AUD/JPY masih berada di baawah level 104.00 setelah hasil beragam pada data Tiongkok, 1 hari, #Forex Teknikal   |   USD/CHF naik menuju level 0.9100 di tengah lebih rendahnya produksi industri Swiss, 1 hari, #Forex Teknikal   |   Pound Sterling mempertahankan kekuatan di dekat level 1.2700 meskipun dolar AS stabil, 1 hari, #Forex Teknikal   |   EUR/USDtetap bullish setelah koreksi hari Kamis, 1 hari, #Forex Teknikal   |   PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL) bakal membagikan dividen kepada pemegang sahamnya senilai Rp136.4 miliar, 1 hari, #Saham Indonesia   |   PT Sepeda Bersama Indonesia Tbk (BIKE) akan membagikan dividen tunai sebesar Rp12.9 miliar dari laba bersih di tahun buku 2023. , 1 hari, #Saham Indonesia   |   Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 0.42% ke level 7,277 pagi ini, 1 hari, #Saham Indonesia   |   PT Panca Budi Idaman Tbk (PBID) bakal membagikan dividen kepada pemegang sahamnya senilai Rp300 miliar. , 1 hari, #Saham Indonesia

Cara Membaca Stochastic Saham Untuk Pemula

Linlindua 30 Mar 2021
Dibaca Normal 10 Menit
bisnis > saham >   #saham   #stochastic   #trader-pemula
Indikator Stochastic merupakan alat bantu analisa yang sangat bermanfaat untuk memproyeksi harga saham secara teknikal. Bagaimana cara membaca stochastic saham yang ideal untuk pemula?

DI

Stochastic merupakan salah satu jenis indikator standar yang terdapat dalam aplikasi charting market. Indikator ini banyak difavoritkan dan sering digunakan oleh trader, tidak hanya untuk mencari keuntungan di pasar forex, tapi juga untuk mengenali peluang di pasar saham.

Cara membaca Stochastic saham

Namun sebelum melangkah lebih lanjut tentang cara membaca stochastic saham, terlebih dulu mari kita pelajari apa itu stochastic.

 

 

Mengenal Apa Itu Stochastic

Stochastic dibuat oleh George Lane, seorang trader komoditas yang berkarir sejak tahun 1950-an. Mulanya, ia mengamati keterkaitan antara harga penutupan terakhir, lalu ia bandingkan dengan harga tertinggi dan harga terendah dalam kurun waktu tertentu.

Apabila harga penutupan terakhir mendekati harga tertinggi secara konsisten, maka mengindikasikan dorongan beli. Akumulasi itulah yang nantinya akan menjadi sinyal bullish.

Sementara, apabila pengamatan menunjukkan harga penutupan terakhir mendekati harga terendah, maka menandakan adanya dorongan jual. Sinyal inilah yang akan menjadi bearish.

Indikator stochastic ini sekilas mirip dengan indikator momentum dan indikator RSI, terutama dalam hal pemberian sinyal divergensi, oversold, dan overbought.

Hanya saja, stochastic juga mampu menunjukkan mekanisme untuk mengaitkan tren jangka panjang dan tren jangka pendek, dengan cara membandingkan antara harga penutupan terakhir dengan total rentang pergerakan harga dalam kurun waktu tertentu; apabila stochastic tinggi, berarti menandakan harga penutupan dekat dengan harga terendah pada rentang perdagangan selama kurun waktu tertentu.

Baca juga: Teknik Trading Sesuai Arah Trend

Konsep mendasar cara membaca stochastic saham ini juga dilihat dari pergerakan harga pasarnya. Ketika harga pasar meningkat, maka harga penutupan yang dihasilkan cenderung berada di sekitar harga tertinggi rentang perdagangan. Sebaliknya, ketika pergerakan harga di pasar sedang menurun, maka harga cenderung berada di sekitar harga terendah.

 

Komponen dalam Indikator Stochastic

Berbeda dengan RSI yang memiliki satu garis sinyal, stochastic memiliki dua garis dinamis yang harus diamati, yakni %K dan %D.

Apa Itu Stochastic

Garis %K adalah garis stochastic mentah yang bersifat lebih sensitif dan cepat. Garis stochastic mentah ini menjadi garis utama dan digunakan sebagai signal line. Garis %K berfungsi untuk mengukur perubahan harga saat ini atau disebut fast stochastic. Untuk mendapatkan nilai %K, maka perlu dilakukan perhitungan berikut ini.

Misalnya, periode %K adalah 5, maka perhitungannya adalah:

100 x (harga penutupan 5 hari - harga terendah 5 hari) / (harga tertinggi 5 hari - harga terendah 5 hari)

Sementara itu, %D disebut juga sebagai %K yang diperhalus atau slow stochastic. Garis %D berfungsi menunjukkan nilai rata-rata (Moving Average) dari nilai %K. Cara mengetahuinya adalah dengan memberikan perhitungan Simple Moving Average pada nilai %K.

Baik %K dan %D berada pada rentang skala vertikal antara 0 sampai 100. Apabila garis stochastic berada di atas level 80, maka harga dikatakan dalam kondisi overbought. Sedangkan, apabila garis tersebut ternyata berada di bawah angka 20, maka dikatakan memasuki zona oversold.

Baca juga: Apa Fungsi Overbought dan Oversold?

Menurut George Lane, standar periode stochastic yang direkomendasikan ada pada angka 14. Akan tetapi, Anda bisa mengganti level tersebut sesuai keinginan. Selain 14, periode stochastic lain yang sering digunakan adalah 19 dan 24.

Berikut ini adalah rumus perhitungan Stochastic.

(close) - (low dari n) / (high dari n) - (low dari n) x 100 = %K

Keterangan

  • Close: harga penutupan pada saat ini.
  • Low dari n: harga terendah selama periode yang digunakan dalam rentang perdagangan.
  • High dari n: harga tertinggi selama periode yang digunakan dalam rentang perdangan.
  • Angka 100 untuk mengubah nilai menjadi persen.

Maka, apabila harga close sama dengan harga high dalam rentang waktu yang diamati pada hari ini, persentase %K yang diperoleh akan mencapai 100%.

 

Cara Menggunakan Stochastic Dalam Trading Saham

Bagi Anda yang ingin menambahkan stochastic dalam analisa, maka perlu mempelajari bagaimana cara membaca stochastic saham sekaligus menggunakannya untuk mencari peluang.

Nah, untuk memulainya, tambahkan indikator ini pada chart terlebih dulu. Stochastic akan tampil secara otomatis dalam kotak Oscillator, biasanya terletak pada bagian bawah chart atau terpisah dari chart harga utama.

Berikut ini adalah beberapa cara yang harus Anda perhatikan ketika menggunakan stochastic:

Baca juga: Cara Membaca Indikator Stochastic Menurut 3 Macam Fungsinya

 

1. Divergensi

Dalam trading, divergensi berarti perbedaan antara arah indikator dengan pergerakan harga. Divergensi menjadi salah satu cara membaca stochastic saham untuk memprediksi kapan tren akan berbalik arah.

Ketika posisi puncak (high) atau dasar (low) stochastic menurun, berarti momentum harga saham sedang lemah. Sebaliknya, ketika posisi high atau low stochastic meningkat, maka sedang terjadi peningkatan momentum.

Divergensi terjadi ketika harga naik tetapi garis stochastic tidak ikut naik. Maka, yang terjadi selanjutnya adalah penurunan karena stochastic bisa mengindikasikan momentum yang mendahului pergerakan harga. Begitupula sebaliknya. Apabila market turun tetapi garis stochastic tidak turun atau flat, maka yang terjadi berikutnya adalah kenaikan.

Divergensi Stochastic

Contoh chart di atas menunjukkan bagaimana divergensi terjadi antara stochastic dan pergerakan TLKM. Terlihat bahwa High 1 dan High 2 stochastic mulai melandai bersamaan dengan pergerakan harga yang High 1 dan High 2-nya justru menunjukkan kenaikan. Yang terjadi berikutnya adalah, harga justru melemah mengikuti indikasi dari stochastic.

 

2. Overbought dan Oversold

Cara membaca stochastic saham selanjutnya adalah dengan mengenali overbought dan oversold. Overbought menandakan bahwa harga saham sudah terlalu tinggi, sehingga menimbulkan potensi penurunan atau koreksi harga. Dikatakan sebagai zona overbought ketika stochastic berada di atas angka 80. Selain itu, garis stochastic %K memotong ke arah bawah garis %D yang menjadi sinyal terjadinya penurunan.

