Salah satu cara mengenali pembalikan harga adalah dengan pola fibonacci. Butterfly harmonic pattern merupakan pola yang sering ditemui di chart dan dianggap memiliki akurasi tinggi.
Harmonic pattern atau pola harmonic adalah pola geometri yang menggunakan angka rasio fibonacci untuk menentukan level atau area perubahan harga. Tidak seperti metode trading pada umumnya, pola harmonic berusaha memprediksi harga yang akan terjadi.
Pola butterfly merupakan salah satu dari empat pola harmonic utama selain crab, bat, dan gartley. Pola ini menunjukkan pembalikan arah yang terdiri dari empat kaki, mirip seperti pola gartley dan bat.
Strategi trading menggunakan pola butterfly harmonic dapat menjadi salah satu strategi trading andalan Anda. Pasalnya, pola ini merupakan salah satu pola grafik yang akurat dengan akurasi di atas 70%.
Baca juga: Cara Menggunakan Harmonic Pattern untuk Trader Pemula
Lalu, seperti apa itu pola harmonik dan pola butterfly? Bagaimana cara trading dengan pola tersebut.
Tenang, kami akan bahas pola ini secara detail untuk Anda.
Apa Itu Pola Harmonic atau Harmonic Pattern?
Konsep pola harmonic pertama kali diperkenalkan oleh H.M. Gartley pada tahun 1932. Gartley menulis tentang pola 5 titik yang dikenal sebagai pola gartley dalam buku Profits in the Stock Market.
Larry Pesavento mengembangkan pola ini dengan rasio fibonacci dan mendirikan aturan trading pola gartley. Beberapa penulis mengembangkan teori pola harmonic. Namun, yang terbaik adalah dari Scott Carney dalam bukunya Harmonic Trading.
Dia juga memperkenalkan pola lain selain gartley yaitu bar, crab, butterfly, shark, 5-0. Selain itu, dia juga menambahkan detail mengenai aturan trading, validitas, dan aturan money management.
Apa Itu Pola Butterfly?
Pola butterfly adalah pola fibonacci yang terdiri dari empat kaki (XABCD) dan memiliki kaki terpanjang di CD. Pola ini mempunyai prinsip kerja yang sama seperti double bottom dan double top.
Meskipun demikian, tidak seperti double top dan bottom, pola butterfly mulai pembalikan arah tren selama pengembangan dan dianggap sebagai indikasi yang lebih akurat daripada pola harmonic lainnya.
Pola butterfly yang valid memberikan sinyal atau tanda potensi pembalikan arah yang bisa Anda manfaatkan untuk entry.
Baca juga: 4 Tips Untuk Entry Trading Yang Akurat
Komponen Pola Butterfly
Berikut ini contoh pola butterfly yang terdapat di chart.
Seperti yang terlihat pada grafik di atas, pola butterfly mirip dengan gartley atau pola bat dengan empat kaki (XA, AB, BC, dan CD). Contoh di atas adalah pola bearish butterfly, yang menunjukkan peluang sell setelah polanya selesai.
Baca juga: Teknik Entry Trading dengan Pola Fibonacci Gartley
Berikut penjelasan detail mengenai 4 kaki dari pola butterfly.
- XA: Pada setup bearish butterfly, kaki pertama terbentuk dari harga yang turun dengan tajam dari poin X ke poin A.
- AB: Kaki AB terbentuk dari harga yang berlawanan dari XA dan tertahan di fibonacci retracement 78.6% dari panjang kaki XA.
- BC: Kaki BC terbentuk dari harga yang berlawanan dari AB dan pantul di fibonacci retracement 38.2% sampai 88.6% dari panjang kaki AB.
- CD: Kaki CD adalah kaki terakhir dan merupakan bagian yang paling penting dari pola ini. Kaki CD biasanya terbentuk dari fibonacci 127% atau 161.8% dari panjang kaki X-A. Peluang entry sell berada pada poin D.
Perbedaan utama antara pola butterfly dengan pola gartley atau bat adalah Anda harus mencari posisi pada saat kaki CD sudah mencapai fibonacci 127% dari panjang kaki XA. Idealnya, poin D juga berada di sekitar fibonacci ekstensi 161.8%-261.8% dari panjang kaki BC.
Bullish Butterfly dan Bearish Butterfly
Ada dua tipe atau jenis pola butterfly yaitu bullish butterfly dan bearish butterfly. Bullish butterfly adalah pola yang menunjukkan peluang harga akan naik sedangkan bearish butterfly mengindikasikan peluang harga akan turun.
Dengan demikian, pola bullish butterfly adalah setup untuk entry buy, sedangkan bearish butterfly adalah setup untuk entry sell.
