Tahukah Anda mengenai indikator Moon Phase? Ternyata, penggunaan Moon Phase Trading diliputi banyak kontroversi. Seperti apa cara kerja indikator ini sebenarnya?
Dunia trading memiliki banyak sekali teori dalam mengartikan pergerakan harga. Namun, tak semua teori tersebut dibuat berdasarkan data statistik. Salah satunya adalah Moon Phase Trading.
Nama indikator Moon Phase mungkin belum terlalu familiar di telinga sebagian trader. Pasalnya, penggunaan teknik trading ini masih menjadi pro kontra di kalangan pengamat. Sebagian menganggap indikator ini mudah dipahami, sedangkan sebagian lainnya menganggap indikator Moon Phase kurang akurat karena unsur cocoklogi yang mendasarinya.
Meski banyak kontroversi yang meliputi indikator ini, tak bisa ditampik bahwa Moon Phase atau Fase Bulan memiliki ide yang menarik dalam analisa trading. Seperti apa detailnya?
Lebih Jauh Tentang Moon Phase Trading
Moon Phase atau yang sering disebut sebagai Lunar Cycle adalah ide trading dengan indikator yang dibuat berdasarkan pergerakan bulan. Menurut teori ini, harga aset akan berubah seiring dengan fase bulan.
Harga dianggap akan naik saat bulan purnama muncul dan kenaikan tersebut akan berakhir saat bulan baru. Sebaliknya, harga aset akan turun setelah bulan purnama dan proses pembentukan bulan baru.
Indikator ini juga dapat digunakan dengan penanggalan Hijriah, sebab penanggalan tersebut menggunakan pergerakan bulan. Dalam hal ini, tanggal 1 sampai 15 diartikan fase yang cocok untuk short (sell), sedangkan tanggal 15 sampai 30 cocok untuk trading long (buy).
Baca juga: 3 Pola Candlestick Untuk Open Posisi Buy
Contoh Penerapan Moon Phase
Lalu, bagaimana cara menggunakan Moon Phase Trading? Pertama-tama, trader harus terlebih dahulu menganalisa historis data pada pasar. Gunanya untuk mengenali pola atau tren yang sejalan dengan fase bulan.
Untungnya, beberapa platform kini sudah menyediakan indikator Moon Phase dalam fitur mereka. Kurang lebih seperti ini tampilan chart EUR/USD dengan bantuan indikator Moon Phase.
Dalam gambar chart di atas terdapat dua bulatan, yaitu bulatan terang yang menandakan bulan purnama dan bulatan gelap yang menandakan bulan baru. Trader bisa membuka posisi buy ketika grafik harga mendekati full moon atau purnama. Sebaliknya, ketika harga mendekati bulan baru, trader dapat menjual asetnya. Tapi, perlu diingat bahwa indikasi ini hanya merupakan rekomendasi; hasil trading yang didapat dari sinyal indikator Moon Phase mungkin tak sepenuhnya akurat.
Baca juga: 6 Ciri Penting Dalam Analisa Forex Akurat
Keunggulan Moon Phase Trading
Meski banyak kontroversi yang menyelimutinya, Moon Phase Trading ternyata memiliki beragam keunggulan. Tak heran jika indikator ini memiliki penggemar setia. Apa saja keuntungan dari indikator ini?
-
Memprediksi Pergerakan Harga
Indikator Moon Phase dapat membantu trader untuk memprediksi arah pergerakan harga. Memang, akurasinya masih diragukan oleh sebagian ahli. Namun, tak bisa dipungkiri bahwa indikator ini memiliki tampilan sederhana dan mudah dipahami oleh banyak jenis trader. Hingga kini, masih ada sejumlah trader yang mengandalkan Moon Phase Trading dalam memprediksi pergerakan harga.
-
Membantu Swing Trader
Indikator Moon Phase Trading cukup bermanfaat bagi para pengguna strategi Swing Trading. Seperti diketahui, jenis trader tersebut umumnya membuka posisi dari Swing tertinggi atau terendah harga. Indikator Moon Phase dapat membantu Swing Trader mengenali hal itu dan mencari tahu kapan saja mereka dapat memperoleh profit.
-
Menemukan Posisi Jual Terbaik
Trader yang mengincar posisi jual di suatu aset juga bisa diuntungkan oleh keberadaan Moon Phase Trading. Dalam hal ini, mereka bisa membuka posisi pada tanggal 1 sampai 15 setiap bulan sesuai indikasi Moon Phase.
Kekurangan Moon Phase Trading
Meski memiliki beberapa keuntungan untuk sebagian jenis trader, Moon Phase Trading juga memiliki sejumlah kekurangan. Apa saja kekurangannya?