Kebalikan dari overbought, kondisi oversold menunjukkan nilai jual saham yang hampir mencapai titik terendah, sehingga memunculkan potensi kenaikan harga. Zona oversold terjadi apabila stochastic berada di bawah angka 20. Pergerakan naik setelah oversold ditandai dengan garis stochastic %K yang memotong ke arah atas garis %D.

Perlu Anda tahu, apabila persilangan antara kedua garis tersebut terjadi pada zona overbought atau oversold, maka sinyal entry trading akan lebih terkonfirmasi.

Overbought dan Oversold Stochastic

Meskipun sesederhana itu, Anda tidak dianjurkan untuk langsung melakukan entry trading begitu stochastic menunjukkan sinyal overbought dan oversold. Sebab, selalu ada kemungkinan harga pasar naik atau turun terus setelah mencapai level jenuh karena kondisi trending yang kuat.

 

Tips Penting Dalam Menggunakan Stochastic

Selain cara membaca stochastic saham di atas, masih ada beberapa tips dan trik khusus yang diperhatikan agar pembacaan sinyal indikator makin akurat. Apa sajakah itu?

 

1. Hindari Analisa di Satu Time Frame

Saat menggunakan indikator stochastic, Anda bisa memperoleh sinyal fake (palsu) karena perubahan kondisi pasar yang tidak mampu diantisipasi perhitungan indikator. Sinyal palsu tersebut bisa berakibat sangat fatal jika Anda tidak tanggap mengenalinya.

Nah, untuk meminimalisir fake signal tersebut, hindari analisa teknikal pada satu frame saja. Sebagai contoh, harga saat ini sedang berada pada pergerakan uptrend di time frame H4. Maka, yang perlu Anda lakukan adalah mengamati momen oversold pada time frame H1 sebelum dilakukan open buy.

 

2. Gunakan Indikator atau Metode Analisa Teknikal Lain

Memang, metode trading dengan stochastic sangat mudah dilakukan. Namun sebaiknya, jangan hanya mengandalkan satu metode untuk mengambil keputusan trading. Sebaiknya, gunakan pula indikator atau metode analisa teknikal lain sebagai pendukung sinyal trading. Misalnya, gunakan teknik price action, chart pattern, atau Moving Average agar pembacaan sinyal makin akurat. Apalagi dalam saham, metode analisa fundamental juga sebaiknya diterapkan sebelum mencari peluang entry dengan indikator stochastic.

 

3. Tambahkan Level 50

Saat menerapkan stochastic indicator, Anda bisa menambahkan level 50 sebagai filter. Mengapa hal ini disarankan?

Sebagai contoh, posisi buy ditunjukkan ketika stochastic naik dari level oversold, lalu didukung oleh crossing %K dan %D yang mengisyaratkan pembalikan dari kemerosotan sebelumnya. Akan tetapi, hal itu tak mengeliminasi kesalahan sinyal ketika harga ternyata cuma melakukan koreksi. Kalau Anda sudah terlanjur open buy dari sinyal ini, maka posisi trading justru akan merugi karena harga bertendensi melanjutkan penurunan setelah terkoreksi sejenak.

Baca juga: 3 Teknik Paling Ampuh Untuk Mengukur Kekuatan Trend

Itulah mengapa, tambahan level 50 di sini penting untuk diterapkan sebagai filter sinyal. Dalam penggunaannya, posisi buy baru boleh dibuka ketika penurunan harga dari zona oversold telah benar-benar naik menembus level 50.

Level 50 Stochastic

Bisa dikatakan, stochastic mampu memfilter sinyal palsu yang dikhawatirkan oleh banyak trader. Hanya saja, perlu lebih banyak waktu untuk mengkonfirmasi entry trading. Apabila Anda termasuk trader konservatif, maka tambahan level 50 bisa jadi solusi yang tepat untuk meminimalisir risiko ini. Akan tetapi, jika gaya trading Anda cenderung agresif, maka konfirmasi sinyal dari oversold, overbought, dan crossing line saja sebenarnya sudah cukup.

 

Kesimpulan

Secara garis besar, stochastic indicator ini merupakan indikator yang menunjukkan sinyal jual beli saham melalui dua garis stochastic yaitu %K dan %D yang saling berpotongan. Namun, sebaiknya perhatikan pula fungsi stochastic yang lain seperti divergensi dan overbought/oversold agar pemanfaatannya semakin optimal.

 

Jika Anda tertarik menyimak tips analisa teknikal lain dalam trading saham, rekomendasi indikator selain stochastic bisa Anda temukan dalam artikel Indikator Teknikal Terbaik Untuk Trading Saham.

 

FAQ Indikator Stochastic Saham

Penggunaan indikator stochastic tak melulu hanya bisa diterapkan pada trading forex saja, namun juga bisa untuk saham. Agar Anda lebih dapat memahaminya, berikut adalah kumpulan pertanyaan yang paling sering muncul.

 

Apa itu Stochastic dalam saham?

Indikator oscillator yang memberikan sinyal jual dan beli melalui dua garis yang berpotongan. Kedua garis tersebut memberikan petunjuk mengenai entry trading, kondisi overbought dan oversold, serta divergensi.

 

Bagaimana cara menggunakan Stochastic pada saham?

Ada dua cara, yaitu mengenali kondisi overbought dan oversold, serta terjadinya divergensi.

 

Apa yang dimaksud dengan overbought dan oversold?

Overbought adalah kondisi di mana harga saham dianggap terlalu mahal dan akhirnya mencapai titik jenuh beli, sehingga ada potensi harga akan turun atau koreksi. Sebaliknya, oversold merupakan kondisi di mana harga saham sudah dianggap terlalu murah dan mencapai titik jenuh jual, sehingga ada potensi harga akan naik atau koreksi.

 

Apa yang dimaksud divergensi?

Divergensi adalah salah satu cara membaca stochastic saham untuk memprediksi kapan tren akan berbalik arah melalui perbedaan antara arah indikator dengan pergerakan harga.

 

Apa saja tips menggunakan Stochastic dalam saham?

Ada tiga cara, yaitu:

  • Gunakan analisa multi time frame untuk meminimalisir fake sinyal. Sebagai contoh, apabila pada time frame H4 harga sedang bergerak uptrend. Maka, tunggulah momen oversold pada time frame H1 sebelum membuka posisi beli.
  • Gunakan indikator atau metode analisa teknikal yang lainnya. Anda bisa mencoba menggabungkannya dengan Price Action, Relative Strength Index, Moving Average, ataupun chart pattern.
  • Tambahkan level 50. Anda dapat menggunakan level 50 ini sebagai konfirmator sinyal. Entry-lah ketika kedua garis komponen Stochastic telah berhasil menembus level 50.

Terkait Lainnya
 

Forum Terkait

 Andhy Kusyanto |  23 Apr 2016

Sensei, pertanyaan saya
1. berdampak apa stochastic dan rsi terhadap harga?
2. Terkadang kenapa RSI atau stochastic posisi oversold tapi harga belum mampu naik dan harga menunjukkan tren menurun terus?
Itu yang ingin saya ingin mengerti.
Mohon bantuannnya...

Lihat Reply [15]

@ andhy kusyanto:

1. Stochastics dan RSI adalah indikator oscillator yang mengukur pergerakan harga, jadi tidak mempengaruhi atau berdampak pada pergerakan harga. Yang mempengaruhi pergerakan harga terutama adalah sentimen para pelaku pasar.
2. Itu karena pergerakan harga sedang trending, dan kondisi ekstrem (overbought atau oversold) indikator oscillator seperti RSI dan stochastics memang tidak bisa diterapkan pada pasar yang trending. Pada keadaan pasar yang trending kita hanya bisa melihat adanya kemungkinan divergensi antara indikator oscillator dan pergerakan harga, sedang kondisi overbought dan oversold akan valid untuk kondisi pasar yang sideways (ranging).

Agar tidak terjebak Anda bisa menggunakan indikator kekuatan trend disamping indikator oscillator, biasanya moving averages atau ADX. Jika trend sedang kuat, abaikan overbought atau oversold dan amati kemungkinan divergensi.

Untuk keterangan lebih lanjut bisa baca:

M Singgih   25 Apr 2016

Untuk Michael,

Yang di sebut Short Term ada trading jangka pendek, dalam satu hari perdagangan. Artinya tidak melebihi satu hari. Jika 3 – 5 hari sudah masuk katagori Long Term.

Demikin pun saat pengambilan data / analisa , time frame yang digunakan adalah berbeda. Untuk Short term biasanya menggunakan M5 – H1, sementara untuk Long Term menggunakan H4 keatas.

Untuk indicator Stoch dan RSI bisa di gunakan baik di Short atau Long Term.

Terima Kasih.

