RSI. Simak panduannya di Cara Melihat Peluang Pasar dengan MACD dan RSI.

Terkait Lainnya
 
Emas mendapatkan dukungan karena risiko geopolitik mengkatalisasi permintaan, 14 jam lalu, #Emas Fundamental

Data pekerjaan Inggris mendukung penurunan suku bunga BoE, dan saham vodafone naik setelah pendapatan, 14 jam lalu, #Forex Fundamental

EUR/USD: Euro dapat naik lebih tinggi jika stabil di atas level 1.0800, 14 jam lalu, #Forex Teknikal

EUR/GBP tetap dibatasi di bawah level 0.8600 menyusul data ketenagakerjaan Inggris, 14 jam lalu, #Forex Teknikal

Saham-saham top gainers LQ45: PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) +2.17%, PT Bank Pacific Tbk (BRPT) +2.04%, PT Charoen Pokphand Tbk (CPIN) +1.93%, 21 jam lalu, #Saham Indonesia

IHSG melanjutkan penguatannya pada pagi ini, naik 0.21% ke level 7,114, 21 jam lalu, #Saham Indonesia

Aneka Tambang (ANTM) menyampaikan jadwal pembagian dividennya sebesar Rp3.07 triliun. Cum date untuk dividen ANTM dijadwalkan pada pekan depan, 21 jam lalu, #Saham Indonesia

PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP) akan mengambil keputusan terkait penggunaan laba bersih 2023 lewat RUPST yang digelar hari ini (14/Mei), 21 jam lalu, #Saham Indonesia


Forum Terkait

 Abraham |  31 May 2015

permisi pak, saya mau tanya bagaimana cara menggabungkan indikator MACD dan MA agar menjadi satu. dulu kayaknya cukup di drag bisa sekarang kok enggak bisa? terimakasih.

Lihat Reply [30]

Coba download MT4 IBFX.COM.AU, disana banyak indikator yang sudah digabung (oplosan), seperti yang anda harapkan.

Thanks.

Basir   5 Dec 2013

@ aminur:
Caranya (pada platform Metatrader):
1. Tampilkan indikator MACD
2. Masuk ke: View - Navigator - Indicators - Trend - Moving Average
3. Drag & drop ‘Moving Average’ ke window indikator MACD
4. Setting indikator Moving Average tsb sesuai dengan keinginan, dan pilih Apply to : Previous Indicator’s Data
5. Klik ‘OK’
Berikut contoh tampilan simple moving average (sma) 55 pada indikator MACD:

SMA 55 pada indikator MACD
Semoga bisa membantu.

M Singgih   5 Aug 2015

Ada kemungkinan indikator yang anda gunakan berbeda dengan indikator yang dulu dipakai. Dan untuk sekarang platfom / mql berbeda, dulu mql4, sekarang Mql5.

Thanks

Basir   3 Jun 2015

Tambahan,

Biasanya, Kalau mau gabungin beberapa indikator dalam satu windows, caranya pasang indikator pertama, kemudian buka jendela navigator. Lalu drag indikator yang ingin digabung ke jendela indikator yang pertama.

Indikator yang akan digabung harus dari jendela navigator, bukan dari menu indicators.

Thanks.

Basir   3 Jun 2015

ada yang menyebutkan kalau nggak semua indikator bisa digabungkan dalam 1 window. kira2 indikator mana saja yg bisa & nggak bisa? dan kenapa bisa ada yg nggak bisa digabungkan?
tx

Arvindo   3 Jun 2015

Untuk hal ini perlu dicoba satu persatu. menurut kami bisa digabungkan, jika tidak kemungkinan terjadi penumpukan.

Thanks

Basir   5 Jun 2015

@ abraham:
Bisa Pak, ini contoh penggabungan MACD dengan MA (dalam hal ini simple moving average atau sma), masing-masing untuk MACD traditional (dalam bentuk kurva dan + OSMA) dan MACD dari MT4 (dalam bentuk histogram).



Caranya: pertama tampilkan indikator MACD, kemudian masuk ke View - Navigator - Indicators - Moving Average, kemudian drag ke window indikator MACD, dan pada kolom “Apply to” pilih yang “Privious Indicator’s Data”.

          


M Singgih   10 Jun 2015

@ arvindo:
Setahu saya semua indikator yang ditampilkan di window dibawah chart harga misalnya ADX dan indikator oscillators (RSI, CCI, stochastics) bisa digabungkan dengan indikator yang biasanya ditampilkan di chart harga misalnya moving averages, Bollinger Bands, Standard Deviation dan Envelopes. Memang ada yang tidak bisa digabungkan misalnya indikator ichimoku, tetapi indikator yang simple dan umum digunakan rata-rata bisa digabung. Memang ada yang tidak bisa digabungkan dengan pertimbangan kegunaannya, misalnya apa gunanya mengukur titik-titik parabolic SAR dari indikator RSI?


M Singgih   10 Jun 2015

Saya tadi juga mencoba menggabungkan indikator stochostic dgn bolinger band masih tetap gak bisa.... Ada cara lain gak pak

Eko S   31 Dec 2018

Untuk Eko S,

Setau saya dulu memang bisa untuk menggabungkan beberapa indikator (misal Stochastic dengan Moving Average, RSI dengan P Sar, dll) didalam satu window. Namun kini setelah saya coba, hanya indikator tertentu saja yang dapat dikombinasikan ke dalam satu window. Apakah mungkin karena terdapat pembaruan dari sistem MQL atau bagaimana? Entahlah, saya tidak tau alasan pastinya kenapa kini tidak dapat menggabungkan beberapa indikator diluar chart window.

Indikator yang dapat digabungkan adalah indikator yang secara default memang diletakkan diluar chart window (window yang berisi grafik/candlestick harga). Indikator tersebut seperti ADX, AO, MaCD, OsMA, RSI, RVI, Stochastic, dll. Sehingga indikator tersebut dapat digabungkan dalam satu window. Misal, Stochastic dengan RSI. MaCD dengan RSI, ADX dengan MaCD, dll.

Sementara indikator yang secara default, penempatannya berada didalam chart window (seperti Bollinger Band, Fractals, Ichimoku, Moving Average, Parabolic Sar, dll) tidak dapat digabungkan dengan indikator manapun kecuali dengan sesamanya. Sehingga kini penggabungan indikator Stochastic atau RSI dengan Moving Average diluar chart window sudah tidak memungkinkan lagi.

Namun pada versi Meta Trader mobile (Android atau iOS), Anda masih dapat menggabungkan indikator apapun di dalam satu window (baik didalam atau diluar chart window).

Semoga bisa membantu.

Argo Gold Spotter   31 Dec 2018

@Eko bisa mas, saya udah coba di laptop semua bisa digabungkan ikuti seperti contoh yg dilakukan Master @m singgih kayaknya master @m singgih tau segalanya tentang trading forex kayak lampu aladin, apapun pertanyaan pembaca pasti dijelaskan dengan detail, mantap Master, saya mewakili newbie-newbie mengucapkan Terima kasih banyak buat para master-master semuanya. Salam Profit.

Rendy Shahputra   8 Oct 2019
terima kasih info untuk menggabungkan indikator
Aan   4 Mar 2020

@ Putranto:
Bisa langsung entry ketika kurva MACD telah memotong kurva sinyal, tidak perlu menunggu kurva MACD bergerak diatas atau dibawah level 0.00, tetapi sebaiknya dikonfirmasikan dengan indikator lainnya (misal ADX untuk konfirmasi trend), dan price action-nya.
Sebagai contoh, pada chart EUR/USD dibawah ini kita bisa entry buy ketika kurva MACD telah memotong kurva sinyal dari bawah dan bergerak diatasnya, dan indikator ADX berwarna hijau yang menunjukkan dominan bullish. Selain itu, harga juga tidak menembus level support 1.0800 dan terbentuk bullish engulfing bar.  (lihat area warna kuning):


Kalau Anda perhatikan, ketika kurva MACD telah memotong kurva sinyal dari bawah maka jarak antara ema 12 dan ema 26 yang meruppakan komponen utama MACD makin menyempit, dan histogram OSMA yang merupakan selisih antara MACD dan sinyal berada diatas level 0.00. Hal ini menunjukkan bahwa sentimen bullish sedang dominan.

Ketika ema 12 dan ema 26 berpotongan, maka kurva MACD tepat berada pada level 0.00, dan ketika MACD bergerak diatas level 0.00 berarti sentimen bullish semakin kuat, hal ini tampak dari garis histogram ADX yang berwarna hijau dan makin tinggi, tetapi untuk entry buy tidak harus menunggu kurva MACD berada diatas level 0.00.