Bagaimana Cara Mengidentifikasi Pola Butterfly
Untuk mengidentifikasi pola butterfly, Anda cukup memperhatikan tiga titik yaitu titik B, C, dan D. Tiga titik ini adalah patokan untuk mengkonfirmasi apakah pola butterfly valid atau tidak valid.
Baca juga: Bentuk Candlestick Konfirmasi yang Wajib Diketahui
Pertama, ukur titik B menggunakan fibonacci retracement yang ditarik dari X ke A. Nilai fibonacci retracement harus di 78.6% atau 0.786, karena jika hanya 38.2% sampai 61.8%, maka tidak memenuhi syarat sebagai pola butterfly.
Kedua, ukur titik C menggunakan fibonacci retracement yang ditarik dari A ke B. Nilai fibonacci retracement harus berada antara 38.2% sampai 88.6% atau 0.382 sampai 0.886.
Terakhir, ukur titik D dengan fibonacci retracement yang ditarik dari B ke C atau X ke A. Jika diukur dari B ke C, titik D harus berada di sekitar 1.618 sampai 2.618. Sedangkan jika diukur dari X ke A, maka tiitk D harus sekitar 1.27-1.618.
Checklist untuk Pola Butterfly
Untuk memastikan pola butterfly valid, Anda bisa menggunakan checklist di bawah ini:
- Panjang AB = 0.768 dari panjang kaki XA
- Panjang BC = 0.382-0.886 dari panjang kaki AB
- Panjang CD antara 1.618-2.618 dari panjang AB atau 1.272-1.618 dari panjang kaki XA.
Bagaimana Cara Trading Forex Menggunakan Pola Butterfly
Pola butterfly sudah diuji pada berbagai macam instrumen atau aset seperti forex, komoditas, saham, dan kripto. Kami merekomendasikan agar Anda melakukan backtest atau forward test pola ini sebelum menggunakannya.
Berikut ini cara trading menggunakan pola butterfly yang terdiri dari 4 langkah.
1. Gambar Pola Butterfly
Pertama-tama, gambar terlebih dahulu pola butterfly dan pastikan angka fibonacci pada titik B, C, dan D sesuai. Seperti pada gambar di bawah ini, terbentuk pola bullish butterfly dengan titik B dan C yang memenuhi syarat. Jadi, Anda tinggal menunggu titik D untuk valid.
2. Entry Pada Titik D
Masuk entry pada titik D. Karena contoh di atas adalah setup bullish butterfly, maka posisi yang masuk adalah buy.
3. Letakkan Stop Loss
Selanjutnya, letakkan stop loss beberapa pips di bawah fibonacci retracement 1.618 dari XA.
4. Letakkan Take Profit
Terakhir, kita tinggal melengkapi dengan level take profit (TP). TP1 letakkan pada titik B, sementara TP2 letakkan di titik A.
Contoh di atas adalah cara konservatif. Ada juga cara agresif yang meletakkan TP1 di titik A dan TP2 menggunakan trailing stop setelah harga melewati titik A.
Kekurangan dan Kelebihan Pola butterfly
Kekurangan dari pola butterfly adalah sulitnya mengidentifkasi pola ini, khususnya bagi trader pemula. Selain itu, trader sering salah mengartikan double top dan double bottom dengan pola butterfly.
Kelebihan dari pola butterfly adalah dari segi akurasi yang melebihi 70%. Dibandingkan dengan pola grafik lainnya, pola ini mempunyai indikasi yang kuat harga akan berubah arah. Terlebih lagi, pola ini mempunyai letak stop loss yang jelas yaitu pada level 1.618 dari XA.
Baca juga: 3 Cara Menentukan Reversal Untuk Mendulang Profit
Kesimpulan
Pola butterfly menawarkan potensi profit yang menggiurkan. Pasalnya, selain akurasinya tinggi, rasio risk/reward yang ditawarkan juga besar. Kedua kombinasi ini sudah sangat powerful.
Meskipun demikian, saya pribadi menyarankan menggunakan pola ini di time frame H4 ke atas. Hal ini karena pada time frame rendah, akurasinya menjadi lebih kecil karena terdapat banyak sinyal palsu (false signal).
Tidak ada satupun strategi trading yang sempurna, sehingga pahami baik-baik konsep risiko dan profit yang Anda dapatkan. Selalu gunakan money management agar akun Anda bisa bertahan dalam jangka panjang. Jika Anda tertarik menggunakannya, jangan lupa lakukan backtest atau forward test terlebih dahulu di pair favorit Anda. Tujuannya adalah untuk mengetahui sebesar besar win rate butterfly harmonic pattern sehingga Anda lebih siap dengan performanya.