Basir   20 Apr 2018

@ Anggoro:

Indikator RSI termasuk oscillator yang bisa mengamati keadaan overbought dan oversold saat pasar dalam keadaan sideways, dan mengamati keadaan terjadinya divergensi saat pasar dalam keadaan trending. Saat pasar trending maka overbought dan oversold tidak berlaku. Selan divergensi, amati juga posisi kurva pada level 50 (center line).

Untuk mengetahui cara trading dengan indikator RSI, silahkan baca: 3 Tips Trading Dengan Indikator RSI

M Singgih   3 Apr 2022

@ Narin Adiyaman:

Indikator stochastic termasuk oscillator, sehingga efektif digunakan ketika pergerakan harga sideways. Ketika pergerakan harga sedang sideways, amati area overbought dan oversold. Sell ketika harga berada di area overbought, dan buy ketika harga berada di area oversold. Konfirmasi saat buy atau sell diamati dari perpotongan kurva %K dan %D.

Ketika pergerakan harga sedang trending (uptrend maupun downtrend) maka keadaan overbought dan oversold tidak berlaku dan bisa diabaikan. Ketika sedang trending, yang penting diperhatikan adalah apakah terjadi keadaan divergensi atau tidak.

Untuk penjelasan yang lebih lengkap mengenai penggunaan indikator stochastic, silahkan baca: Cara Membaca Indikator Stochastic Menurut 3 Macam Fungsinya

M Singgih   24 Apr 2022

@ Ardhy Wiraatmaja:

Indikator stochastic termasuk oscillator, sehingga efektif digunakan ketika pergerakan harga sideways. Ketika pergerakan harga sedang sideways, amati area overbought dan oversold. Sell ketika harga berada di area overbought, dan buy ketika harga berada di area oversold. Konfirmasi saat buy atau sell diamati dari perpotongan kurva %K dan %D.

Ketika pergerakan harga sedang trending (uptrend maupun downtrend) maka keadaan overbought dan oversold tidak berlaku dan bisa diabaikan. Ketika sedang trending, yang penting diperhatikan adalah apakah terjadi keadaan divergensi atau tidak.

Untuk penjelasan yang lebih lengkap mengenai penggunaan indikator stochastic, silahkan baca: Cara Membaca Indikator Stochastic Menurut 3 Macam Fungsinya

M Singgih   25 Apr 2022

saya mau tanya untuk strategi trading yang short term sekitar 3-5 hari open order itu pake stochastic atau rsi yang lebih baik dan periodenya berapa ya?

Michael   18 Apr 2018

Bagaimana cara membaca dang menggunakan indikator RSI yang benar?

Anggoro   31 Mar 2022

bagaimana cara mudah menggunakan indikator stochastic oscillator?

Narin Adiyaman   21 Apr 2022

bagaimana cara membaca indikator stochastic untuk menemukan signal entry?

Ardhy Wiraatmaja   22 Apr 2022

Ciri chart akan terjadi uptrend gimana pak tandanya? Makasih

Eko Adi   8 Jun 2022

@ Eko Adi:

Tidak ada isyarat yang pasti akan terjadinya uptrend ataupun downtrend.
Pergerakan reversal uptrend atau downtrend akan terjadi jika harga telah menembus level 50% Fibonacci retracement. Pengamatan juga dikombinasikan dengan pola chart tertentu yang mengisyaratkan pembalikan arah trend dan dikonfirmasikan dengan indikator teknikal serta level 50% Fibonacci retracement.

Misal pola head and shoulders yang telah terkonfirmasi mengisyaratkan pembalikan arah dari uptrend menjadi downtrend, dan pola inverse head and shoulders yang telah terkonfirmasi mengisyaratkan pembalikan arah dari downtrend menjadi uptrend.

 

M Singgih   10 Jun 2022

selamat pagi pak, ini caranya menjadikan rsi dan stoch jadi satu jendela indikator bagaimana ya pak? saya pernah liat di youtube, tp tidak dijelaskan caranya. 

Usman Farid   10 Aug 2022

@Usman Farid: Indikator yang Anda maksud mungkin adalah Stoch-RSI (stochastic RSI).

Kalau menggunakan platform tradingview, Anda bisa langsung masukkan indikator Stoch-RSI.

Sedangkan di platform MT4, indikator stoch-RSI bukanlah indikator bawaan sehingga Anda perlu import terlebih dahulu file indikatornya.

Kiki R   10 Aug 2022

Kalau RSI dibuat swing trading, bagaimana baca sinyal entrynya kak?

Ardhian   19 Aug 2022

@Ardhian: Caranya sama kok antara RSI buat swing trading maupun buat day trading.

Fungsi dari RSI adalah sebagai penunjuk level overbought (jenuh beli) dan oversold (jenuh jual).

RSI mempunyai batas atas angka 70 (penanda overbought) dan batas bawah angka 30 (oversold).

Ketika indikator RSI menunjukkan angka di atas 70 artinya overbought sehingga bisa menjadi sinyal entry sell.

Sebaliknya, ketika indikator RSI menunjukkan angka di bawah 30 artinya oversold dan bisa menjadi sinyal entry buy.

Namun, pada penerapannya tidak bisa sesederhana ini.

Anda harus menentukan arah terlebih dahulu dengan melihat struktur harga saat ini.

Apakah harga sedang trending atau sideways?

Kalau trending, tren naik atau tren turun?

Ketika tren naik, maka Anda menggunakan RSI sebagai tanda entry buy ketika indikator RSI berada di angka 30.

Sedangkan ketika tren turun, gunakan RSI sebagai sinyal entry sell ketika indikator RSI di atas angka 70.

Kiki R   20 Aug 2022
 Gatoot |  17 Feb 2021

Mana yang lebih akurat antara settingan close-close dan high-low pada Stochastic? karena tampilannya sangat beda sehingga beda interpretasinya.

Mohon arahannya dan sebaiknya untuk trading forex dan gold pakai yang mana?

Tks banyak sebelumnya atas arahannya.

Lihat Reply [31]

Untuk Gatoot..

Hal ini tergantung dari TF yang digunakan. Anda bisa menggunakan default, atau bawaan dari MT4 sendiri.

Thanks.

Basir   14 Oct 2016

@ Gatoot:
Yang lebih akurat adalah dengan price field yang Low / High, sesuai dengan teori dasar stochastic yang dijabarkan oleh penemunya yaitu Geoge Lane.

Dengan price field Close / Close maka Anda tidak mengukur range harga yang sebenarnya. Bentuk tampilannya sama tetapi level overbought dan oversold-nya jelas berbeda karena untuk price field yang Close / Close dibatasi hanya pada level Close terendah dan Close tertinggi, tidak pada harga terendah dan tertinggi yang sebenarnya.

Perhatikan penerapannya pada Gold (XAU/USD) berikut ini:

Secara matematis penjabarannya adalah sebagai berikut:

%K = 100 x (Harga sekarang - Low n) / (High n - Low n)
dimana : n adalah periode waktu pengukuran.

Jika Anda menggunakan price field Low / High, maka:
%K = 100 x (Harga sekarang - Lowest Low)/ (Highest High - Lowest Low)
Highest High dan Lowest Low adalah harga High tertinggi dan harga Low terendah pada periode waktu pengukuran.

Jika Anda menggunakan price field Close / Close, maka:
Close/Close: 100 x (Recent Close-Lowest Close)/ (Highest Close - Lowest Close)

Highest Close dan Lowest Close adalah harga Close tertinggi dan harga Close terendah pada periode waktu pengukuran.
Jadi secara matematis keduanya jelas berbeda.
Semoga bisa membantu.

M Singgih   17 Oct 2016

Terimakasih banyak atas pencerahannya.

Oh ya kemudian untuk  settingan berapakah yang akurat dan safe untuk trading ?? 5 3 3; 7 3 3; 9 3 3 atau ada yang lainnya.

Mohon arahannya.
Terimakasih banyak atas perhatian dan bantuannya.
salam
gatoot
Gatoot   18 Oct 2016

@ Gatoot:
Parameter pada indikator stochastic adalah: (%K, %D, fast/slow stochastic). Untuk %D default-nya diset 3 (periode moving average untuk %K), dan fast/slow diset 3 yang menunjukkan slow stochastic.
Dari penjabaran sebelumnya %K menunjukkan persentase perbandingan harga terukur sekarang dengan range harga periode waktu yang ditentukan.

Jadi pemilihan parameter %K sepenuhnya tergantung dari periode waktu pengukuran. Semakin kecil periode waktu pengukuran akan semakin cepat respons-nya tetapi kurang akurat karena range harga yang diperbandingkan lebih kecil.
Jika Anda trading pada time frame daily, H4 atau minimal H1, periode waktu yang direkomendasikan adalah 14, jadi menggunakan parameter (14,3,3).