-
Tidak Mempertimbangkan Supply dan Demand
Banyak ahli yang beranggapan bahwa indikator Moon Phase terbentuk dari cocoklogi semata. Itu artinya, indikator ini tidak didasarkan pada supply dan demand seperti layaknya indikator lain. Hal ini membuat trader tidak bisa menentukan seberapa kuat perubahan harga yang terjadi. Selain itu, trader juga tidak bisa melihat kondisi overbought ataupun oversold yang terjadi pada instrumen trading. Hasilnya, mereka tidak bisa membuat analisa yang akurat terkait posisi trading mereka.
-
Harga Aset Rawan Berubah Saat Fase Purnama
Moon Phase Trading sangat bergantung pada fase bulan. Perlu diingat bahwa bulan purnama berlangsung selama 3 hari dan tidak hanya pada tanggal 15 saja. Maka, para pengguna indikator ini harus pandai-pandai menentukan waktu yang tepat untuk membeli aset dalam jangka 3 hari itu. Di sisi lain, tak menutup kemungkinan bahwa harga aset bisa tiba-tiba turun dalam jangka waktu 3 hari tersebut. Akibatnya, trader bisa saja gagal memperoleh keuntungan hanya karena kurang mempertimbangkan faktor lainnya.
-
Rasio Profit Bergantung Pada Trend Pasar
Ketika tren sedang bullish, maka keuntungan yang bisa diperoleh sangat besar. Sebaliknya, ketika trend bearish, maka profit yang didapat juga akan menurun. Kondisi ini membuat indikator Moon Phase kurang fleksibel bagi banyak jenis trader. Trader harus benar-benar memperhatikan kondisi trend pasar terlebih dahulu supaya hasil trading bisa membawa profit yang diinginkan.
-
Akurasi Bergantung Pada Tipe Aset
Tingkat akurasi indikator Moon Phase sangat dipengaruhi oleh jenis aset yang sedang ditradingkan. Misalnya, aset seperti forex tentu memiliki reaksi yang berbeda dengan kripto saat menanggapi pergerakan bulan. Keduanya memiliki faktor beragam yang dapat mempengaruhi naik turunnya harga. Apalagi, forex sangat dipengaruhi oleh faktor fundamental seperti kebijakan bank sentral. Tentunya, bank sentral tidak membuat kebijakan berdasarkan fase bulan.
-
Kurang Cocok untuk Day Trading dan Scalping
Moon Phase Trading memiliki jangka berlaku 2 minggu, baik dari bulan purnama ke bulan baru dan sebaliknya. Secara alami, hal ini membuat kondisi Moon Phase kurang cocok untuk strategi day trading dan scalping. Pasalnya, kedua strategi tersebut mengharuskan trader menutup posisi kurang dari satu hari.
Perdebatan Seputar Moon Phase Trading
Ada banyak perdebatan yang meliputi Moon Phase Trading. Banyak ahli menganggap strategi ini kurang akurat karena tidak memiliki dasar ilmiah yang kuat. Tak ada bukti jelas yang menunjukkan bahwa fase bulan memiliki keterkaitan dengan pergerakan harga pasar.
Trader yang mengandalkan indikator Moon Phase pun seringkali hanya bermodal nekat. Hingga saat ini, belum ada performa trading dengan track record teruji yang menggunakan indikator ini. Karena itulah, Moon Phase dianggap belum bisa seakurat indikator teknikal lain yang bisa menghasilkan sinyal trading lebih baik.
Meski demikian, penelitian yang dilakukan oleh University of Basel menemukan bahwa Moon Phase ternyata bisa memberikan banyak profit pada trader. Kala itu, para peneliti mempelajari kinerja pasar saham lebih dari 90 perusahaan yang terdaftar pada Swiss Exchange selama tiga tahun. Studi tersebut meliputi beberapa faktor termasuk siklus bulan hingga pergerakan pada pasar saham harian. Dalam studi tersebut, disimpulkan agar trader mempertimbangkan fase bulan saat menyusun strategi.
Akhir Kata
Terlepas dari segala kontroversi yang meliputinya, indikator Moon Phase memiliki sejumlah manfaat bagi trader. Indikator ini memang tak seharusnya digunakan sebagai indikator utama, melainkan sebagai pendamping saja. Supaya hasil trading tetap akurat, gunakan juga indikator penunjang lainnya seperti price action, RSI, Stochastic Oscillator, dan masih banyak lagi. Dengan penggunaan indikator tambahan, trader bisa mendapatkan sinyal trading yang lebih akurat.