Analisa intermarket adalah salah satu metode analisa harga dengan mempertimbangkan interaksi beberapa aset finansial seperti forex, saham, obligasi, dan komoditas.
Pasar forex merupakan bagian dari dinamika ekonomi global yang mendapat pengaruh dari berbagai jenis pasar finansial. Dalam hal ini, metode analisa intermarket dapat membantu trader mengoptimalkan keuntungan serta mengurangi risiko akibat pengaruh pasar lain terhadap pasar forex.
Menurut definisinya, analisa intermarket adalah analisa trading berdasarkan interaksi berbagai jenis aset finansial terhadap forex. Aset finansial tersebut meliputi: saham, obligasi, dan komoditas.
Dalam hal ini, ada beberapa aspek yang perlu dipahami saat melakukan analisa intermarket:
- Ada korelasi positif antara pasar saham dunia.
- Ada korelasi positif antara pasar saham, obligasi, dan nilai tukar mata uang suatu negara.
- Pelebaran selisih yield obligasi dua negara berpengaruh pada nilai tukar mata uang.
- Jika harga emas naik, USD cenderung melemah.
- Pergerakan USD berpengaruh terhadap harga minyak mentah.
Bagaimana aspek-aspek di atas bisa menjadi acuan dalam analisa intermarket? Mari, simak penjelasannya di bawah ini.
Dasar Analisa Intermarket
Berikut adalah pengaruh pasar lain bagi pasar forex yang menjadi dasar metode analisa intermarket:
- Saham: Dalam kondisi normal, jika indeks harga saham suatu negara menguat, maka nilai mata uang negara tersebut juga menguat. Begitu pun sebaliknya.
- Obligasi: Harga obligasi dan yield obligasi digunakan untuk mengetahui gambaran tingkat suku bunga di suatu negara.
- Komoditas utama dunia: Harga komoditas dunia digunakan untuk mengetahui tingkat inflasi serta penawaran dan permintaan (supply and demand) di negara-negara eksportir-importir.
Forex dan Saham
Model analisa intermarket seringkali dimulai dari indeks harga saham. Pasar saham adalah acuan utama pasar finansial, sedangkan indeks harga saham mewakili tingkat harga-harga saham blue chip suatu negara.
Untuk membeli saham suatu negara, Anda pasti harus menggunakan mata uang negara tersebut, bukan? Misalnya, saat Anda ingin investasi pada saham-saham blue chips Jepang, Anda harus menukarkan mata uang Rupiah yang Anda miliki dengan Yen Jepang.
Nah, otomatis, permintaan atas Yen Jepang akan meningkat. Jika permintaan meningkat, maka nilai tukarnya akan ikut naik. Sebaliknya, penjualan mata uang Rupiah menyebabkan penawarannya meningkat, sehingga nilai tukarnya menjadi berkurang.
Analisa intermarket forex dengan saham berpegang teguh pada premis:
Jika prospek saham suatu negara bagus, maka tingkat kepercayaan investor terhadap negara tersebut sedang naik, sehingga aliran dana yang cukup besar akan masuk ke negara tersebut, dan nilai tukar mata uangnya pun menguat.
Jika pasar saham mulai jatuh, maka kepercayaan para investor akan menurun, sehingga investor akan memindahkan kekayaannya ke mata mata uang negara lain yang prospek pertumbuhannya sedang bagus. Alhasil, mata uang negara tersebut akan melemah
Sebagai trader forex, Anda memang sepatutnya mengikuti kondisi bursa di beberapa negara utama seperti AS, Inggris, Jepang, dan China. Aliran uang akan terjadi pada negara yang indeks harga sahamnya sedang melemah ke negara yang indeks harga sahamnya sedang menguat. Jadi, jika Anda membeli mata uang suatu negara yang prospek pasar sahamnya sedang bagus dan menjual mata uang negara yang prospek pasar sahamnya buruk, Anda berpotensi meraup keuntungan yang lumayan.