Jika trading dibawah time frame H1, periode waktu yang biasa digunakan adalah 5 (lebih kecil) karena dengan trading pada time frame rendah Anda tentu menginginkan respons secepatnya untuk mengambil keputusan. Tetapi trading pada time frame rendah akurasi pergerakan harganya juga lebih rendah dibandingkan dengan time frame tinggi karena pada time frame rendah sering terjadi noise.

Kesimpulannya: jika Anda trading pada time frame daily, H4 atau H1 maka gunakan parameter (14,3,3), dan jika trading pada M30, M15, M5 atau M1 gunakan parameter (5,3,3).

M Singgih   19 Oct 2016
Wah terima kasih sama yang tanya dan juga yang jawab saya sampai enggak kepikiran kalau pengaplikasian bisa merubah perhitungan indikator. Sama saya juga mau tanya kalau untuk pengaplikasian rsi disetting yang mana ya
TerimaKasih
Dyah   19 Dec 2016

@ Dyah:



RSI = 100 - ( 100 / (1+U/D) )
dimana U adalah jumlah rata-rata perubahan harga yang positif dan D adalah jumlah rata-rata perubahan harga yang negatif.

Untuk applikasi normal dalam trading digunakan harga penutupan (Apply to close), karena kita mengukur perbandingan perubahan harga penutupan (closed price) yang positif dan negatif, mana yang lebih kuat (strength index-nya). Harga penutupan adalah harga terakhir yang kita ukur.

Kalau disetting di High berarti hanya mengukur strength index harga tertinggi dalam suatu periode, kalau disetting di Low hanya mengukur strength index harga terendah, dan kalau diset di Typical Price hanya mengukur strength index level pivot pada periode tersebut. Hasilnya bisa berbeda sehingga interpretasi terhadap pergerakan harga bisa salah.

Sebagai contoh RSI (14) untuk applikasi closed price dan high price pada EUR/USD daily berikut ini:



Yang normal (apply to close) pada ‘A’ interpretasinya masih sell karena harga bergerak dibawah center line (level 50.0), tetapi untuk yang apply to high interpretasinya buy karena harga telah bergerak diatas center line.

M Singgih   22 Dec 2016
dear All
saya pemula @dan mulai belajar lebih kuat, trimakasih pak Gatot telah mewakili pertanyaan saya.  Nah sy mau bertanya, dimana nih di kolom ini apa kolom pertanyaan. pertanyaannya Boleh kenal dgn Pak Martin mau ikut kursus, private kalau boleh. trimakasih Yunzil
Yunzil   9 May 2020
Kalau settingan indikator stoch 9,3,3 itu cocoknya trading di time frame brp??? H1 atau H4 atau brp??? Metode MAnya lebih baik simple atau explonenstial atau berat linier???
Aang   23 May 2020

@ Gatoot:

Yang lebih akurat adalah dengan price field yang Low / High, sesuai dengan teori dasar stochastic yang dijabarkan oleh penemunya yaitu Geoge Lane.

Dengan price field Close / Close maka Anda tidak mengukur range harga yang sebenarnya. Bentuk tampilannya sama tetapi level overbought dan oversold-nya jelas berbeda karena untuk price field yang Close / Close dibatasi hanya pada level Close terendah dan Close tertinggi, tidak pada harga terendah dan tertinggi yang sebenarnya.


Perhatikan penerapannya pada Gold (XAU/USD) berikut ini:

Secara matematis penjabarannya adalah sebagai berikut:
%K = 100 x (Harga sekarang - Low n) / (High n - Low n), dimana : n adalah periode waktu pengukuran.

Jika Anda menggunakan price field Low / High, maka:

%K = 100 x (Harga sekarang - Lowest Low)/ (Highest High - Lowest Low)

Highest High dan Lowest Low adalah harga High tertinggi dan harga Low terendah pada periode waktu pengukuran.

Jika Anda menggunakan price field Close / Close, maka:

Close/Close: 100 x (Recent Close-Lowest Close)/ (Highest Close - Lowest Close)

Highest Close dan Lowest Close adalah harga Close tertinggi dan harga Close terendah pada periode waktu pengukuran.

Jadi secara matematis keduanya jelas berbeda.

Dengan demikian untuk trading baik forex, gold dan lainnya, gunakan setting dengan price field = Low / High.

 

M Singgih   20 Feb 2021

Stochastic ini lemah kalau digunakan di tf 5 menit ya pak? Kok entry saya sering salah pake indikator ini.

Febrian   3 May 2021

@ Febrian:

Indikator stochastic termasuk dalam jenis indikator oscillator, yang mana di-design untuk perhitungan level high dan level low yang sudah fix. Dengan demikian akan akurat jika diterapkan pada kondisi pasar yang sideways atau ranging. Sebaliknya kalau kondidi pasar sedang trending, semua jenis indikator oscillator seperti stochastic, RSI dan juga CCI tidak akurat dan penunjukan overbought dan oversold bisa diabaikan, kecuali penunjukan divergensinya.

Jadi jika Anda trading dengan indikator oscillator termasuk stochastic, perhatikan kondisi pergerakan harga saat itu sedang trending atau sideways. Untuk mengetahui kondisi trend pergerakan harga bisa diamati dari indikator ADX. Selain itu, sebaiknya menggunakan kombinasi indikator trend juga, seperti moving average dan MACD, sehingga kalau kondisi sedang trending, abaikan stochastic dan fokus ke moving average dan MACD.

M Singgih   4 May 2021

untuk indikator stochastic baiknya di kombinasikan dg indikator apa ya pak untuk lebih maksimalnya?

Gandy Gunaji   17 May 2022

bagaimana cara trading di pasar yang sedang sideways? mungkinkah baiknya stop trading dulu?

Syahril Romdhon   17 May 2022

untuk teknik trading scalping baiknya menggunakan indikator apa ya?

Muhaimin   17 May 2022

Indikator yang digunakan untuk analisa cryptocurrency apa ya masta?

Raditya Oktha   17 May 2022

@Gandy Gunaji: Dikombinasikan dengan indikator berjenis trend dan level.

Indikator berjenis trend untuk melihat trend yang sedang terjadi sehingga jelas posisi sell/buy yang akan diambil.

Kedua, indikator level untuk menentukan area sell/buy. Untuk level, bisa menggunakan level support/resisten atau suply/demand

Terakhir baru stochastic untuk masuk market pada saat persilangan garis stochastic diatas angka 80 atau dibawah 20.

Jadi jelas prosesnya, tentukan arah entry terlebih dahulu, lalu area entry, terakhir baru ke timing entry.

@Syahril Romdhon: Kalau strategi trading Anda optimal di market trending, maka sebaiknya stop trading dulu apabila market sedang sideways. Alternatif lainnya, Anda bisa mencari pair lain yang sedang trending.

Namun, kalau strategi trading Anda optimal di market sideways, tentu sideways adalah makanan Anda. Sebaliknya, kalau sedang trending, Anda sebaiknya keluar dari market dulu.

Jadi, jawabannya kembali pada strategi trading yang Anda gunakan.

@Muhaimin: Gunakan indikator sederhana yang mudah dipahami seperti moving average (MA), bollinger bands (BB), Relative stregth Index (RSI), atau stochastic.

Keeempat indikator ini sering digunakan oleh para scalper dalam trading.

Kiki R   2 Jun 2022

@Raditya Oktha:

Secara umum semua indikator yang biasa digunakan pada Forex ataupun saham juga bisa digunakan untuk kripto pak. Terutama indikator-indikator seperti Moving Average, Bollinger Bands, Stoch, RSI, dll. Lengkapnya bisa dibaca pada artikel kami 5 Indikator pilihan untuk kripto berikut. Di sana sudah dijelaskan 5 macam indikator serta cara penggunaannya untuk analisa kripto.

Nur Salim   3 Jun 2022

Apakah stochastic bisa dikombinasikan dengan indikator MA? Bagaimana caranya?

Jaenudin   24 Jun 2022

@Jaenudin: Bisa, caranya dengan menggunakan MA untuk melihat arah harga atau trend dan stochastic untuk timing entry.

Gunakan MA untuk melihat trend yang sedang berlangsung, lalu ketika harga pullback ke Support/resisten, gunakan stochastic (persilangan garisnya) untuk entry sell/buy.

Kiki R   30 Jun 2022

Parameter Slowing yang ada di Stochastics ini melambangkan apa ya pak?

