Saham-saham top gainers LQ45: PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) +2.17%, PT Bank Pacific Tbk (BRPT) +2.04%, PT Charoen Pokphand Tbk (CPIN) +1.93%, 6 jam lalu, #Saham Indonesia   |   IHSG melanjutkan penguatannya pada pagi ini, naik 0.21% ke level 7,114, 6 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Aneka Tambang (ANTM) menyampaikan jadwal pembagian dividennya sebesar Rp3.07 triliun. Cum date untuk dividen ANTM dijadwalkan pada pekan depan, 6 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP) akan mengambil keputusan terkait penggunaan laba bersih 2023 lewat RUPST yang digelar hari ini (14/Mei), 6 jam lalu, #Saham Indonesia

Mengenal Inversi Yield Obligasi Sebagai Tanda Resesi

Hana Raisa 7 May 2023
Dibaca Normal 5 Menit
bisnis > obligasi >   #obligasi   #resesi
Inversi yield obligasi adalah yang paling jarang terjadi di antara jenis kurva lainnya. Sekalinya muncul, pasar bisa gempar karena kurva ini dianggap sebagai sinyal resesi.

Konon, inversi yield obligasi adalah sinyal akurat terjadinya resesi di AS sejak akhir Perang Dunia II. Banyak yang mewanti-wanti agar para trader dan investor selalu memerhatikan fenomena ini.

Secara definisi, Inversi yield obligasi adalah kurva yang menunjukkan suatu obligasi jangka panjang memberikan yield lebih rendah dibandingkan obligasi berjangka lebih pendek. Mengenali bentuk kurva ini sangat penting karena mayoritas pasar sepakat mewaspadainya sebagai tanda resesi ekonomi. Adapun tanda-tanda resesi biasanya dikenali lewat gejala berikut:

  • Pasar saham memburuk
  • Kontraksi ekonomi
  • Suku bunga meningkat
  • Inflasi
  • Lapangan kerja menurun

Lantas, bagaimana inversi yield obligasi dapat memberikan peringatan resesi? Bagaimana cara membacanya?

Definisi Inversi Yield Obligasi

 

Memahami Kurva Yield Obligasi

Inversi yield obligasi ditandai dengan kurva yang menurun. Dalam ilmu ekonomi, kurva yield (yield curve) adalah grafik yang ditarik dari plot suku bunga beragam obligasi dengan peringkat kredit sama, tetapi memiliki jatuh tempo berbeda-beda dalam kurun waktu tertentu.

Apa maksudnya "obligasi yang memiliki peringkat kredit sama"?

Obligasi yang memiliki peringkat kredit sama merujuk pada beragam obligasi yang diterbitkan oleh satu entitas. Misalnya, oleh pemerintah AS, pemerintah Jepang, dan sebagainya. 

Kurva yield umumnya terdiri dari 3 jenis dengan penjelasan sebagai berikut:

  • Normal yield curve
    Obligasi jangka panjang memberikan yield lebih tinggi daripada obligasi berjangka lebih pendek. Hal ini disebabkan oleh risiko waktu yang ditanggung pemilik obligasi berjangka panjang dianggap lebih besar daripada pemilik obligasi berjangka pendek. Kurva yield normal cenderung menuju ke arah yang lebih tinggi.
  • Inversi/inverted yield curve/negative yield curve
    Menggambarkan obligasi jangka panjang memberikan yield lebih rendah daripada obligasi berjangka lebih pendek. Garisnya akan berkebalikan dengan kurva normal.
  • Mendatar/flat yield curve
    Bentuk kurvanya mendatar atau cembung, karena adanya selisih amat kecil antara yield obligasi jangka panjang dan jangka pendek. Jika inversi yield obligasi dianggap sebagai sinyal resesi, kurva flat sering dianggap sebagai sinyal transisi ekonomi dari satu siklus ke siklus berikutnya; entah itu dari kondisi ekspansif menjadi kontraksi maupun dari kontraksi ke ekspansif.

Ilustrasi Tiga Jenis Kurva Yield

Dari ilustrasi di atas, Anda bisa melihat perbedaan tiga jenis kurva yield. Tampak bahwa kurva normal mengarah ke atas, inversi ke arah terbalik, dan flat cenderung mendatar. Di antara ketiga jenis kurva tersebut, kurva inversi yield obligasi adalah yang paling kontroversial dan jarang terjadi.