M Singgih   7 Jan 2016

Terimakasih banyak untuk pertanyaan dan jawabanya pak

Newbie   5 Jun 2021

Sudah dicoba di Laptop dan bisa, bagaiaman kalo di HP Android, ato Iphone?

Mary   30 Dec 2021

Untuk Mary,

Penggabungan dua indikator juga bisa dilakukan pada platform mobile. Caranya pun juga hampir sama seperti yang ditunjukkan diatas. Hanya saja di platform mobile terbilang lebih mudah/simple, Anda hanya pelu tap tombol tambah indikator (f+) pada window indikator yang ingin Anda gabungkan.

Argo Gold Spotter   31 Dec 2021

@ Andrean:

|Amati kurva MACD dan kurva sinyal. Jika kurva MACD berada di atas kurva sinyal, maka sentimen sedang bullish, sebaliknya jika kurva MACD berada di bawah kurva sinyal, maka sentimen sedang bearish. Pada indikator MACD bawaan platform Metatrader, kurva MACD direpresentasikan dengan histogram.

Untuk penjelasan cara membaca indikator MACD yang lebih lengkap, silahkan baca:
Cara Membaca Indikator MACD Berdasarkan 4 Macam Fungsinya

 

M Singgih   5 Apr 2022

@Farida Ayu:

Selamat malam, untuk penggunaan MACD dan MA secara bersama-sama dalam sebuah sistem tentu saja memungkinkan bu. Cara penggunaannya ibu juga sudah tidak salah. Hanya saja mungkin untuk sedikit mempercepat sinyal yang dihasilkan, untuk posisi Buy contohnya, ibu tidak perlu menunggu Histogram MACD untuk Cross level 0. Kalau menunggu hingga Cross level 0 memang akan sedikit terlambat Timing masuk marketnya. Ibu bisa coba salah satu pendekatan berikut:

1. Value Histogram MACD meningkat

Jadi daripada menunggu hingga histogram MACD Cross level 0, ibu bisa menggantinya dengan menunggu value dari histogram tersebut meningkat. Jika tertarik dengan metode ini ibu bisa baca lengkap pada buku Trading For Living karangan Dr. Alexander Elder. Beliau secara aktif menggunakan MA dan MACD sebagai filter dari trend dan kapan posisi harus dibuka. Secara visualnya adalah sebagai berikut:

macd-value

Penjelasan: MACD pada dasarnya juga bisa digunakan untuk mengukur kekuatan trend. Oleh karena itu, jika terjadi penambahan atau pengurangan value, maka di sana sebenarnya terpampang kondisi kekuatan trend saat itu. Semisal value di bawah nilai 0 dan mengalami peningkatan, hal ini menandakan bahwa kekuatan pergerakan turun sedang berkurang saat ini. Contoh yang lain adalah value berada di atas nilai 0 dan mengalami peningkatan, hal ini menandakan bahwa kekuatan pergerakan naik sedang bertambah. Jadi ibu tidak perlu menunggu untuk value Cross level 0 terlebih dahulu untuk mengambil keputusan.

2. Mengamati Crossing Signal MACD

Cara lain yang bisa ibu gunakan adalah dengan mengamati Signal Line pada MACD. Mirip dengan histogram di atas, Crossing ini biasanya terjadi sebelum histogram MACD mampu Cross level 0. Sehingga posisi bisa dibuka dengan risiko yang lebih baik. Untuk lengkapnya ibu bisa mencoba membaca artikel kami tentang Scalping dengan MA dan MACD berikut. Meskipun pada artikel tersebut dibahas perihal Scalping, namun strategi tersebut bisa digunakan pada time frame berapapun dengan baik.

Semoga bisa sedikit mencerahkan, terima kasih atas pertanyaannya.

Nur Salim   27 Apr 2022

mohon ijin minta petunjuk, apakah MA dan MACD bisa digunakan bersama-sama? Saat saya coba praktekkan untuk Buy saat harga di atas MA lalu MACD naik ke atas level 0, tapi harga terkadang sudah terlalu tinggi dan akhirnya koreksi. Apakah penggunaan tersebut sudah tepat? Jika tidak bagaimana ya cara yang betul dalam menggunakan kombinasi keduanya?

Farida Ayu   27 Apr 2022

Bagaimana cara mudah membaca indikator MACD?

Andrean   4 Apr 2022

master, ane mau tanyak nich..
cranya untuk memasukkan indikator menggabungkan indikator MA ke dalam Indikator MACD tu gimana ya master....
terimakaish sebelum dan sesudanya,.. jawabannya saya tunggu

Aminur   5 Dec 2013

Saya ingin tau lbh banyak soal MACD, jd mohon pencerahannya..

Kapan kita entry jika kita menggunakan indi MACD sbg indikator entry, apakah kita langsung entry jika garis MACD motong garis signal atau tunggu garis MACD memasuki area positif/negatif trlbh dahulu?

Contoh: apa kita lgsung BUY jika garis MACD cross up garis signal?? Atau kita tunggu MACD memasuki area positif (bernilai positif) sblm kita OP BUY??

Trims..

Putranto   5 Jan 2016

@Putranto: Entry menggunakan MACD sebagai indikator entry bisa langsung masuk jika garis MACD memotong garis signal.

Namun, ada hal yang lebih penting daripada hanya mengandalkan persilangan garis MACD terhadap garis signal.

Apa itu?

1. Konteks (struktur harga)

2. Level penting

2 hal ini sangat mempengaruhi peluang berhasil dari strategi MACD yang akan Anda gunakan.

Sebagai contoh, struktur harga terbaik untuk menggunakan indikator MACD sebagai indikator entry adalah trending.

Oleh karena itu, Anda harus bisa memilih pair dengan teliti.

Kedua, trending saja tidak cukup. Anda harus masuk pada level yang penting agar peluang berhasil (winrate) lebih tinggin dan rasio risk/reward lebih bagus.

Dengan memiliki pair yang sedang trending dan entry posisi di level yang penting, hal ini akan meningkatkan peluang berhasil dari strategi ini.

Kiki R   10 Dec 2022

Halo mau tanya, untuk day trading apakah bisa menggunakan gabungan indikator MACD dan MA, terus saat saya mencoba mempraktekkan bagaimana cara memasukkan kedua indikator ini ternyata disuruh isi angka. Nah, untuk settingan angka dari kedua inikator itu sebaiknya isi angka berapa ya?? Apakah bila ngisinya berbeda2 bisa juga menghasilkan grafik ato garis yang berbeda jga? Terima kasih

Heru   25 Mar 2023

@ Heru:

- Halo mau tanya, untuk day trading apakah bisa menggunakan gabungan indikator MACD dan MA …

Bisa, bisa dengan Simple Moving Average (SMA) atau Exponential Moving Average (EMA).

- ….. Nah, untuk settingan angka dari kedua inikator itu sebaiknya isi angka berapa ya??

Untuk parameter indikator MACD, disarankan disetting default saja, yaitu Fast EMA Period = 12, Slow EMA Period = 26, dan Signal SMA Period = 9.
Untuk moving average (MA) tergantung dari time frame yag digunakan. Untuk time frame tinggi (4 jam / H4 dan daily) gunakan SMA 200 dikombinasi dengan EMA dengan periode 50, 55, 89, 100 atau 144. Untuk time frame rendah (1 jam / H1 kebawah) gunakan EMA dengan periode 8, 21, 34, 50, atau 55.

- …. Apakah bila ngisinya berbeda2 bisa juga menghasilkan grafik ato garis yang berbeda jga?

Ya, benar. Kami sarankan gunakan parameter seperti penjelasan kami di atas.

M Singgih   31 Mar 2023

Arvindo:

Setahu dan sepemahaman saya hampir semua indikator bawaan yang berada di Metatrader bisa digabungkan satu sama lain pada satu Window. Jika ada yang tidak bisa besar kemungkinan bahwa indikator tersebut berjenis Custom dan bukan bawaan dari Metatrader sehingga terjadi konflik dari sisi pemrogramannya.

Nur Salim   31 Mar 2023

Jawaban untuk Heru:

Ya, untuk day trading Anda bisa menggunakan kombinasi indikator Moving Average Convergence Divergence (MACD) dan Moving Average (MA) untuk membantu analisis teknikal dan pengambilan keputusan trading.

Untuk pengaturan angka, ini tergantung pada preferensi dan strategi trading Anda. Anda bisa mencoba beberapa kombinasi angka untuk melihat hasil yang berbeda pada grafik atau garis yang dihasilkan oleh kedua indikator.

Namun, pastikan Anda tidak terlalu sering mengubah pengaturan indikator karena ini dapat menghasilkan sinyal palsu atau mengganggu keandalan analisis teknikal Anda.