Ocha   21 Jul 2022

@Ocha: Slowing pada indikator stochastic adalah periode yang digunakan untuk menghaluskan kurva% K, membuatnya lebih mengalir tanpa gangguan pasar.

Kiki R   21 Jul 2022

Terima kasih pak penjelasannya. ini saya coba sendiri dengan mengganti slowing-nya menjadi 20, grafiknya jadi lebih halus dan tidak banyak kenaikan-penurunan di stochasticnya. Izin melanjutkan pertanyaan pak. Pada nilai default serta artikel-artikel yang sering saya baca, kebanyakan nilai slowingnya lebih kecil dari nilai K serta sama dengan D. Di salah satu artikel yang saya baca nilai yg direkomendasikan adalah 14,3,3 sedangkan defaultnya 5,3,3. Apakah memang baiknya seperti ini pak? Nilai Slowing harus sama dengan nilai yang ditengah? Terima kasih banyak pak atas penjelasannya

Ocha   24 Aug 2022

@Ocha: Benar, nilai slowing dan %D sebaiknya sama.

Kiki R   25 Aug 2022

malam pak, perbedaan menggunakan level overbought dan oversold sendiri yang 20/80 atau 30/70 apa ya pak? di beberapa artikel diajarkan pakai yg 30/70 tp dari sumber lain jg saya dapat ada yg 20/80.

Fathan   4 Oct 2022

Angka level overbought dan oversold di RSI menggunakan 30/70.

Sedangkan untuk stochastic menggunakan angka 20/80.

Kiki R   6 Oct 2022

@ Jaenudin:

Semua indikator bisa dikombinasikan, terutama jika jenis indikatornya berlainan. Dalam hal ini moving average adalah indikator trend dan stochastic adalah indikator oscillator untuk melihat momentum entry.

Jika keadaan pergerakan harga sedang sideways, perhatikan posisi harga terhadap kurva MA dan posisi kurva stochastic yaitu perpotongan %K dan %D. Jika harga berada di atas kurva MA dan kurva stochastic berada di area oversold, maka keadaan tsb adalah sinyal untuk buy. Sebaliknya jika harga berada di bawah kurva MA dan kurva stochastic berada di area overbought, maka keadaan tsb adalah sinyal untuk sell.
Dalam hal ini kurva MA adalah konfirmator untuk indikator stochastic.

Jika pergerakan harga sedang trending, baik uptrend maupun downtrend, maka abaikan penunjukan overbought dan oversold indikator stochastic, amati apakah terjadi divergensi atau tidak. Untuk indikator trend termasuk MA (moving average), baik SMA atau EMA, tetap digunakan untuk melkihat arah trend yang sedang terjadi.

M Singgih   12 Dec 2022

Untuk Stochastic apakah lebih baik open posisi saat cross antara K dan D atau saat masuk area overbought dan oversoldnya saja ya master? 

Hilmi Hakim   24 Dec 2022

@Hilmi Hakim:

Keduanya benar dan baik serta bisa menjadi sama-sama profitable. Di satu sisi,  menunggu nilai K dan D cross terlebih dahulu akan mereduksi sinyal-sinyal palsu yang muncul dari Stoch. Hanya saja posisi entry yang didapat akan sedikit terlambat jika dibandingkan dengan menunggu harga masuk ke daerah Oversold dan Overbought. Begitu pula sebaliknya, akan banyak sinyal-sinyal palsu yang muncul jika bapak masuk saat harga memasuki daerah OS dan OB, namun level harga yang didapat lebih baik jika harga memang bereaksi di sana.

Keduanya bisa sama-sama menjadi profitable jika digunakan dengan disiplin dan konsisten. Saya pribadi lebih condong menggunakan varian yang tidak perlu menunggu terjadinya Cross terlebih dahulu. Hanya saja perlu ditambahkan Technical Tools lain yang berfungsi sebagai Key Level harga. Jadi posisi dibuka hanya saat harga berada di sekitaran Key Level serta nilai Stoch memasuki daerah OS dan OB.

Nur Salim   23 Jan 2023

@Fathan:

Yang ditanyakan ini setting default (bawaan Metatrader), atau setting yang disesuaikan sendiri?

Kalau setting default: RSI 30/70 dan Stochastic 20/80. Setting default ini juga jadi konsensus (kesepakatan tidak tertulis) di antara para trader sedunia yang direkomendasikan untuk pair paling populer, seperti EUR/USD, GBP/USD, dst.

Tapi pada prakteknya, tiap trader bisa menentukan sendiri ambang overbought/oversold masing-masing. Ambang RSI digeser ke 20/80 itu sah-sah saja. Ambang Stochastic juga bisa digeser ke 30/70. Yang terpenting asalkan cocok dengan sistem trading yang dipakai, serta cocok juga dengan pair yang ditradingkan.

Aisha   23 Jan 2023

@ Hilmi Hakim:

Keduanya. Indikator stochastic akan akurat jika digunakan pada kondisi pergerakan harga yang sideways. Ketika kurva %K dan %D telah memasuki area overbought atau oversold, maka entry ketika kurva %K telah memotong kurva %D.

Jadi ketika kurva %K dan %D telah memasuki area overbought, maka saat yang tepat untuk entry adalah ketika kurva %K memotong kurva %D dari arah atas ke bawah.

Sebaliknya ketika kurva %K dan %D telah memasuki area oversold, maka saat yang tepat untuk entry adalah ketika kurva %K memotong kurva %D dari arah bawah ke atas.

Ketika pergerakan harga sedang trending, overbought dan oversold tidak berlaku, tetapi amati apakah terjadi divergensi.

M Singgih   23 Jan 2023

@ Ocha:

Slow %K adalah nilai rata-rata dari %K untuk memperhalus %K agar tidak terlalu osilasi. %K adalah nilai rata-rata dari stochastic yang masih kasar (raw stochastic). Jika tidak dihitung rata-ratanya, maka %K = 1 atau disebut fast %K. Agar tidak terlalu osilasi dan penampilannya lebih halus hingga mudah dibaca, maka %K perlu dihitung rata-ratanya yang disebut dengan slow %K.

 

M Singgih   25 Jan 2023
 Suherman |  3 Jun 2021

Pak, kadang diberita saham itu ada istilah, tren positif dan negatif, itu cara memahaminya gimana ya pak? Makasih

Lihat Reply [5]

@ Suherman:

Trend positif artinya pergerakan harga indeks saham atau harga suatu saham sedang bullish atau sedang mengalami kenaikan. Sedangkan trend negatif maksudnya jika harga indeks saham atau harga suatu saham sedang bearish atau sedang mengalami penurunan.

Trend bisa diamati dari chart pergerakan harga. Jika ingin tahu trend indeks saham (misal IHSG) saat ini sedang bullish atau bearish, maka amati chart IHSG. Demikian juga jika ingin tahu trend harga suatu saham (misal TLKM) saat ini sedang bullish atau bearish, maka amati chart saham TLKM.

 

M Singgih   4 Jun 2021

Hemm begitu ya pak,

jadi kalau mau trading saham, mana dulu yang dipelajari pak. Analisa teknikal atau fundamental dulu?

Suherman   8 Jun 2021

@ Suherman:

Kalau trading indeks saham seperti Hang Seng, Nikkei, Kospi, Dow Jones dll sebaiknya berdasarkan analisa teknikal, karena pergerakannya akan sangat dipengaruhi oleh sentimen pasar.

Tetapi kalau trading saham perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebaiknya berdasarkan analisa fundamental, seperti laporan keuangan perusahaan tsb atau isu-isu fundamental lain yang biasanya akan sangat mempengaruhi pergerakan harga saham tsb.

 

M Singgih   9 Jun 2021

Pak Singgih apakah ada rekomendasi index saham yang performa dan prospeknyanya bagus pak? Saya pengen banget bisa belajar main saham.

Suherman   10 Jun 2021

@ Suherman:

Setahu saya biasanya trader main di indeks Hang Seng, Nikkei dan Kospi. Jam tradingnya pagi hingga sore WIB. Volatilitas ketiga indeks saham Asia tsb cukup tinggi. Ada juga yang trading Dow Jones dan Nasdaq di malam hari s/d pagi, tetapi setahu saya masih banyak yang trading trio indeks saham Asia tsb.

 

M Singgih   11 Jun 2021
 Bossman |  21 Jul 2021

Kapan ya pak waktu terbaik untuk membeli saham? Apakah bisa setiap saat?

Lihat Reply [26]

@ Bossman:

Bisa setiap saat. Amati kinerja dari perusahaan yang sahamnya akan Anda beli. Kalau kinerjanya bagus sahamnya bisa dibeli.