Meskipun demikian, keadaan di atas hanya mungkin terjadi jika perekonomian global sedang dalam kondisi normal. Artinya, tidak sedang terjadi krisis atau resesi global. Jika kondisi perekonomian dunia sedang krisis, maka situasi sebaliknya mungkin saja terjadi. Misalnya, saat terjadi resesi ekonomi global 2007-2009, indeks harga saham Nikkei dan JPY yang awalnya berkorelasi negatif, menjadi berkorelasi positif.
Penting untuk diingat juga bahwa setiap ada gejolak di pasar finansial, pasar saham adalah pihak yang terpukul terlebih dahulu. Pasar lain seperti obligasi dan forex akan mengikuti kemudian. Pasar saham di seluruh dunia umumnya bergerak ke arah yang sama (berkorelasi positif). Jadi, jika terjadi krisis ekonomi global, maka harga saham-saham di berbagai belahan dunia akan berjatuhan.
Dalam analisa intermarket, ada beberapa indeks harga saham penting dunia yang wajib Anda perhatikan karena menjadi indikator utama analisa. Beberapa indeks harga saham tersebut meliputi:
-
Dow Jones - AS
Indeks saham Dow Jones adalah indikator utama yang mewakili 30 perusahaan raksasa di AS seperti McDonalds, Pfizer, atau AT&T. Indeks saham Dow Jones selalu dijadikan acuan investor di seluruh dunia dan merupakan indikator sentimen pasar terpenting. Indeks ini juga sensitif terhadap perubahan iklim politik dan ekonomi global.
-
S&P 500 - AS
Setelah Dow Jones, S&P 500 menjadi indeks saham yang banyak diperdagangkan di AS. S&P 500 melacak harga saham 500 perusahaan besar si AS. Sampai saat ini, pamor S&P 500 cukup tinggi dan dijadikan acuan para fund manager dan beberapa institusi keuangan AS.
-
NASDAQ - AS
NASDAQ adalah indeks saham yang mencakup 3700 harga saham perusahaan AS, khususnya perusahaan yang berbasis teknologi. Indeks ini terpenting ketiga setelah Dow Jones dan S&P 500.
-
Nikkei - Jepang
Pamor Nikkei di Jepang hampir setara dengan Dow Jones di AS. Indeks harga saham ini mencakup rata-rata 225 perusahaan besar di Jepang seperti Toyota, Japan Airlines, dan Fuji Film.
-
DAX - Jerman
DAX mencakup harga-harga saham blue chip dari 30 perusahaan utama di Jerman, seperti Deutsche Bank, BMW, dan sebagainya, yang diperdagangkan di Frankfurt Stock Exchange.
Selain indeks-indeks di atas, masih ada lagi indeks harga saham yang diperhatikan oleh banyak investor. Misalnya, Dow Jones Stoxx 50 di kawasan Euro, FTSE di UK, dan Hang Seng di Hong Kong.
Baca juga: 25 Istilah Saham Yang Wajib Diketahui Trader Pemula
Forex dan Obligasi
Pasar obligasi adalah salah satu bagian inti dari sistem pasar finansial global, sehingga ia juga diperhitungkan oleh para trader forex dalam analisa intermarket. Pada dasarnya, obligasi adalah dokumen yang menunjukkan bahwa investor telah setuju untuk meminjamkan sejumlah dana kepada pemerintah suatu negara (untuk obligasi pemerintah) atau suatu badan hukum (untuk obligasi korporasi).
Yield (bunga) obligasi bisa berubah-ubah karena mengikuti perubahan tingkat suku bunga bank sentral. Jika suku bunga naik, maka yield obligasi ikut naik, berlaku sebaliknya. Tingkat suku bunga bank sentral menggambarkan tingkat inflasi. Jadi, kenaikan ini akan menyebabkan nilai tukar mata uang menguat.
Bagi para carry trader, selisih atau spread antara yield obligasi dua negara bisa menjadi peluang emas. Maka dari itu, Anda bisa memprediksikan arah pergerakan pair forex dengan mengamati spread tersebut beserta perubahan tingkat suku bunga. Ketika spread yield obligasi antara dua negara melebar, mata uang dengan yield obligasi lebih tinggi akan menguat terhadap mata uang dengan yield obligasi lebih rendah.