Sebagai panduan umum, beberapa trader mengatur MACD dengan periode default 12, 26, dan 9, dan MA dengan periode 50 dan 200. Namun, ini hanyalah panduan umum dan Anda harus mencari tahu pengaturan terbaik untuk gaya dan strategi trading Anda sendiri.

Perlu diingat bahwa indikator hanyalah alat bantu dan tidak selalu benar 100%. Oleh karena itu, selalu gunakan money management untuk meminimalkan risiko transaksi.

Kiki R   2 Apr 2023

Eko S:

Seharusnya nggak ada masalah dalam menggabungkan stochastic dengan bollinger band ataupun indikator lain. Umpamanya platform trading yang dipakai ternyata nggak bisa, berarti kesalahan terletak pada platform trading itu. 

Kalau sudah begitu, ini pilihan alternatifnya:

  • Coba reinstall software, lalu coba menggabungkan indikator lagi.
  • Kalau masih tidak bisa, hubungi CS broker untuk mendapatkan penjelasan.
  • Alternatif terakhir, trading dengan platform lain yang bisa, seperti Metatrader.
  • Bisa juga trading dengan platform biasanya, tapi analisis pakai platform Tradingview, gratis kok. Tampilan juga cantik, seperti ini:

Menggabungkan indikator stochastic dan bollinger band

Aisha   3 Apr 2023

Andrean:

Cara yang paling mudah menurut saya pribadi adalah dengan cara melihat Histogram dari MACD itu. Histogram MACD umumnya menggambarkan 2 hal, yaitu:

1. Trend saat ini. Jika Histogram berada di atas angka 0 maka trend sedang bullish, dan sebaliknya.

2. Kekuatan trend saat ini. Semakin tinggi atau rendah histogram dari MACD, maka semakin kuat pula kekuatan trend saat itu. Contohnya dalam trend naik, semakin tinggi nilai Histogram maka semakin kuat trend naik tersebut begitu pula sebaliknya.

Nur Salim   4 Apr 2023

Farida Ayu:

Menambahkan sedikit ya.

Kombinasi MACD dan MA juga bisa dipakai buat validasi divergence MACD. Contohnya dalam gambar di bawah ini.

divergence MACD

Terlihat ada divergence negatif, yaitu harga masih naik tapi MACD malah menurun (lihat garis kuning emas). Ini sinyal bearish. Tapi sinyal divergence MACD nggak selalu akurat. Oleh karena itu, pakai MA untuk validasi. Ketika harga jatuh ke bawah garis MA, entry sell.

Aisha   10 Apr 2023
 Vande |  26 Jun 2015

bagaimana cara entry market dengan indikator adx, moving average, bollinger?

Lihat Reply [16]

@ vande:
Saya asumsikan Anda trading dengan time frame 1 jam (H1), dengan parameter indikator yang standard, yaitu ADX (14), simple moving average (sma) 50 dan Bollinger Band (20,2):

strategi trading


Entry buy jika :
1. Harga bergerak diatas kurva simple moving average (sma) 50 dan diatas kurva middle band Bollinger Bands (kurva yang tengah).
2. Kurva +DI pada indikator ADX (warna biru) memotong kurva -DI (warna merah) dari arah bawah keatas, dan nilai ADX minimal 20 (dalam contoh tsb dibuat 25).
3.Exit jika harga telah bergerak dibawah kurva middle band Bollinger Bands.

Entry sell jika :
1. Harga bergerak dibawah kurva simple moving average (sma) 50 dan dibawah kurva middle band Bollinger Bands (kurva yang tengah).
2. Kurva -DI pada indikator ADX (warna merah) memotong kurva +DI (warna biru) dari arah bawah keatas, dan nilai ADX minimal 20 (dalam contoh tsb dibuat 25).
3.Exit jika harga telah bergerak diatas kurva middle band Bollinger Bands.

- Untuk time frame yang lebih tinggi atau lebih rendah caranya sama saja. Semoga bisa membantu.

M Singgih   30 Jun 2015

Pada gambar no 1 exit buy itu jika harga telah bergerak di bawah kurva bollinger bands.
-pertanyaan saya Harga yang melewati kurva bollinger bands itu harga penutupan candle apa harga terendah candle?
-Bagaimana penentuan nilai STOPLOSS & TAKEPROFIT (metatrader4) jika saya menggunakan sistem entry market seperti di atas agar profit saya berkembang?

Vande   30 Jun 2015

berapa penentuan nilai STOPLOSS/TAKEPROFIT (metatrader4 ) jika saya menggunakan sistem entry market diatas agar profit saya berkembang?

Vande   2 Jul 2015

@ vande:
- Harga yang melewati kurva bollinger bands itu harga penutupan candle apa harga terendah candle? : harga penutupan.
- Untuk level stop (stop loss) bisa ditentukan pada level dibawah kurva middle band (untuk posisi buy) atau diatas kurva middle band (untuk posisi sell). Take profit (target) bisa ditentukan ketika harga telah kembali bergerak dibawah middle band (untuk posisi buy) atau diatas kurva middle band (untuk posisi sell):


trailing stop

- Untuk memaksimalkan profit Anda bisa menggunakan teknik trailing stop, tetapi komputer Anda harus terus on, atau Anda menyewa VPS (Virtual  Private  Server).

M Singgih   6 Jul 2015

@Bayu:

1. Periode dalam indikator adalah batasan candlestick/waktu yang digunakan untuk nilai indikator. Setiap indikator mempunyai rumus/hitungannya masing-masing, contohnya moving average (MA) dihitung berdasarkan nilai rata-rata setiap periodenya. Jika Anda memasukkan periode 5 dalam indikator MA pada time frame H1 (1 jam) artinya candlestick MA yang dihitung adalah 5 candlestick ke belakang (5 jam terakhir).

Semakin besar periode maka semakin jauh perhitungannya. Sebagai contoh, jika Anda memasukkan periode 14 pada indikator MA di time frame H1 (1 jam) artinya nilai MA akan dihitung sebanyak 14 candlestick terakhir (14 jam terakhir, dihitung dari yang paling akhir).

2. Periode 1 =  1 candlestick terakhir. Jika Anda memasukkan angka 10 pada periode maka perhitungan rumus indikatornya akan mencakup 10 candlestick terakhir.

3. Periode 14 artinya perhitungan indikator ADX mencakup 14 candle terakhir pada time frame yang digunakan. Jika time frame yang digunakan H1 dengan periode 14 maka nilai ADX yang tercantum mencakup 14 candlestick terakhir atau 14 jam terkahir.

Jika periode yang digunakan adalah 50 pada time frame H1 maka nilai ADX yang tercantum meliputi 50 candlestick terakhir atau 50 jam terakhir.

Kiki R   13 Apr 2020

@Bayu
Seperti yg dijelaskan master Kiki diatas periode batasan candlestick/waktu. fungsi periode di indikator seperti yg dijelaskan master Kiki di atas Jika periode yang digunakan adalah 50 pada time frame H1 maka nilai ADX yang tercantum meliputi 50 candlestick terakhir atau 50 jam terakhir. Penggunaannya semakin kecil time frame yg digunakan maka settingan periode juga sebaiknya semakin kecil. contoh Time Frame M5, M15 cocok digunakan periode rendah 10,20,30 tapi time frame tinggi H4, W1 kurang cocok gunakan periode rendah karena terlalu kecil.

Kenapa master Kiki buat periode 50? karena master Kiki trader jangka menengah dan panjang. jika trading hanya target 10-50 pips maka gunakan time frame rendah M5,M15 gunakan juga periode rendah 5,10,14 supaya lebih detail. sedangkan buat trader yg menahan posisi berhari-hari kadang berminggu-minggu maka gunakan time frame tinggi H4,W1 dengan periode tinggi juga 50,100,200,300. logika gampangnya kalau kita mau cari teman maka kita gak perlu tau masa lalu teman tersebut cukup baik saja terlihat ya sudah bagus, sedangkan kalau kita mau cari isteri pasangan maka kita harus tau seluk beluk masa lalunya dan mantan-mantannya karena pasangan hidup itu untuk jangka panjang.

Periode itu juga seperti itu, kalau kita mau entry di time frame rendah hanya untuk ngejar beberapa pips cukup kita melihat chart beberapa jam sebelumnya, tapi kalau mau entry di time frame tinggi H4,W1 maka kita perlu melihat chart berhari-hari ataupun berminggu-minggu sebelumnya. coba tes aja di akun demo, pengaturan angka periode sesuaikan dengan gaya trading scalping, trader harian, trader menengah atau trader jangka panjang.