 

M Singgih   22 Jul 2021

Tolok ukur kinerja perusahaan termasuk bagus itu apa saja pak?

Bossman   22 Jul 2021

@ Bossman:

Silahkan baca laporan keuangan perusahaan dari saham yang akan dibeli. Apakah terus untung apa malah rugi. Kalau terus-terusan merugi kami sarankan untuk dipertimbangkan lagi.

 

M Singgih   25 Jul 2021

Titip tanya juga kak, untuk tahu kinerja saham perusahaan yang merugi dan profit dimana ya kak?

Panca   18 Aug 2021

@ Panca:

Seperti telah kami jelaskan di atas, silahkan lihat laporan keuangan perusahaan tersebut, untung atau rugi.

 

M Singgih   19 Aug 2021

Bagaimana cara memahami candlestick dengan melihat laporan suatu perusahaan?

Indra   3 Sep 2021

Tidak. Investor jangka panjang bisa beli saham saat harga turun ataupun naik. Ini karena naik-turun harga tidak masuk dalam pertimbangan utama bagi investor jangka panjang saat akan membeli saham.

Pertimbangan utama investor jangka panjang umumnya bertumpu pada tiga faktor:

  • Kinerja keuangan perusahaan
  • Moat (keunggulan) dan outlook bisnis perusahaan
  • Valuasi saham

Ada pula teknik "nabung saham" di mana investor jangka panjang akan rutin membeli saham dalam jumlah konstan, sehingga tak perlu peduli apakah harga sedang naik atau turun. Misalnya 10 lot tiap bulan. Karena rutin (kadang dapat harga mahal, kadang dapat harga murah), maka koleksi saham dalam portofolionya akan mencapai harga rata-rata yang tidak terlalu mahal, meski tak terlalu murah juga. 

Investor yang concern pada naik-turun harga biasanya trader jangka pendek atau berpegang pada analisis teknikal.

Aisha   1 Mar 2022

untuk saat ini, saham apa ya pak yang bagus? mohon infonya. terima kasih

Riyan Frimadhasa   19 May 2022

ada info, untuk trading saham adalah trading yang cocok untuk pemula, mengapa demikian? mohon penjelasan. trims

Enggar Sukmawati   19 May 2022

Ungkapan "trading saham adalah trading yang cocok untuk pemula" itu adalah karena risiko trading saham relatif lebih rendah daripada trading forex atau bahkan trading kripto.

Meskipun demikian, pemula sebenarnya sebaiknya jangan langsung terjun dalam aktivitas "trading" apa pun. Cobalah "simulasi trading" dulu, lalu menjajal aktivitas "investasi" dulu. Trading sejatinya lebih cocok untuk orang yang sudah memahami aset (baik itu saham, forex, ataupun kripto), dan bukan untuk orang awam.

Aisha   19 May 2022

Apakah investor jangka panjang justru akan beli saham perusahaan yang dipercaya ketika harganya benar-benar turun?

Fico   25 Feb 2022

Apakah trader sahan tidak bisa pasang harga yg tdk tercantum pada table price?

 

Fajril   9 Jun 2022

Trader saham bisa memasang harga yang belum  tercantum pada order book, asalkan sesuai dengan ketentuan fraksional dan auto rejection yang berlaku di Bursa Efek Indonesia.

Ketentuan fraksional adalah pecahan pergerakan harga saham yang diizinkan untuk tiap kelompok harga saham. Aturannya terlihat pada tabel ini:

fraksi harga saham

Umpama kamu ingin beli saham UNVR yang harganya saat ini Rp4820, berarti harus pakai fraksi 10. Kamu bisa pasang harga 4830, 4840, 4850, dst. Tapi kamu tidak bisa pasang harga 4822, 4823, dan sejenisnya yang kenaikan/penurunan harganya tidak genap 10 dari harga saat ini.

Kalau kamu maksa pasang harga yang tidak sesuai dengan ketentuan fraksional, maka kamu orderanmu akan otomatis ditolak oleh platform.

Sedangkan ketentuan auto rejection adalah persentase kenaikan/penurunan harian maksimal untuk setiap kelompok saham di BEI. Contohnya: UNVR masuk kelompok harga Rp200-5000, sehingga batas auto reject atas 25% dan auto reject bawah 7%. Itu berarti, kenaikan harga harian maksimal 25% dan penurunan harga maksimal 7%. Kalau kamu pasang harga melampaui batas maksimal, orderanmu akan otomatis ditolak oleh platform.

Ada beberapa kelompok saham untuk ketentuan auto rejection, dan persentasenya bisa berubah sewaktu-waktu sesuai dengan kebijakan BEI.

Aisha   10 Jun 2022

Candlestick dan laporan keuangan perusahaan adalah dua hal yang sangat berbeda. Jadi, tidak mungkin memahami candlestick dengan melihat laporan perusahaan.

Candlestick menunjukkan pergerakan harga saham suatu perusahaan. Perubahannya berdasarkan supply dan demand atas saham tersebut di pasar modal. Kita menggunakan candlestick dalam rangka analisis teknikal untuk menemukan titik beli dan jual yang potensial.

Laporan perusahaan menunjukkan kinerja keuangan perusahaan tersebut, seperti berapa banyak penjualannya, beban usahanya, labanya, ekuitasnya, utangnya, dll. Perubahannya berdasarkan performa perusahaan tersebut secara riil. Kita menggunakan laporan perusahaan dalam rangka analisis fundamental untuk mengetahui apakah perusahaan dalam kondisi sehat? apakah perusahaan mampu menghasilkan laba secara konsisten? apakah perusahaan mampu melunasi utang-utangnya?

Aisha   17 Jun 2022

Dalam pembelian saham, apakah ada minimal (slot) pembeliannya?

Kasim   14 Jul 2022

Ya, ada. Minimal pembelian saham adalah 1 lot (100 lembar saham).

Aisha   18 Jul 2022

Istilah bottom reversal dalam trading saham itu sebenarnya gimana sih kak maksutnya?

Dedes   18 Jul 2022

Bottom Reversal adalah pembalikan tren harga dari menurun menjadi naik. Contoh Bottom Reversal bisa dilihat pada grafik harga saham TLKM berikut ini:

bottom reversal TLKM

Aisha   19 Jul 2022

Kak mau tanya, huruf e hijau, d biru, e merah...seperti yang ada di gambar itu apa ya kak?

Wildan   25 Jul 2022

e = earnings & revenue, yaitu laporan pendapatan terbaru

Jika berwarna merah, berarti lebih rendah dari estimasi konsensus. Jika berwarna hijau, berarti lebih besar dari estimasi.

d = dividen.

Tanda ini menunjukkan perusahaan membagikan dividen pada tanggal tersebut.

Aisha   26 Jul 2022

Ketika ekonomi AS mengalami resesi, apa saham-saham di Indonesia juga terkena dampaknya?

Rozik   2 Aug 2022

Dampak kondisi global pada saham lokal itu tergantung pada banyak hal, antara lain:

  • Bisnis apa yang dijalankan oleh emiten?
  • Apakah penjualan emiten didominasi oleh segmen domestik atau mancanegara?
  • Apakah pendapatan emiten didominasi rupiah atau valas?

Jadi, apakah ketika ekonomi AS resesi itu akan berdampak pada saham Indonesia? Jawabannya bisa berbeda-beda tergantung saham apa yang kamu maksud.

Aisha   3 Aug 2022

Oooo jadi begitu...

Saham Indonesia yang paling terkena dampaknya pada saat resesi di sektor apa ya kak? Mungkin agar saya dapat menghindarinya...makasih 

Rozik   4 Aug 2022

Sebagaimana telah dijelaskan di atas, jawabannya bisa berbeda-beda tergantung saham apa yang kamu maksud. Dampak resesi tidak bisa dipukul sama rata untuk semua saham atau bahkan satu sektor tertentu.

Untuk mengetahui dengan pasti, kamu harus membaca laporan keuangan dan menyelidiki fundamental perusahaan untuk mengetahui tiga faktor ini (sudah dicantumkan di atas juga):

  • Bisnis apa yang dijalankan oleh emiten?
  • Apakah penjualan emiten didominasi oleh segmen domestik atau mancanegara?
  • Apakah pendapatan emiten didominasi rupiah atau valas?

Mari ambil contoh perusahaan tambang. Ada perusahaan tambang yang sebagian besar barangnya dijual di dalam negeri, ada juga yang terutama mengekspor barangnya. Ada yang sebagian besar pendapatannya dalam valas, tapi ada juga yang cuma menerima rupiah. Padahal, semuanya sama-sama sektor tambang. Jadi, tiap saham itu berbeda-beda.