Forex dan Komoditas
Jenis komoditas utama dunia yang paling memengaruhi nilai tukar mata uang dan menjadi indikator penting dalam analisa intermarket adalah emas (gold) dan minyak mentah (crude oil).
Korelasi forex dan komoditas emas bisa diuraikan sebagai berikut:
- Secara tradisional, bila perekonomian global sedang tumbuh, investor cenderung membeli Dolar AS dan menjual emas, begitu pun sebaliknya.
- Dolar Australia (AUD) adalah mata uang yang paling berkorelasi dengan harga emas dunia. Secara historis, AUD/USD mempunyai korelasi positif sebesar 80 persen terhadap emas.
- Pair forex lain yang juga berkorelasi terhadap emas adalah USD/CHF (Dolar AS vs. Franc Swiss). Alasannya, sebesar 25 persen Franc Swiss yang beredar di-backup oleh cadangan emas negara tersebut. Maka dari itu, Franc Swiss berkorelasi positif terhadap harga emas.
Sementara itu, minyak mentah atau biasa disebut juga dengan "emas hitam" dianggap berpengaruh karena negara-negara industri dunia pada dasarnya masih bergantung pada minyak. Korelasinya seperti ini:
- Harga minyak mentah dunia dipatok dengan Dolar AS, sehingga fluktuasi nilai Dolar AS akan berpengaruh secara langsung terhadap harga minyak dunia.
- Pair forex yang paling berkorelasi dengan harga minyak mentah dunia adalah USD/CAD. Jika harga minyak mentah naik, maka CAD akan naik atau USD/CAD turun, begitu pula sebaliknya.
Baca juga: Teknik Trading Simpel untuk Pair USD/CAD
Rangkuman Mengenai Analisa Intermarket dalam Trading
Dari penjelasan tentang analisa intermarket antara forex dengan saham, obligasi, dan komoditas utama dunia, dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek terpenting yang dibahas pada bagian sebelumnya memiliki penjelasan sebagai berikut:
- Ada korelasi positif antara pasar saham dunia: Saat indeks Dow Jones turun, kemungkinan besar indeks Nikkei juga ikut turun. Di sisi lain, indeks harga saham dan nilai tukar mata uang suatu negara juga berkorelasi positif. Saat indeks Nikkei (Jepang) turun, maka USD/JPY ikut melemah atau JPY menguat, berlaku sebaliknya.
- Ada korelasi positif antara pasar saham, obligasi, dan nilai tukar mata uang suatu negara: Kenaikan indeks harga saham dan yield obligasi mengisyaratkan return tinggi yang akan menarik investor masuk sehingga permintaan mata uang lokal juga meningkat.
- Pelebaran selisih yield obligasi dua negara berpengaruh pada nilai tukar mata uang: Jika selisih (spread) yield obligasi antara dua negara melebar, mata uang negara dengan yield obligasi tinggi akan menguat terhadap mata uang negara dengan yield obligasi rendah.
- Jika harga emas naik, USD cenderung melemah: AUD/USD, NZD/USD, dan EUR/USD naik, sedangkan USD/CHF turun.
- Pergerakan USD berpengaruh terhadap harga minyak mentah: Jika harga minyak mentah dunia naik, USD/CAD turun.
Hubungan-hubungan dalam analisa intermarket seperti di atas akan tampak dalam pergerakan harga jangka panjang. Jadi, analisa intermarket dapat menjadi bahan pertimbangan tambahan saat menentukan bias pasar. Namun, perlu diingat bahwa korelasi positif maupun negatif dalam analisa intermarket tidak bersifat mutlak. Artinya, korelasi tersebut bisa berubah-ubah tergantung kondisi perekonomian dunia saat ini.
Dengan mengamati pergerakan harga di banyak pasar, Anda akan memperoleh sinyal guna memprediksi arah pergerakan pair tertentu. Metode ini juga memungkinkan trader profesional untuk melakukan hedging di beberapa pasar. Salah satu tokoh yang terkenal piawai dalam melakukan analisa intermarket adalah Bruce Kovner.