Baca juga: Risiko Obligasi: 4 Hal Ini Harus Diwaspadai Investor

 

Inversi Yield Obligasi Pemerintah AS

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, inversi yield obligasi adalah kondisi ketika obligasi jangka panjang memberikan yield lebih rendah dibandingkan obligasi berjangka lebih pendek, padahal keduanya memiliki peringkat kredit sama.

Selain itu, ada pula yang disebut dengan inversi yield obligasi parsial. Kondisi ini menunjukkan bahwa hanya beberapa obligasi jangka pendek yang memberikan yield lebih tinggi daripada obligasi berjangka panjang.

Kurva yield yang paling populer dibuat berdasarkan yield obligasi pemerintah AS (US Treasury) bertenor 3 bulan, 2 tahun, 5 tahun, 10 tahun, dan 30 tahun. Kurva yield ini sering digunakan sebagai indikator pertumbuhan output dan ekonomi Amerika Serikat.

Seperti yang Anda ketahui, AS adalah negara adidaya yang memiliki hubungan dagang raksasa dengan ratusan negara lain di seluruh dunia. Jadi, tak heran jika inversi yield obligasi AS menjadi isu bertaraf internasional.

Secara historis, para pakar ekonomi telah meneliti inversi yield obligasi selama beberapa dekade. Di tahun 1960-an, Ruben Kessel dari NBER (National Bureau of Economic Research) menemukan bahwa perbedaan antara suku bunga jangka pendek dan jangka panjang cenderung mengalami penyempitan saat menjelang resesi.

Sebuah makalah yang dipublikasikan oleh Federal Reserve San Fransisco pada tahun 2018 mengungkapkan suatu fakta yang lebih mengejutkan lagi. Melansir dari makalah tersebut, inversi yield obligasi selalu terjadi menjelang resesi di AS sejak tahun 1955.

Kondisi ini bahkan terjadi pada akhir tahun 2005, 2006, dan 2007 sebelum terjadinya krisis keuangan 2007/2008 di Wall Street. Oleh karena itu, anggapan bahwa inversi yield obligasi merupakan sinyal resesi sudah dikenal luas tidak hanya trader dan investor, tetapi juga pakar ekonomi dan pejabat bank sentral.

Untuk memudahkan pemantauan, banyak pihak menyederhanakan upaya mendeteksi inversi dengan menghitung selisih antara yield obligasi AS bertenor 10 tahun (US10YT) dengan obligasi bertenor 2 tahun (US-02YT). Jika selisihnya negatif, maka sudah terjadi inversi, seperti yang terjadi pada bulan Agustus 2018 silam.

 

Cara Menyikapi Inversi Yield Obligasi AS

Pada dasarnya, inversi yield obligasi AS dapat berpengaruh pada beberapa hal berikut:

  1. Dapat terhubung dengan peristiwa global.
  2. Berdampak pada suku bunga pinjaman.
  3. Berdampak pada pergerakan pasar saham.

Meskipun demikian, bank sentral AS (Federal Reserve) sebetulnya agak mengabaikan kurva yield obligasi. Pejabat The Fed juga memiliki pandangan yang berbeda dalam mengevaluasi inversi yield obligasi beberapa waktu lalu. Ada yang menganggapnya perlu diperhatikan, ada pula yang menganggapnya tidak perlu dikhawatirkan.

Bagi trader, selama para pejabat The Fed tidak menganggapnya sebagai masalah serius, isu ini hanya akan mengganggu pasar sebentar. Dengan kata lain, inversi yield obligasi pemerintah AS hanya menjadi penggerak pasar yang signifikan jika pejabat bank sentral atau Presiden AS menganggapnya sebagai masalah serius.

Investor jangka panjang perlu memerhatikan inversi yield obligasi pemerintah AS secara serius dan memasukkannya dalam pemantauan aspek fundamental. Namun, relevansinya tetap bergantung pada kondisi ekonomi AS saat itu. Jika perekonomian tetap kuat, maka tidak ada alasan untuk terlalu khawatir.