Aisha   5 Aug 2022

Kalau pertanyaannya dibalik: Kapan waktu terbaik untuk tidak membeli saham? Ada yang dapat jelaskan Kak?

Askar   22 Nov 2022

Banyak sekali waktu untuk tidak membeli saham. Beberapa contohnya antara lain:

  • Ketika kamu punya beban utang yang besar (utang melebihi nilai aset).
  • Ketika kamu belum punya dana darurat yang memadai (dana darurat minimal 3x pengeluaran bulanan).
  • Ketika kamu sedang butuh uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
  • Ketika kamu belum paham cara memilih (menganalisis) saham.
  • Ketika kamu terpengaruh euforia pasar atau bisikan influencer.

Dan masih sangat banyak lagi situasi ketika sebaiknya jangan membeli saham.

Jauh lebih mudah membuat daftar waktu terbaik untuk membeli saham daripada membuat daftar waktu yang buruk untuk membeli saham, karena jumlahnya jauh lebih sedikit.

Aisha   24 Nov 2022
 Puthu Gede |  31 Aug 2021

Halo min, 

saya pemula di saham. Saya sering dengar istilah IPO saham. Apakah IPO ini memberi dampak signifikan untuk saham terkait?

Lihat Reply [25]

@ Puthu Gede:

IPO (Initial Public Offering) adalah penawaran saham perdana. IPO adalah saham suatu perusahaan yang pertama kali dilepas untuk ditawarkan atau dijual kepada masyarakat. Setelah saham tsb dicatatkan di bursa atau pasar sekunder, biasanya harga saham akan naik (tetapi tidak selalu). Hal ini bisa terjadi karena ada anggapan bahwa suatu saham yang baru IPO adalah bagus untuk diinvestasikan dan peminatnya tinggi.

 

M Singgih   1 Sep 2021

@ Wardiman:

Dari informasi yang kami dapatkan, hal tsb terjadi karena keluarnya investor asing. Untuk lebih jelasnya, silahkan Anda tanya ke perusahaan pialang (sekuritas) yang lebih tahu.

 

M Singgih   22 Oct 2021

Hemmm...

Apakah saham yang sudah IPO ada kemungkinan suatu saat nanti bisa melakukan IPO lagi pak?

Puthu Gede   1 Sep 2021

@ Puthu Gede:

Setahu kami tidak bisa. IPO hanya sekali.

 

M Singgih   1 Sep 2021

Berapa persen saham perusahaan lokal bisa diakuisisi oleh asing pak? Apakah ada batasan?

Wardiman   25 Oct 2021

Untuk D. Parta,

Tujuannya adalah satu, yakni untuk menarik minat masyarakat luas agar mau menanamkan modalnya ke perusahaan tersebut.

Argo Gold Spotter   20 Dec 2021

Apa risiko untuk perusahaan jika IPO nya kurang diminati masyarakat ya pak?

D. Parta   20 Dec 2021

Untuk D. Parta,

Resiko yang tampak jelas cuma satu, yaitu besarnya beban biaya perusahaan. Pasalnya, perusahaan yang benar-benar sudah siap dengan keputusan “go public” harus bersedia merogoh kocek yang dalam untuk merealisasikan keputusan IPO tersebut.

Jika program IPO berhasil menarik banyak investor, maka tentu seluruh biaya-biaya yang sudah dikeluarkan diawal akan tertutupi. Namun jika program IPO kurang diminati atau bahkan gagal, maka tentu keputusan IPO ini akan menjadi boomerang besar bagi perusahaan tersebut.

Argo Gold Spotter   21 Dec 2021

Tidak ada yang salah dengan strategi IPO Bukalapak dari sudut pandang perusahaan dan stakeholder. Dengan IPO, Bukalapak dapat dana segar untuk melanjutkan ekspansinya. Yang salah adalah euforia para investor saat IPO Bukalapak. 

Sejak awal, prospektus Bukalapak sudah mencantumkan bahwa perusahaan masih merugi. Mereka belum pernah meraih laba sama sekali. Hanya saja, pasar saat itu tergiur oleh label "New Economy" dan potensi pertumbuhan masa depannya, sehingga investor beramai-ramai membeli saham yang valuasinya pada harga IPO saja sudah terlalu mahal.

Esensinya, ini tak jauh beda dengan saham gorengan. Ketika harga saham tinggi secara tak wajar, maka mekanisme pasar akan mengoreksinya sendiri hingga harga turun lagi ke tingkat yang lebih masuk akal.

A. Muttaqiena   25 Jan 2022

Jadi seperti itu, kalau misalnya ada perusahaan yang mau IPO, apa saja yang harus diperhatikan sebelum membeli sahamnya kak? Terima kasih

Ratna   26 Jan 2022

Saya tidak merekomendasikan pemula untuk membeli saham IPO. Saham IPO itu sangat spekulatif, sehingga berisiko besar.

Tapi jika keukeuh ingin membeli saham IPO, sebaiknya perhatikan 10 hal ini:

  • Perusahaan minimal sudah berdiri selama 5 tahun.
  • Perusahaan punya produk atau layanan dengan model bisnis yang dapat dipahami.
  • Pengendali atau manajemen perusahaan memiliki reputasi yang baik (hati-hati pada IPO saham dari grup-grup konglomerat yang terkenal kena skandal).
  • Perusahaan melepas cukup banyak (%) saham dalam IPO, sehingga likuiditasnya setelah IPO bisa terjamin.
  • Prospektus harus menampilkan laporan keuangan selama minimal 3 tahun terakhir.
  • Laporan tadi setidaknya harus menunjukkan bahwa perusahaan sudah mampu menghasilkan laba secara konsisten tiap tahun. Perhatikan rasio RoE dan NPM, semakin tinggi semakin bagus (kalau di bawah 10% berarti jelek).
  • Laporan tadi harus menampilkan rasio utang yang terkendali dengan Debt-Equity Ratio (DER) di bawah 100% atau di bawah 1x. Semakin kecil DER, semakin baik. Sedangkan kalau DER di atas 100% atau di atas 1x, berarti jelek.
  • Laporan tadi harus menampilkan arus kas yang positif (tidak defisit).
  • Rencana penggunaan dana pasca-IPO bukan untuk membayar utang.
  • Ketahui rencana pembagian dividen saham ke depan, pastikan apakah sesuai dengan rencana investasi Anda atau tidak.
Aisha   31 Jan 2022

Apa tujuan perusahaan memilih langkah IPO untuk sahamnya?

D. Parta   17 Dec 2021

Apakah IPO GoTo berprospek bagus?

Hanif Putra   29 Mar 2022

Apakah strategi IPO Bukalapak salah langkah? Semakin hari harganya tidak kunjung membaik

Ratna   24 Jan 2022

IPO GOTO tidak berprospek bagus. Kita bisa melihat dari prospektusnya saja bahwa perusahaan Gojek Tokopedia itu mengalami kerugian tiap tahun. Perusahaan juga masih berupaya untuk terus berekspansi, sehingga sekalipun suatu saat bisa memperoleh laba maka tidak akan langsung membagikan dividen. Di sisi lain, valuasi saham GOTO sangat mahal (khususnya dengan mengingat bahwa perusahaan masih rugi).

Bagi investor, tidak ada untungnya berinvestasi pada saham yang perusahaannya tekor, tidak mampu memberikan dividen, dan valuasinya mahal. Saham GOTO mungkin cocok untuk trader spekulatif yang ingin profit jangka pendek dan berani menanggung risiko tinggi, tapi tidak sesuai untuk investor yang benar-benar bijak.

Aisha   1 Jun 2022

Min, minta analisanya dong...mengapa saham Bukalapak (BUKA) setelah IPO kemarin justru mengalami penurunan ya?

Wardiman   21 Oct 2021

Bagaimana prospek setelah PT Indo Boga Sukses Tbk melakukan IPO?

Avril   16 Jun 2022

Pada umumnya, saham-saham yang tercatat pada papan akselerasi itu memiliki kinerja yang meragukan. Termasuk IBOS.

Untuk mengetahui prospeknya, periksa saja prospektusnya. Berapa lama perusahaan berdiri? Apakah perusahaan sudah mampu menghasilkan laba secara konsisten? Apakah perusahaan mampu melunasi utang-utangnya? Apa tujuannya melaksanakan IPO? Apakah perusahaan punya keunggulan yang dapat membantunya meningkatkan penghasilan di masa depan?

Aisha   17 Jun 2022

Oooo...jadi gt ya kak. Perusahaan yang baru saja IPO bukan berarti memiliki pasti memiliki prospek bagus..

Lantas, mengapa beberapa perusahaan baru tetap melakukan IPO ya kak? 