Malik Fazal Gafi   16 Apr 2020

Maaf sebelumnya pak, saya baru belajar tentang forex ini. Banyak yg belum saya ketahui. Yang mau saya tanyakan
1. apa maksud periode dalam trading?
2. Berapa lama waktu yg dibutuhkan dalam 1 periode?
3. Dalam indikator ADX ada yg membuat periode di angka 14. Dan anda membuat angka 50 di periode ADX. Maksudnya bagaimana ya pak?
Terima kasih

Bayu   11 Apr 2020

Apakah bila volatilitas trading rendah, Indikator ADX tidak efektif digunakan? Minta rekomendasi indikator lain pada saat volatilitas rendah bang. Makasih

Syafrudin   22 Aug 2022

@Syafrudin: Bukan tidak efektif, tapi lebih ke pembacaan ADX akan menunjukkan angka yang rendah (dibawah 20).

Market dengan volatilitas rendah artinya pergerakan harga tidak terlalu besar sehingga profit yang Anda dapatkan pun kurang maksimal.

Jadi, pendekatan yang benar bukanlah menghindari ADX saat volatilitas rendah, namun menunggu sampai pair tersebut mempunyai volatilitas yang tinggi baru Anda masuk lagi ke pasar.

Trading pada market dengan volatilitas rendah cenderung kurang bagus karena market belum bergerak penuh dan tingkat random (acak) lebih tinggi.

Namun, jika Anda tetap ingin trading pada volatilitas rendah, indikator yang Anda perlukan sama seperti pada volatilitas tinggi, yaitu:

1. Indikator untuk melihat arah harga, contohnya MA, Bollinger bands, MACD, dst.

2. Indikator untuk melihat level, contohnya RSI, Fibonacci retracement, pivot points, dst.

3. Indikator untuk trigger entry, contohnya stochastic.

Kiki R   23 Aug 2022

pak dari indikator adx sendiri sebenarnya line mana yang perlu dapat perhatian lebih? Line ADX, DI- atau DI+ nya? Membingungkan sekali soalnya kalau ketiganya sedang bertumpukan satu sama lain

Tirta Guna   31 Aug 2022

@Tirta Guna: Yang paling penting adalah line ADX-nya karena tujuan menggunakan ADX adalah mengukur kekuatan tren yang terjadi saat ini.

Kiki R   1 Sep 2022

@ Tirta Guna:

Tidak ada perhatian lebih atau perhatian kurang. Harus diamati secara bersamaan baik ADX, +DI dan juga -DI. Kurva ADX untuk mengetahui kekuatan trend yang sedang terjadi berdasarkan nilai ADX-nya. Sedangkan posisi kurva +DI dan -DI untuk konfirmasi trend yang sedang terjadi. Jika terjadi perpotongan (crossing) antara +DI dan -DI, maka akan terjadi pergantian trend.

M Singgih   15 Dec 2022

@ Syafrudin:

Kegunaan indikator ADX adalah untuk mengetahui apakah pergerakan harga sedang trending dengan kuat, atau bergerak sideways (tidak trending). Jadi kurva indikator ADX menunjukkan seberapa besar kekuatan trend. Semakin tinggi nilai ADX semakin kuat trend yang sedang terjadi.

Adapun volatilitas tidak berhubungan langsung dengan kekuatan trend. Volatilitas rendah belum tentu tred lemah atau tidak trending, tetapi range tradingnya bisa saja rendah. Untuk mengukur tinggi rendahnya volatilitas, digunakan indikator Bollinger Bands. Untuk penjelasan silahkan baca: Cara Menggunakan Indikator Bollinger Bands

Kalau volatilitas rendah dan pergerakan harga sedang sideways, Anda bisa menggunakan indikator oscillator seperti RSI atau stochastic. Amati level overbought dan oversold-nya. Untuk mengetahui pergerakan harga sedang trending atau sideways bisa dengan indikator ADX, jika ADX di bawah level 20, maka diasumsikan pergerakan harga sedang sideways.

M Singgih   16 Dec 2022

Selain ADX, indikator alternatifnya apa pak yang bisa digunakan untuk deteksi meomentum tren?

Opung Gaul   19 Dec 2022

@Opung Gaul: Selain ADX, Anda juga bisa mendeteksi perubahan momentum dengan indikator bollinger bands.

Saat momentum lemah atau sideways, indikator bolliger bands akan mengecil dan harga akan bolak-balik di dalam upper band dan lower band.

Namun, saat terjadi momentum yang sangat kuat, maka indikator BB akan mengembang.

Kiki R   22 Dec 2022

@Opung Gaul

Ada banyak sekali indikator yang bisa merepresentasikan momentum atau kekuatan market saat itu. Selain ADX, indikator jenis Oscillator seperti MACD, RSI, bahkan Stoch juga bisa dibuat sebagai indikasi untuk melihat momentum pasar. Dalam kasus Oscillator, momentum dapat diketahui saat terjadi Crossover antara nilai indikator pada suatu value tertentu. Misalkan pada MACD, saat nilai histogram Crossover ke bawah nilai 0 maka momentum dinyatakan Bearish. 

Nur Salim   29 Dec 2022
 Gatoot |  17 Feb 2021

Mana yang lebih akurat antara settingan close-close dan high-low pada Stochastic? karena tampilannya sangat beda sehingga beda interpretasinya.

Mohon arahannya dan sebaiknya untuk trading forex dan gold pakai yang mana?

Tks banyak sebelumnya atas arahannya.

Lihat Reply [31]

Untuk Gatoot..

Hal ini tergantung dari TF yang digunakan. Anda bisa menggunakan default, atau bawaan dari MT4 sendiri.

Thanks.

Basir   14 Oct 2016

@ Gatoot:
Yang lebih akurat adalah dengan price field yang Low / High, sesuai dengan teori dasar stochastic yang dijabarkan oleh penemunya yaitu Geoge Lane.

Dengan price field Close / Close maka Anda tidak mengukur range harga yang sebenarnya. Bentuk tampilannya sama tetapi level overbought dan oversold-nya jelas berbeda karena untuk price field yang Close / Close dibatasi hanya pada level Close terendah dan Close tertinggi, tidak pada harga terendah dan tertinggi yang sebenarnya.

Perhatikan penerapannya pada Gold (XAU/USD) berikut ini:

Secara matematis penjabarannya adalah sebagai berikut:

%K = 100 x (Harga sekarang - Low n) / (High n - Low n)
dimana : n adalah periode waktu pengukuran.

Jika Anda menggunakan price field Low / High, maka:
%K = 100 x (Harga sekarang - Lowest Low)/ (Highest High - Lowest Low)
Highest High dan Lowest Low adalah harga High tertinggi dan harga Low terendah pada periode waktu pengukuran.

Jika Anda menggunakan price field Close / Close, maka:
Close/Close: 100 x (Recent Close-Lowest Close)/ (Highest Close - Lowest Close)

Highest Close dan Lowest Close adalah harga Close tertinggi dan harga Close terendah pada periode waktu pengukuran.
Jadi secara matematis keduanya jelas berbeda.
Semoga bisa membantu.

M Singgih   17 Oct 2016

Terimakasih banyak atas pencerahannya.

Oh ya kemudian untuk  settingan berapakah yang akurat dan safe untuk trading ?? 5 3 3; 7 3 3; 9 3 3 atau ada yang lainnya.

Mohon arahannya.
Terimakasih banyak atas perhatian dan bantuannya.
salam
gatoot
Gatoot   18 Oct 2016

@ Gatoot:
Parameter pada indikator stochastic adalah: (%K, %D, fast/slow stochastic). Untuk %D default-nya diset 3 (periode moving average untuk %K), dan fast/slow diset 3 yang menunjukkan slow stochastic.
Dari penjabaran sebelumnya %K menunjukkan persentase perbandingan harga terukur sekarang dengan range harga periode waktu yang ditentukan.

Jadi pemilihan parameter %K sepenuhnya tergantung dari periode waktu pengukuran. Semakin kecil periode waktu pengukuran akan semakin cepat respons-nya tetapi kurang akurat karena range harga yang diperbandingkan lebih kecil.
Jika Anda trading pada time frame daily, H4 atau minimal H1, periode waktu yang direkomendasikan adalah 14, jadi menggunakan parameter (14,3,3).

Jika trading dibawah time frame H1, periode waktu yang biasa digunakan adalah 5 (lebih kecil) karena dengan trading pada time frame rendah Anda tentu menginginkan respons secepatnya untuk mengambil keputusan. Tetapi trading pada time frame rendah akurasi pergerakan harganya juga lebih rendah dibandingkan dengan time frame tinggi karena pada time frame rendah sering terjadi noise.

Kesimpulannya: jika Anda trading pada time frame daily, H4 atau H1 maka gunakan parameter (14,3,3), dan jika trading pada M30, M15, M5 atau M1 gunakan parameter (5,3,3).