 

Isu resesi 2023 tidak hanya diperbincangkan di kalangan penggiat ekonomi, tetapi juga setiap golongan masyarakat. Kabar baik untuk para trader, ada cara melindungi portofolio trading dari resesi dengan 4 langkah responsif dan 3 langkah preventif.

Terkait Lainnya
Kategori Terkait
 
Saham-saham top gainers LQ45: PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) +2.17%, PT Bank Pacific Tbk (BRPT) +2.04%, PT Charoen Pokphand Tbk (CPIN) +1.93%, 6 jam lalu, #Saham Indonesia

IHSG melanjutkan penguatannya pada pagi ini, naik 0.21% ke level 7,114, 6 jam lalu, #Saham Indonesia

Aneka Tambang (ANTM) menyampaikan jadwal pembagian dividennya sebesar Rp3.07 triliun. Cum date untuk dividen ANTM dijadwalkan pada pekan depan, 6 jam lalu, #Saham Indonesia

PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP) akan mengambil keputusan terkait penggunaan laba bersih 2023 lewat RUPST yang digelar hari ini (14/Mei), 6 jam lalu, #Saham Indonesia

Hubungan AS-Tiongkok menjadi fokus menjelang pengumuman tarif yang diharapkan, 23 jam lalu, #Forex Fundamental

USD/CHF pertahankan posisi di atas level 0.9050 saat dolar AS tetap lebih kuat, 23 jam lalu, #Forex Teknikal

EUR/JPY naik ke dekat level 168.00 di tengah berlanjutnya perbedaan suku bunga, 23 jam lalu, #Forex Teknikal

EUR/USD: Terlihat hambatan di sisi atas yang krusial akan muncul di level 1.0790-1.0800, 23 jam lalu, #Forex Teknikal

Pergerakan mingguan Indeks Dolar AS tampak tidak pasti setelah membentuk pola Inside Bar, 1 hari, #Forex Teknikal

Dalam fase konsolidasi, breakout bullish Indeks Dolar mungkin terjadi jika harga melampaui garis tren dan resistance horizontal di level 105.81, 1 hari, #Forex Teknikal

Harga emas naik cukup tajam pada minggu lalu dan membentuk bullish engulfing, 1 hari, #Emas Teknikal

Meski sedikit melemah pada akhir pekan, peluang buy emas masih terlihat di penembusan level 2400 atau retracement dari level-level support di atas 2290, 1 hari, #Emas Teknikal

Pasangan mata uang GBP/USD diperkirakan membentuk area support potensial di level 1.2449, 1 hari, #Forex Teknikal

Momentum bullish USD/JPY mulai berubah menjadi konsolidasi di bawah level 156.00, 1 hari, #Forex Teknikal

Pelemahan Dolar terhadap Yen Jepang kemungkinan berlanjut hingga minggu depan karena bias hawkish dari BoJ, 1 hari, #Forex Fundamental

EUR/USD terindikasi membentuk pola bullish Wolfe, namun sinyal Moving Averages masih menunjukkan tren bearish, 1 hari, #Forex Teknikal

EUR/USD diperkirakan menguji support di sekitar 1.0685 dengan potensi rebound menuju 1.1205, 1 hari, #Forex Teknikal

Konfirmasi bullish EUR/USD membutuhkan break resistance di 1.0845, 1 hari, #Forex Teknikal

Apabila EUR/USD melewati support di 1.0435, maka harga berpotensi turun lebih lanjut, 1 hari, #Forex Teknikal

Secara teknikal, AUD/USD sedang terkoreksi dalam pergerakan Downtrend Channel, 1 hari, #Forex Teknikal

Dolar Australia dapat menguji resistance di sekitar 0.6670 sebelum melanjutkan penurunan di bawah 0.6085, 1 hari, #Forex Teknikal

Outlook pelemahan AUD/USD akan terkonfirmasi jika harga turun dari batas atas Downtrend Channel, 1 hari, #Forex Teknikal

USD/CAD membentuk pola pembalikan Head and Shoulders. Harga diproyeksikan menguji resistance 1.3745 sebelum memantul ke bawah hingga melewati 1.2995, 1 hari, #Forex Teknikal

Konfirmasi penurunan Dolar AS terhadap Dolar Kanada dapat dilihat pada pengujian garis tren di indikator RSI, 1 hari, #Forex Teknikal