M Singgih   19 Oct 2016
Wah terima kasih sama yang tanya dan juga yang jawab saya sampai enggak kepikiran kalau pengaplikasian bisa merubah perhitungan indikator. Sama saya juga mau tanya kalau untuk pengaplikasian rsi disetting yang mana ya
TerimaKasih
Dyah   19 Dec 2016

@ Dyah:



RSI = 100 - ( 100 / (1+U/D) )
dimana U adalah jumlah rata-rata perubahan harga yang positif dan D adalah jumlah rata-rata perubahan harga yang negatif.

Untuk applikasi normal dalam trading digunakan harga penutupan (Apply to close), karena kita mengukur perbandingan perubahan harga penutupan (closed price) yang positif dan negatif, mana yang lebih kuat (strength index-nya). Harga penutupan adalah harga terakhir yang kita ukur.

Kalau disetting di High berarti hanya mengukur strength index harga tertinggi dalam suatu periode, kalau disetting di Low hanya mengukur strength index harga terendah, dan kalau diset di Typical Price hanya mengukur strength index level pivot pada periode tersebut. Hasilnya bisa berbeda sehingga interpretasi terhadap pergerakan harga bisa salah.

Sebagai contoh RSI (14) untuk applikasi closed price dan high price pada EUR/USD daily berikut ini:



Yang normal (apply to close) pada ‘A’ interpretasinya masih sell karena harga bergerak dibawah center line (level 50.0), tetapi untuk yang apply to high interpretasinya buy karena harga telah bergerak diatas center line.

M Singgih   22 Dec 2016
dear All
saya pemula @dan mulai belajar lebih kuat, trimakasih pak Gatot telah mewakili pertanyaan saya.  Nah sy mau bertanya, dimana nih di kolom ini apa kolom pertanyaan. pertanyaannya Boleh kenal dgn Pak Martin mau ikut kursus, private kalau boleh. trimakasih Yunzil
Yunzil   9 May 2020
Kalau settingan indikator stoch 9,3,3 itu cocoknya trading di time frame brp??? H1 atau H4 atau brp??? Metode MAnya lebih baik simple atau explonenstial atau berat linier???
Aang   23 May 2020

@ Gatoot:

Yang lebih akurat adalah dengan price field yang Low / High, sesuai dengan teori dasar stochastic yang dijabarkan oleh penemunya yaitu Geoge Lane.

Dengan price field Close / Close maka Anda tidak mengukur range harga yang sebenarnya. Bentuk tampilannya sama tetapi level overbought dan oversold-nya jelas berbeda karena untuk price field yang Close / Close dibatasi hanya pada level Close terendah dan Close tertinggi, tidak pada harga terendah dan tertinggi yang sebenarnya.


Perhatikan penerapannya pada Gold (XAU/USD) berikut ini:

Secara matematis penjabarannya adalah sebagai berikut:
%K = 100 x (Harga sekarang - Low n) / (High n - Low n), dimana : n adalah periode waktu pengukuran.

Jika Anda menggunakan price field Low / High, maka:

%K = 100 x (Harga sekarang - Lowest Low)/ (Highest High - Lowest Low)

Highest High dan Lowest Low adalah harga High tertinggi dan harga Low terendah pada periode waktu pengukuran.

Jika Anda menggunakan price field Close / Close, maka:

Close/Close: 100 x (Recent Close-Lowest Close)/ (Highest Close - Lowest Close)

Highest Close dan Lowest Close adalah harga Close tertinggi dan harga Close terendah pada periode waktu pengukuran.

Jadi secara matematis keduanya jelas berbeda.

Dengan demikian untuk trading baik forex, gold dan lainnya, gunakan setting dengan price field = Low / High.

 

M Singgih   20 Feb 2021

Stochastic ini lemah kalau digunakan di tf 5 menit ya pak? Kok entry saya sering salah pake indikator ini.

Febrian   3 May 2021

@ Febrian:

Indikator stochastic termasuk dalam jenis indikator oscillator, yang mana di-design untuk perhitungan level high dan level low yang sudah fix. Dengan demikian akan akurat jika diterapkan pada kondisi pasar yang sideways atau ranging. Sebaliknya kalau kondidi pasar sedang trending, semua jenis indikator oscillator seperti stochastic, RSI dan juga CCI tidak akurat dan penunjukan overbought dan oversold bisa diabaikan, kecuali penunjukan divergensinya.

Jadi jika Anda trading dengan indikator oscillator termasuk stochastic, perhatikan kondisi pergerakan harga saat itu sedang trending atau sideways. Untuk mengetahui kondisi trend pergerakan harga bisa diamati dari indikator ADX. Selain itu, sebaiknya menggunakan kombinasi indikator trend juga, seperti moving average dan MACD, sehingga kalau kondisi sedang trending, abaikan stochastic dan fokus ke moving average dan MACD.

M Singgih   4 May 2021

untuk indikator stochastic baiknya di kombinasikan dg indikator apa ya pak untuk lebih maksimalnya?

Gandy Gunaji   17 May 2022

bagaimana cara trading di pasar yang sedang sideways? mungkinkah baiknya stop trading dulu?

Syahril Romdhon   17 May 2022

untuk teknik trading scalping baiknya menggunakan indikator apa ya?

Muhaimin   17 May 2022

Indikator yang digunakan untuk analisa cryptocurrency apa ya masta?

Raditya Oktha   17 May 2022

@Gandy Gunaji: Dikombinasikan dengan indikator berjenis trend dan level.

Indikator berjenis trend untuk melihat trend yang sedang terjadi sehingga jelas posisi sell/buy yang akan diambil.

Kedua, indikator level untuk menentukan area sell/buy. Untuk level, bisa menggunakan level support/resisten atau suply/demand

Terakhir baru stochastic untuk masuk market pada saat persilangan garis stochastic diatas angka 80 atau dibawah 20.

Jadi jelas prosesnya, tentukan arah entry terlebih dahulu, lalu area entry, terakhir baru ke timing entry.

@Syahril Romdhon: Kalau strategi trading Anda optimal di market trending, maka sebaiknya stop trading dulu apabila market sedang sideways. Alternatif lainnya, Anda bisa mencari pair lain yang sedang trending.

Namun, kalau strategi trading Anda optimal di market sideways, tentu sideways adalah makanan Anda. Sebaliknya, kalau sedang trending, Anda sebaiknya keluar dari market dulu.

Jadi, jawabannya kembali pada strategi trading yang Anda gunakan.

@Muhaimin: Gunakan indikator sederhana yang mudah dipahami seperti moving average (MA), bollinger bands (BB), Relative stregth Index (RSI), atau stochastic.

Keeempat indikator ini sering digunakan oleh para scalper dalam trading.

Kiki R   2 Jun 2022

@Raditya Oktha:

Secara umum semua indikator yang biasa digunakan pada Forex ataupun saham juga bisa digunakan untuk kripto pak. Terutama indikator-indikator seperti Moving Average, Bollinger Bands, Stoch, RSI, dll. Lengkapnya bisa dibaca pada artikel kami 5 Indikator pilihan untuk kripto berikut. Di sana sudah dijelaskan 5 macam indikator serta cara penggunaannya untuk analisa kripto.

Nur Salim   3 Jun 2022

Apakah stochastic bisa dikombinasikan dengan indikator MA? Bagaimana caranya?

Jaenudin   24 Jun 2022

@Jaenudin: Bisa, caranya dengan menggunakan MA untuk melihat arah harga atau trend dan stochastic untuk timing entry.

Gunakan MA untuk melihat trend yang sedang berlangsung, lalu ketika harga pullback ke Support/resisten, gunakan stochastic (persilangan garisnya) untuk entry sell/buy.

Kiki R   30 Jun 2022

Parameter Slowing yang ada di Stochastics ini melambangkan apa ya pak?

Ocha   21 Jul 2022

@Ocha: Slowing pada indikator stochastic adalah periode yang digunakan untuk menghaluskan kurva% K, membuatnya lebih mengalir tanpa gangguan pasar.

Kiki R   21 Jul 2022

Terima kasih pak penjelasannya. ini saya coba sendiri dengan mengganti slowing-nya menjadi 20, grafiknya jadi lebih halus dan tidak banyak kenaikan-penurunan di stochasticnya. Izin melanjutkan pertanyaan pak. Pada nilai default serta artikel-artikel yang sering saya baca, kebanyakan nilai slowingnya lebih kecil dari nilai K serta sama dengan D. Di salah satu artikel yang saya baca nilai yg direkomendasikan adalah 14,3,3 sedangkan defaultnya 5,3,3. Apakah memang baiknya seperti ini pak? Nilai Slowing harus sama dengan nilai yang ditengah? Terima kasih banyak pak atas penjelasannya

Ocha   24 Aug 2022

@Ocha: Benar, nilai slowing dan %D sebaiknya sama.