Bitcoin gagal melanjutkan pemulihan setelah pernyataan seorang pejabat The Fed meredupkan potensi pemotongan suku bunga AS dalam waktu dekat, 1 hari, #Kripto Fundamental

BTC/USD tertekan di bawah $61,000, namun indeks sentimen Fear and Greed masih mengindikasikan minat beli yang cukup potensial, 1 hari, #Kripto Teknikal

Mayoritas Altcoin cenderung berkonsolidasi seiring dengan pergerakan bearish Ethereum di bawah $3000, 1 hari, #Kripto Teknikal

Setelah mendapat keuntungan hingga $80 juta dari Bitcoin, Jack Dorsey (eks-CEO Twitter) mengumumkan akan menginvestasikan kembali 10% dari keuntungan tersebut ke aset-aset terkait Bitcoin, 1 hari, #Kripto Fundamental

Grup peretas asal Korea Utara, "Kimsuky", dikabarkan telah menggunakan varian malware baru bernama "Durian" untuk menyerang dua perusahaan kripto Korea Selatan, 1 hari, #Kripto Fundamental


Komentar @inbizia

Lindiawati: Secara garis besar, emas adalah safe haven dimana nilainya akan tetap bertahan dan tidak akan menyusut saat krisis. Jadi emas merupakan aset investasi yang bagus dan disukai oleh banyak investor. Nah, harga emas yang dimaksudkan diartikel ini adalah cenderung mudah diprediksi, karena ketika terjadi krisis ekonomi atau dunia lagi bergejolak, maka orang akan beramai-ramai investasi di emas yang menyebabkan harga naik, sedangkan ketika krisis lewat maka orang akan memulai menjual emas mereka dan menyebabkan harga turun.

Makanya kalau ditarik secara umum, maka harga emas di saat krisis akan cenderung naik. tetapi dalam proses naiknya akan ada turun sedikit dan naik lagi tetapi menuju tren bullish.

Keuntungan Trading Emas Di Broker

Bisa dilihat di grafik bahwa dari tahun ke tahun, emas mengalami kenaikan harga terus menerus dan hal ini lah menjadi dasar mengapa harga emas sangat mudah diprediksi dan harga emas menjadi penilaian kondisi dunia saat ini.

Contoh paling nyata adalah Resesi AS dengan harga emas yang naik (baca berita tanggal ini:Inbizia News : Market Pagi Ini: Risiko Resesi AS Makin Kuat, Emas Kembali Bullish)

Kemudian apakah pasangan logam atau minyak seperti emas,? Sama sekali ga. Hanya emas yang memiliki harga yang stabil cenderung naik. dan mengapa trading semua berdasarkan USD? Karena trading di seluruh dunia hampir menggunakan USD dan merupakan mata uang yang paling banyak diperdagangkan, selain itu dollar juga adalah safe haven.

 Willy |  3 Feb 2023
Halaman: Keuntungan Trading Emas Di Broker Finex

Eh sekedar nnya aja. Dikatakan di artikel klu investasti jangka pendek bsa jadi alternatif di sittuais inflasi dan resesi global yang menghantui. Misalkan investasi jangka pendek Forex ini apakah bsa dijadikan solusi bagi trader utk bertahan hdiup di tengah situasi resesi global dan ketidakpastian eknomi dunia?

Misalkan aku contohin ahja negara yg lagi resisi tinggi. Yg aku tau kan Argentina itu inflasi lagi tinggi banget. Dan misalkan ada trrader Argentina gitu trading Forex, apakah dia bsa bertahan ato paling ga memenuhi kebutuhannya disana tnap terikat dngn Peso yg makin ga bernilai?

 Handam |  16 Apr 2023
Halaman: Investasi Jangka Pendek Terbaik Menurut Broker Finex

Bisa kak! jadi investasi jangka pendek, termasuk trading Forex, bisa jadi alternatif buat para trader buat tetap bisa ngasilin duit di tengah situasi resesi global atau inflasi tinggi kayak di Argentina yg lagi ngalamanin inflasi tinggi. Tapi harus dibarengin dngn bnyk persiapan seperti latihan trading karena trading Forex juga berisiko tinggi dan ga selalu menghasilkan keuntungan. Jadi, para trader harus pintar-pintar ngambil keputusan dan ngelola risiko dengan baik.