Kiki R   25 Aug 2022

malam pak, perbedaan menggunakan level overbought dan oversold sendiri yang 20/80 atau 30/70 apa ya pak? di beberapa artikel diajarkan pakai yg 30/70 tp dari sumber lain jg saya dapat ada yg 20/80.

Fathan   4 Oct 2022

Angka level overbought dan oversold di RSI menggunakan 30/70.

Sedangkan untuk stochastic menggunakan angka 20/80.

Kiki R   6 Oct 2022

@ Jaenudin:

Semua indikator bisa dikombinasikan, terutama jika jenis indikatornya berlainan. Dalam hal ini moving average adalah indikator trend dan stochastic adalah indikator oscillator untuk melihat momentum entry.

Jika keadaan pergerakan harga sedang sideways, perhatikan posisi harga terhadap kurva MA dan posisi kurva stochastic yaitu perpotongan %K dan %D. Jika harga berada di atas kurva MA dan kurva stochastic berada di area oversold, maka keadaan tsb adalah sinyal untuk buy. Sebaliknya jika harga berada di bawah kurva MA dan kurva stochastic berada di area overbought, maka keadaan tsb adalah sinyal untuk sell.
Dalam hal ini kurva MA adalah konfirmator untuk indikator stochastic.

Jika pergerakan harga sedang trending, baik uptrend maupun downtrend, maka abaikan penunjukan overbought dan oversold indikator stochastic, amati apakah terjadi divergensi atau tidak. Untuk indikator trend termasuk MA (moving average), baik SMA atau EMA, tetap digunakan untuk melkihat arah trend yang sedang terjadi.

M Singgih   12 Dec 2022

Untuk Stochastic apakah lebih baik open posisi saat cross antara K dan D atau saat masuk area overbought dan oversoldnya saja ya master? 

Hilmi Hakim   24 Dec 2022

@Hilmi Hakim:

Keduanya benar dan baik serta bisa menjadi sama-sama profitable. Di satu sisi,  menunggu nilai K dan D cross terlebih dahulu akan mereduksi sinyal-sinyal palsu yang muncul dari Stoch. Hanya saja posisi entry yang didapat akan sedikit terlambat jika dibandingkan dengan menunggu harga masuk ke daerah Oversold dan Overbought. Begitu pula sebaliknya, akan banyak sinyal-sinyal palsu yang muncul jika bapak masuk saat harga memasuki daerah OS dan OB, namun level harga yang didapat lebih baik jika harga memang bereaksi di sana.

Keduanya bisa sama-sama menjadi profitable jika digunakan dengan disiplin dan konsisten. Saya pribadi lebih condong menggunakan varian yang tidak perlu menunggu terjadinya Cross terlebih dahulu. Hanya saja perlu ditambahkan Technical Tools lain yang berfungsi sebagai Key Level harga. Jadi posisi dibuka hanya saat harga berada di sekitaran Key Level serta nilai Stoch memasuki daerah OS dan OB.

Nur Salim   23 Jan 2023

@Fathan:

Yang ditanyakan ini setting default (bawaan Metatrader), atau setting yang disesuaikan sendiri?

Kalau setting default: RSI 30/70 dan Stochastic 20/80. Setting default ini juga jadi konsensus (kesepakatan tidak tertulis) di antara para trader sedunia yang direkomendasikan untuk pair paling populer, seperti EUR/USD, GBP/USD, dst.

Tapi pada prakteknya, tiap trader bisa menentukan sendiri ambang overbought/oversold masing-masing. Ambang RSI digeser ke 20/80 itu sah-sah saja. Ambang Stochastic juga bisa digeser ke 30/70. Yang terpenting asalkan cocok dengan sistem trading yang dipakai, serta cocok juga dengan pair yang ditradingkan.

Aisha   23 Jan 2023

@ Hilmi Hakim:

Keduanya. Indikator stochastic akan akurat jika digunakan pada kondisi pergerakan harga yang sideways. Ketika kurva %K dan %D telah memasuki area overbought atau oversold, maka entry ketika kurva %K telah memotong kurva %D.

Jadi ketika kurva %K dan %D telah memasuki area overbought, maka saat yang tepat untuk entry adalah ketika kurva %K memotong kurva %D dari arah atas ke bawah.

Sebaliknya ketika kurva %K dan %D telah memasuki area oversold, maka saat yang tepat untuk entry adalah ketika kurva %K memotong kurva %D dari arah bawah ke atas.

Ketika pergerakan harga sedang trending, overbought dan oversold tidak berlaku, tetapi amati apakah terjadi divergensi.

M Singgih   23 Jan 2023

@ Ocha:

Slow %K adalah nilai rata-rata dari %K untuk memperhalus %K agar tidak terlalu osilasi. %K adalah nilai rata-rata dari stochastic yang masih kasar (raw stochastic). Jika tidak dihitung rata-ratanya, maka %K = 1 atau disebut fast %K. Agar tidak terlalu osilasi dan penampilannya lebih halus hingga mudah dibaca, maka %K perlu dihitung rata-ratanya yang disebut dengan slow %K.

 

M Singgih   25 Jan 2023
 Gio |  24 Dec 2016

Saya telah menggunakan strategi scalping sistemnya menggunakan indikator EMA 8 & 21, RSI (9), dan PSAR. Tapi saya pernah baca salah satu artikel dari website ini juga, ada yg menyarankan utk menambah indikator MACD, kalo boleh tau setingan MACD-nya berapa yah? trus kalo boleh disertakan jg tips dan pengalaman master menggunakan strategi ini yah :D. terimakasih :)

Lihat Reply [20]

@ Gio:
- Penambahan indikator MACD adalah untuk konfirmasi saat yang paling tepat untuk entry, yaitu ketika kurva MACD tepat berpotongan dengan kurva sinyal.

- Setting MACD gunakan default, yaitu 12, 26, 9, atau ema 12, ema 26 dan sma 9. Parameter dalam MACD tidak seharusnya diubah-ubah karena akurasinya bisa berbeda, ini menurut penemunya (Gerald Appel). Selain itu MACD bisa digunakan dan valid pada semua time frame, hanya saja pada time frame yang rendah akan cenderung lagging (lebih lambat dalam merespon perubahan harga).

- Tips: kalau Anda trading di time frame 5 menit atau 1 menit tidak perlu dikonfirmasi dengan MACD, cukup ema 8 dan 21. Parabolic SAR dan RSI periode 9. Dengan ditambah MACD Anda akan terlambat entry karena respon MACD pada tf M5 dan M1 lambat, lebih cepat RSI. Tetapi jika trading di tf yang lebih tinggi (15 menit keatas) bisa dikonfirmasi dengan MACD.

M Singgih   28 Dec 2016

cara menentukan untuk entry nya sperti apa ya.?

Heri   13 Dec 2019

@Heri: Setelah mengetahui trend harga maka cara menentukan entry bisa menggunakan indikator MACD dan histogram OSMA. Entry tidak harus pada time frame 4-hour, tetapi bisa pada time frame yang lebih rendah sesuai dengan kebiasaan kita.

Setup Buy:

Buy jika kurva MACD telah memotong garis sinyal dari bawah ke atas dan pada saat yang bersamaan histogram OSMA bergerak di atas level 0.00. Dalam keadaan tersebut, momentum uptrend sedang kuat, dan semakin lebar jarak antara kurva MACD dan garis sinyal maka trend semakin kuat.

Scalping Dengan MA Dan

Exit ketika kurva MACD telah memotong garis sinyal dari atas ke bawah dan pada saat yang bersamaan histogram OSMA bergerak di bawah level 0.00. Pada kondisi tersebut, momentum uptrend sedang melemah dan kemungkinan harga akan berbalik arah.

Setup Sell:

Sell ketika MACD memotong garis sinyal dari atas ke bawah dan OSMA bergerak di bawah level 0.00. Kemudian, exit jika MACD memotong garis sinyal dari bawah ke atas dan OSMA di atas level 0.00.

Scalping Dengan MA Dan

Dengan metode ini level stop bisa ditentukan agak ketat, dan berapapun besarnya risk/reward ratio yang direncanakan, trader harus exit ketika momentum trend telah mulai melemah.

Terima Kasih

Kiki R   19 Dec 2019

Kok sama dgn saya? saya Psar, RSI (10) & EMA 50,100 & 150. trend jangka pendek = psar. jangka panjang EMA, & kekutaan momentum RSI. ada artikel kombinasi indikator, urutan terbaik ke terburuk : 1.EMA, MFI, dan RSI : 199 kejadian2.MA, MFI, dan RSI : 198 kejadian3.MA, MACD, dan MFI : 129 kejadian4.MA, MACD dan RSI : 95 kejadian5.EMA, MACD, dan MFI : 39 kejadian6.EMA, MACD, dan RSI: 30 kejadian. 

Utk MACD sudah ada artikelny kok, lupa settingannya.

Ade Bf   28 Dec 2020

Jika sudah muncul banyak candle hijau, dan MACD membengkak, apakah sinyal uptrend bisa dibilang valid?

Restu   30 Jun 2022

@Restu: Seperti yang sudah disebutkan di atas, sinyal buy dari indikator MACD yaitu saat garis MACD dan garis signal bersilang dan histogram mulai naik diatas angka 0.

Kiki R   30 Jun 2022

Bagaimana meningkatkan akurasi indikator MACD untuk day trader?

Wicaksono   13 Jul 2022

@Wicaksono: Caranya adalah dengan pemilihan struktur harga yang benar yaitu trending.

Indikator MACD akan lebih profitable jika digunakan pada market yang trending. Sedangkan pada market sideways hasil trading akan banyak loss karena harga tidak bergerak satu arah.

Jadi, kalau Anda ingin menggunakan indikator ini, terlebih dahulu pastikan tren yang sedang terjadi adalah trending.

Kiki R   14 Jul 2022

Jika pada indikator MACD pada grafik barnya (yang warna hijau) semakin panjang atau melebar, apakah itu pertanda ada penambahan volume trading?

Firman   3 Aug 2022

@Firman: Benar, jika histogram MACD (bar hijau) melebar, artinya selisih antara garis MACD terhadap garis signal melebar.

Selisih yang melebar artinya terdapat volatilitas atau bolume yang bertambah pada periode terakhir.

Semakin tinggi volatilitas, semakin tinggi volume didalamnya.

Kiki R   4 Aug 2022

Jika muncul divergence seperti ini, apakah konfirmasinya seperti yang saya tandai di gambar ini? Apakah snyal tradingnya nanti akan valid.

MACD

Ibrahim   5 Aug 2022

@Ibrahim: Benar, setelah divergence terbentuk, ketika histogram berada di atas, maka sinyal entry buy menjadi valid.

Kiki R   6 Aug 2022

Ijin bertanya pak, MACD kan dibuat berdasarkan perhitungan 2 buah Moving Average, kalau begitu apakah MACD ini juga sifatnya Lagging seperti MA?

Nugroho   24 Aug 2022

@Nugroho: Benar, indikator MACD sifatnya lagging.

Walaupun lagging, namun kualitas sinyal pembalikan arah lebih bagus. Ketika arah tren berubah, Anda bisa mengikuti arah yang sudah ditunjukkan oleh MACD.

Kiki R   25 Aug 2022

mohon info pak, kenapa garis di macd saya cuma 1 sedangkan contoh di atas ada 2. apakah itu macd khusus?

Fira Christi   29 Sep 2022

Benar. MACD yang mempunyai 2 garis di atas adalah MACD custom, bukan MACD bawaan metatrader 4.

MACD bawaan metatrader 4 hanya mempunyai 1 garis.

Kiki R   30 Sep 2022

Selamat pagi pak, ijin bertanya. Selama ini saya baca-baca teknik trading divergen dengan macd biasanya digunakan pada time frame h1 ke atas. pertanyaan saya apakah metode divergen dengan macd ini juga bisa digunakan pada time frame kecil seperti m15 bahkan m5? 

Shaffiyah Kalana   8 Nov 2022

Hi, kak Shafiiyah.

Ya, strategi trading divergen bisa juga digunakan pada time frame kecil seperti M15 dan M5.

Kiki R   9 Nov 2022

Bagaimana cara deteksi adanya Divergence pada MACD dan chart ya kak? Saya masih belum paham. 

Rivan Aditya   10 Nov 2022

Cara mendeteksi divergence menggunakan MACD simple kok mas.

Anda tinggal memperhatikan harga tertinggi (high) dan harga terendah harga (low) yang baru terbentuk.

Jadi, patokan pertama yang harus Anda lihat adalah harganya dulu.

Divergence terjadi apabila ada perbedaan antara harga dengan MACD.

Misalnya, harga membentuk harga tertinggi baru (higher high) tapi MACD malah cuma harga tertinggi yang lebih rendah (lower high) 

Setting Macd Untuk Strategi Scalping

Sebaliknya, divergence juga terjadi pada harga yang membentuk harga terendah baru (lower low) tapi MACD malah higher low.

Setting Macd Untuk Strategi Scalping

Kiki R   11 Nov 2022
 Sodya |  29 Mar 2021

Siang pak, mohon izin bertanya bagaimana cara menentukan open posisi pada gold hari ini?

Lihat Reply [3]

@ Sodya:



Setelah pola falling wedge tidak terkonfirmasi, dari penunjukan indikator moving average, parabolic SAR, Bollinger Bands, ADX, MACD dan RSI, maka untuk jangka menengah panjang masih cenderung bearish, atau masih sell.

M Singgih   31 Mar 2021

Pak titik-titik itu indikator apa ya? Dan fungsinya buat apa?

Sitompul   9 Apr 2021

@ Sitompul:

Itu indikator parabolic SAR, yang menunjukkan arah trend pergerakan harga. Jika titik indikator parabolic SAR berada di bawah candlestick maka arah trend pergerakan harga sedang naik, dan jika titik indikator parabolic SAR berada di atas candlestick maka arah trend pergerakan harga sedang turun.

M Singgih   11 Apr 2021
 

Komentar @inbizia

Jawaban untuk Vera:

Ada beberapa langkah yang dapat Anda ambil untuk membantu mengurangi kemungkinan menerima sinyal palsu saat menggunakan pola trading. Berikut adalah beberapa saran yang bisa Anda pertimbangkan:

  • Pelajari pola dengan baik: Penting untuk benar-benar memahami pola trading yang Anda gunakan. Pelajari semua detail tentang pola tersebut, termasuk kriteria masuk dan keluar yang dianjurkan, serta faktor-faktor yang harus dipertimbangkan sebelum mengambil posisi. Semakin dalam pemahaman Anda tentang pola tersebut, semakin baik Anda dapat mengenali situasi di mana pola tersebut mungkin menghasilkan sinyal palsu.
  • Gunakan konfirmasi tambahan: Selain mengandalkan pola tunggal, gunakan indikator atau metode konfirmasi tambahan. Misalnya, Anda dapat menggabungkan pola candlestick dengan indikator teknikal seperti RSI (Relative Strength Index) atau MACD (Moving Average Convergence Divergence) untuk memvalidasi sinyal. Konfirmasi tambahan dapat membantu mengurangi kemungkinan menerima sinyal palsu.
  • Gunakan time frame yang lebih tinggi: Menggunakan time frame yang lebih tinggi dapat membantu menghilangkan sinyal palsu yang muncul pada time frame yang lebih rendah. Sinyal yang muncul pada time frame tinggi biasanya lebih kuat dan lebih bisa diandalkan. Namun, perlu diingat bahwa dengan menggunakan time frame yang lebih tinggi, Anda mungkin akan memiliki sedikit peluang trading, jadi pertimbangkan dengan bijak.
  • Gunakan manajemen risiko yang baik: Manajemen risiko yang baik sangat penting dalam trading. Tetapkan level stop loss yang rasional untuk setiap perdagangan dan patuhi rencana Anda. Jika Anda melihat sinyal yang meragukan atau tidak sesuai dengan rencana trading Anda, lebih baik melewatinya daripada memaksakan perdagangan yang berisiko.
    Selain menetapkan level stop loss yang rasional, penting juga untuk memperhatikan rasio risk/reward yang seimbang. Idealnya, Anda harus mencari peluang dengan potensi keuntungan yang lebih besar daripada risiko yang diambil. Jika Anda melihat sinyal yang meragukan atau tidak sejalan dengan rencana trading Anda, lebih baik bersabar dan menunggu peluang yang lebih baik daripada memaksa masuk ke perdagangan yang berisiko.
  • Tinjau kembali hasil trading Anda: Tetaplah melacak dan meninjau hasil trading Anda secara berkala. Analisis ini akan membantu Anda mengidentifikasi pola atau situasi yang cenderung menghasilkan sinyal palsu. Jika Anda menemukan pola yang sering menghasilkan sinyal palsu, pertimbangkan untuk menghindari pola tersebut atau menyesuaikan strategi Anda untuk meminimalkan risiko.
  • Latih kemampuan pengenalan pola: Praktikkan pengenalan pola secara konsisten melalui latihan dan pengalaman. Semakin banyak pengalaman yang Anda dapatkan, semakin baik Anda akan mengenali sinyal yang valid dan menghindari sinyal palsu. Latihan dengan akun demo atau menggunakan backtesting dapat membantu meningkatkan kemampuan Anda dalam mengenali pola secara akurat.
  •  Kiki R |  22 Jun 2023
    Halaman: Cara Trading Menggunakan Ascending Triangle Pattern

    Jawaban untuk Elsa:

    Pada dasarnya tidak ada indikator yang paling cocok dengan pola ini karena setiap indikator mempunyai kekurangan dan kelebihan masing-masing. Namun, ada beberapa indikator yang dapat cocok dikombinasikan dengan pola triple bottom pattern untuk memberikan konfirmasi tambahan dan meningkatkan keakuratan sinyal.