Kalo contoh Argentina, para trader Forex di sana mungkin bisa cari keuntungan dengan jual-beli mata uang asing yang lebih stabil nilainya ketimbang mata uang lokal yang ga stabil. Sehingga bsa dikatakan utk menyambung hidup di sana mash bsa!

 Rozy |  18 Apr 2023
Halaman: Investasi Jangka Pendek Terbaik Menurut Broker Finex

Fabio: Wah, klu soal cocok atau enggaknya diversifikasi buat pemula kayak lu, gue bisa bilang cocok banget! Meskipun modal lu kecil, lu tetep bisa pake strategi ini dengan memilih beberapa aset yang berbeda yang sesuai dengan budget lu.

Modal yang ideal itu sebenernya tergantung kondisi finansial lu sendiri. Jadi, anggep aja modal yang siap lu investasikan (uang dingin)

Pas mau diversifikasi, lu bisa pilih beberapa aset yang beda, contohnya saham dari sektor industri yang berbeda-beda, pasangan mata uang Forex yang beragam, atau produk keuangan lainnya kayak obligasi atau komoditas. Atau lu bisa juga diversifikasi geografis dengan beli aset dari negara-negara atau wilayah yang berbeda.

Kalo soal modal tambahan, gak perlu panik juga. Gak harus langsung beli banyak aset sekaligus. Lu bisa mulai dengan dua atau tiga aset aja dulu, terus nambahin aset lainnya seiring waktu dan dapet modal tambahan.

 Anton |  28 May 2023
Halaman: Mengenal Proses Manajemen Portofolio Ala Broker Hsb

Halo gan! mau tanya dong! Mengenai kebijakan Moneter the Fed itu kan dikatakan bsa menggerakan US Dollar gitu. Nah kebijakan yg dipaparkan di artikel itu mengenai bsa meningkatkan tingkat suku bunga dan jga pembelian obilgasi gitu.

Saya sih udah cukup jelas mengenai bagaimana tingkat suku bunga bisa berpengaruh thdp poergerakan USD, tetapi utk obligasi, jujur saja, saya pertama kali membaca bahwa obligasi itu trnyata bsa pengaruh ke pergerakan suatu mata uang. Kira2 nih, apa aja faktor2 obligasi bisa memperkuat ato memperlemah suatu mata uang? Selain itu, utk obligasi sndiri ada ga laporan ekonominya kyk NFP gitu. Jdi klu emang ada, kan kita bsa siap2 trading ato menghindari jam2 rilisan obligasi di umuman gitu. Mhhn penjelasannya, makasih!

 Boris |  3 Jun 2023
Halaman: Beberapa Faktor Penggerak Dolar As Menurut Finex

Boris: Jd begini nih. Obligasi itu bisa ngaruh ke pergerakan mata uang, ada faktor2 yg bisa bikin mata uang jadi kuat atau lemah gara2 obligasi.

Pertama, suku bunga obligasi bs jdi penentu. Kalo suku bunga naik, investor bsa tertarik beli obligasi, itu bsa bikin mata uang negara itu menguat.

Kedua, risiko jg penting. Kalo obligasi negara itu dianggap berisiko, misalnya politiknya kacau ato ekonominya nggak stabil, investor bisa jual obligasi, dan itu bsa bikin mata uang melemah.

Lalu, ada laporan ekonomi terkait obligasi. Tapi, nggak ada laporan khusus obligasi kayak NFP, Bro. Yang ada laporan penjualan obligasi, hasil lelang, atau perubahan kebijakan pembelian obligasi sama bank sentral. Itu bisa pengaruhi sentimen pasar dan pergerakan mata uang. (baca : Kiat Trading Sukses dengan Sentimen Market)

Jadi, penting banget ngikutin berita dan paham faktor2 yg bisa bikin obligasi berpengaruh. Dengan informasi yang oke dan analisis yang jeli, kita bisa siap menghadapi pergerakan pasar yang terkait obligasi. Semoga jelas ya, Bro!

 Alex |  12 Jun 2023
Halaman: Beberapa Faktor Penggerak Dolar As Menurut Finex

Kirim Komentar Baru