    Berikut adalah beberapa indikator yang sering digunakan bersama dengan pola triple bottom:

  • Moving Average (MA): Moving Average dapat memberikan konfirmasi tren dan mengidentifikasi perubahan arah harga yang dihasilkan oleh pola triple bottom. Trader dapat menggunakan MA dengan periode yang relevan, seperti MA 50 atau MA 200, dan mengamati hubungan antara harga dan MA tersebut. Jika harga berhasil melintasi MA dari bawah ke atas, hal ini dapat memberikan konfirmasi tambahan bahwa pembalikan harga yang diharapkan sedang terjadi.
  • Oscillators: Oscillators seperti Relative Strength Index (RSI) atau Stochastic Oscillator juga dapat digunakan untuk memberikan konfirmasi tambahan mengenai kondisi overbought atau oversold. Jika sinyal overbought atau oversold muncul pada saat yang sama dengan pola triple bottom, ini dapat meningkatkan validitas sinyal. Misalnya, jika harga mencapai kondisi oversold saat pola triple bottom terbentuk, ini dapat menunjukkan potensi pembalikan harga yang lebih kuat, karena tekanan jual yang berlebihan kemungkinan akan berkurang dan pembeli dapat mengambil kendali.
  • Volume: Volume perdagangan adalah indikator penting yang dapat memberikan konfirmasi tambahan pada pola triple bottom. Volume yang tinggi saat terjadi breakout di atas neckline atau saat harga menguji level support dapat mengindikasikan partisipasi yang kuat dari pelaku pasar dan memperkuat validitas sinyal. Volume yang tinggi dapat menjadi indikator bahwa banyak trader memasuki pasar dan meningkatkan peluang terjadinya pergerakan harga yang mengikuti pola triple bottom.
  • Bollinger Bands: Bollinger Bands dapat memberikan konfirmasi volatilitas dan membantu mengidentifikasi titik masuk yang potensial. Ketika harga mendekati atau memotong upper band setelah pola triple bottom terbentuk, ini dapat menjadi tanda bahwa harga berpotensi untuk melanjutkan pergerakan naik. Pergerakan yang signifikan di atas upper band dapat menunjukkan adanya peningkatan momentum pembalikan.
  • MACD (Moving Average Convergence Divergence): MACD adalah indikator populer yang dapat memberikan konfirmasi tren dan sinyal pembalikan. Garis MACD dan sinyal line-nya dapat membantu mengidentifikasi perubahan momentum dan memperkuat konfirmasi pola triple bottom. Crossing antara garis MACD dan sinyal line di atas level nol dapat menunjukkan adanya potensi pembalikan tren dari turun ke naik, mengkonfirmasi pola triple bottom.
  •  Kiki R |  24 Jun 2023
    Halaman: Strategi Trading Menggunakan Triple Bottom Line

    SEkedar bertanya nihhh soal peluang trading dengan kombinasi antara trendline dngn oschilator. Di artikel di tunjukkan bahwa ketika stochastic oscillator itu garisnyaa itu ke arah angka 80 dan melewati garis 80. Sedangkan di chart, harga itu sepertinya lagi ke arah naik tetapi ga nembus resistance dari lower high sblmnyaa, itu kita langsung buka trading sell, dan ternyata harga kemudian drop dan langsung nembus lower low sblmnya hingga membntuk lower low baru. Disaat harga dah nyentuh angka 20 kebawah, kita langsung diarahkan utk tutup posisi. Menilik dari itu, rasanya kok dngn stochastic oscillator serta trendline ini mudah digunakan ya? Kira2 stochastic oscillator ini memang cara penggunaanya seperti itu yaa?

     Kelvin |  23 Jul 2023
    Halaman: Cara Deteksi Peluang Trading Dengan Trendline Ala Mifx

    Iya! Sbnrnya penggunaan kombinasi antara trendline dan stochastic oscillator dalam trading bisa memberikan indikasi yang berguna serta mudah dipahami terutama untuk trader pemula, tetapi perlu diingat bahwa tidak ada metode yang 100% akurat dalam trading dan itu sudah diperingatkan oleh penulis. Keduanya adalah alat analisis teknikal yang dapat membantu memberikan gambaran tentang pergerakan harga, tetapi tetap memerlukan pemahaman dan penggunaan yang tepat.

    Perlu diketahui bahwa Stochastic oscillator adalah indikator momentum yang memberikan gambaran tentang kekuatan tren dan kondisi jenuh beli (overbought) atau jenuh jual (oversold) pada suatu aset. Ketika garis stochastic oscillator bergerak di atas angka 80 dan kemudian turun di bawah angka 80, itu menunjukkan kemungkinan adanya potensi pembalikan harga atau penurunan. Begitu juga ketika garis stochastic oscillator bergerak di bawah angka 20 dan kemudian naik di atas angka 20, itu menunjukkan potensi pembalikan harga naik atau kenaikan.

     Fred |  24 Jul 2023
    Halaman: Cara Deteksi Peluang Trading Dengan Trendline Ala Mifx

    Memang benar, dalam analisis pasar dan penggunaan pola candlestick, sinyal palsu dapat terjadi. Kondisi pasar yang overbought (jenuh beli) atau oversold (jenuh jual) adalah salah satu faktor yang bisa membantu mengidentifikasi potensi sinyal palsu dari pola candlestick, termasuk Three White Soldiers.

    Untuk mengkonfirmasi apakah pasar dalam kondisi oversold, ada beberapa indikator teknis yang menurut saya bisa digunakan dan lumayan efektif, seperti:

    • Indikator RSI (Relative Strength Index): RSI adalah indikator momentum yang mengukur kekuatan pergerakan harga dalam periode tertentu. Nilai RSI di atas 70 menunjukkan pasar overbought, sementara nilai di bawah 30 menunjukkan pasar oversold.
    • Indikator Stochastic Oscillator: Indikator ini juga membantu mengidentifikasi kondisi overbought dan oversold. Nilai di atas 80 menandakan pasar overbought, dan nilai di bawah 20 menandakan pasar oversold.
    • Indikator Bollinger Bands: Bollinger Bands mengukur volatilitas harga dan memberikan gambaran tentang apakah harga berada di level tinggi (overbought) atau rendah (oversold).
    • Divergensi: Perhatikan apakah pergerakan harga tidak sejalan dengan indikator momentum seperti RSI. Divergensi bisa menandakan bahwa pasar berpotensi berbalik arah.

    Nah, kita bisa mengkombinasikan beberapa indikator yang ada, tetapi saran aja, jangan terlalu banyak. Pilihlah yang mungkin lebih dimengerti daripada menggunakan semua indikator tersebut.

     Kevin |  27 Jul 2023
    Halaman: Cara Mengenali Pola Three White Soldiers Ala Broker Hsb

    Oh iyaa diartikel disebutkan juga untuk mendeteksi oversold dan overbought ini, bberapa indikator teknikal, seperti RSI (Relative Strength Index) atau Stochastic Oscillator, dapat membantu kita utk melihat apakah pasar sdh dlm kondisi overbought atau oversold. Jika indikator menunjukkan kondisi overbought atau oversold, maka ini dapat menjadi sinyal bahwa pasar sdng dalam kondisi jenuh.

    Nah, aku ingin bertanya mengenai apakah perbedaan antara RSI dan Stochastic Oscillator? Soalnya kedua indikator ini , sekilas aku ngeliat sama aja antara RSI dan Oscillator, krna sama2 ada grafik yg ngenunjukkin oversold dan overbought dan sama2 nunjukin dngn cara yg sama cma bedanya RSI itu 70 30 dan Oscillator itu 80 20. Nah, sbnrnya bedanya itu apa ya?

     Reka |  26 Jul 2023
    Halaman: Cara Mudah Deteksi Kondisi Jenuh Pasar Ala Broker Monex

    Kamus Forex

    MACD

    Singkatan dari Moving Average Convergence Divergence, yaitu indikator teknikal yang berfungsi menunjukkan arah tren dan momentum harga aset di pasar keuangan.

    Limit Order, Limit-Entry Order

    Jenis order dalam trading forex dimana trader melakukan entry Buy di bawah harga pasar sekarang, atau Sell di atas harga pasar sekarang.


    Kirim Komentar Baru