Avril   17 Jun 2022

Tujuan IPO adalah menambah modal perusahaan. Jadi, asalkan IPO sudah berhasil jual saham saja, perusahaan sudah untung. Harga saham setelah IPO nggak harus naik. Yang berkepentingan dengan kenaikan harga saham setelah IPO itu kan pihak investor/trader saja.

Perusahaan-perusahaan baru suka melakukan IPO karena butuh tambahan modal. Mungkin mereka ingin bikin pabrik baru, buka cabang, bayar utang, atau lainnya. Tujuan IPO biasanya sudah tercantum juga pada prospektus yang dirilis sebelum IPO.

Aisha   21 Jun 2022

Bagaimana ciri IPO perusahaan dapat dibilang sukses?

Alexandria   25 Jul 2022

IPO Perusahaan bisa dibilang sukses jika oversubscribe, yaitu jumlah pemesan lebih banyak daripada jumlah saham yang siap dilepas.

Kenapa oversubscribe itu sukses? Karena apabila oversubscribe, itu berarti sahamnya laris manis dan perusahaan berhasil menghimpun dana dari IPO dengan efektif.

Apakah itu berarti harga sahamnya akan naik? Belum tentu. Banyak juga kejadian IPO yang oversubscribe, tapi harganya amblas pada hari-H pencatatan.

Aisha   26 Jul 2022

Saya salah satu trader saham yang menjual saham GoTO saya setelah ada kenaikan signifikan. Sempat sih naik sampai Rp 394 per saham, habis itu mengalami penurunan terus. Kayaknya ini udah kasusnya udah sama dengan Bukalapak. 

Hal ini karena e-commerce masih mengalami kerugian dan ga pernah mencatatkan keuntungan sama sekali. Sekelas Shopee saja masih rugi. Kalau saran saya apabila ada IPO lebih baik ditelusuri keuangan perusahaannya dulu, apalagi start up e-commerce lebih baik dihindari apabila menabung saham jangka panjang.

Lionardi   12 Nov 2022

Puthu Gede: Secara teori, saham yang sudah melewati proses Initial Public Offering (IPO) seharusnya tidak melakukan IPO lagi. IPO merupakan proses di mana saham perusahaan pertama kali ditawarkan kepada publik untuk dibeli dan diperdagangkan di pasar saham.

Namun, dalam beberapa kasus tertentu, perusahaan bisa melakukan penawaran umum perdana sekunder (Secondary Public Offering) setelah IPO pertama mereka. Secondary Public Offering adalah ketika perusahaan yang sudah go public mengeluarkan saham tambahan untuk dijual kepada publik.

Alasan di balik Secondary Public Offering bisa bermacam-macam, misalnya perusahaan membutuhkan tambahan dana untuk ekspansi atau akuisisi, atau pemegang saham yang ada ingin menjual sebagian saham mereka ke publik.

Namun, penting untuk dicatat bahwa melakukan Secondary Public Offering bukanlah hal yang umum terjadi setelah IPO. Sebagian besar perusahaan lebih memilih untuk meningkatkan modal melalui penawaran saham privat kepada investor institusional atau melalui penerbitan obligasi.

Irawan   2 Jul 2023

@ Alexandria:

IPO yang dianggap sukses adalah jika jumlah pemesannya banyak, sehingga saham yang dilaunching di pasar perdana tsb habis terjual. Selain itu, setelah diperjual-belikan di pasar sekunder (bursa efek), harga saham tsb mengalami kenaikan.

M Singgih   4 Jul 2023
 

Komentar @inbizia

Oh iyaa diartikel disebutkan juga untuk mendeteksi oversold dan overbought ini, bberapa indikator teknikal, seperti RSI (Relative Strength Index) atau Stochastic Oscillator, dapat membantu kita utk melihat apakah pasar sdh dlm kondisi overbought atau oversold. Jika indikator menunjukkan kondisi overbought atau oversold, maka ini dapat menjadi sinyal bahwa pasar sdng dalam kondisi jenuh.

Nah, aku ingin bertanya mengenai apakah perbedaan antara RSI dan Stochastic Oscillator? Soalnya kedua indikator ini , sekilas aku ngeliat sama aja antara RSI dan Oscillator, krna sama2 ada grafik yg ngenunjukkin oversold dan overbought dan sama2 nunjukin dngn cara yg sama cma bedanya RSI itu 70 30 dan Oscillator itu 80 20. Nah, sbnrnya bedanya itu apa ya?

 Reka |  26 Jul 2023
Halaman: Cara Mudah Deteksi Kondisi Jenuh Pasar Ala Broker Monex

RSI dan Stochastic Oscillator ini adalah dua indikator yang bantu kita lihat apakah harga sudah terlalu tinggi (overbought) atau terlalu rendah (oversold).

  • RSI mengukur kekuatan atau kelemahan harga dengan membandingkan kenaikan dan penurunan harga dalam periode tertentu. Nilainya dari 0 hingga 100. Kalau nilainya di atas 70, artinya harga sudah overbought dan mungkin turun. Kalau nilainya di bawah 30, artinya harga oversold dan mungkin naik.
  • Stochastic Oscillator juga bantu lihat kondisi overbought dan oversold dengan membandingkan harga penutupan terakhir dengan kisaran harga dalam periode tertentu. Nilainya juga dari 0 hingga 100. Kalau nilainya di atas 80, artinya harga sudah overbought dan mungkin turun. Kalau nilainya di bawah 20, artinya harga oversold dan mungkin naik.

Intinya, mereka beda cara hitung tapi sama-sama nunjukin kondisi harga yang ekstrem. Dua-duanya bisa dipake barengan dan dikombinasikan dengan analisis lain buat bantu ambil keputusan trading yang lebih baik. Ingat, indikator ini gak selalu sempurna, jadi tetap gunakan dengan bijaksana dan atur manajemen risiko dengan baik, ya! Semoga membantu, Bro!

 Leon |  27 Jul 2023
Halaman: Cara Mudah Deteksi Kondisi Jenuh Pasar Ala Broker Monex

Halo! Senang mendengar semangat Anda dalam menggali informasi seputar dunia trading. Memang, pemahaman mengenai trading dan berbagai petunjuk adalah langkah awal yang sangat penting untuk menjadi trader yang sukses. Artikel yang Anda temukan tampaknya memang memberikan manfaat yang berharga dan disampaikan dengan cara yang jelas dan mudah dimengerti, terutama bagi trader pemula seperti Anda.

MFX sudah cukup sering muncul di radar Anda, terutama melalui iklan di YouTube. Informasi bahwa broker ini diatur oleh Bappebti adalah hal yang penting untuk diperhatikan. Regulasi oleh otoritas keuangan seperti Bappebti adalah indikasi bahwa broker tersebut harus memenuhi standar tertentu dan tunduk pada aturan yang ketat untuk melindungi dana klien. Jadi, dalam banyak kasus, ada jaminan bahwa dana Anda akan lebih aman dan terhindar dari risiko penipuan ketika Anda bertransaksi dengan broker yang terregulasi.

Pentingnya regulasi ini adalah untuk menjaga transparansi dan integritas pasar. Itu juga dapat memberi Anda jaminan bahwa broker tersebut harus mematuhi standar keamanan yang ketat. Meskipun ada broker lain yang tidak diatur oleh Bappebti yang menawarkan platform dan layanan trading yang menjanjikan, penting untuk berhati-hati dan melakukan penelitian lebih lanjut sebelum memutuskan untuk bertransaksi dengan mereka. Memilih broker yang terregulasi sering kali merupakan langkah yang lebih aman dan bijak, terutama bagi trader pemula.

Jadi, Anda berada di jalur yang benar dalam mencari informasi dan mempertanyakan hal-hal penting ini. Teruslah belajar dan kembangkan pemahaman Anda tentang trading. Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut atau butuh bantuan lebih lanjut, kami di sini untuk membantu. Semoga sukses dalam perjalanan trading Anda!

Baca Juga: 4 Jenis Broker Forex Yang Perlu Diwaspadai
 Saifuddin |  29 Aug 2023
Halaman: Cara Mencari Peluang Entry Dengan Moving Average Versi Mifx

Martha: hai kak...

jd gini kak, sbnrnya reksadana itu sederhananya mrpkan tmpat dana kolektif dr bbrapa org atau investor yg kmudian dikelola utk investasi.

bntuk investasinya mcem2 kak, bs deposito, obligasi, atau saham melalui prusahaan manager investasi yg lgsung diawasi oleh OJK.

nah di perusahaan investasi itu ada org yg sangat ahli dan bersertifikasi dan dipercaya utk mengelola kumpulan dana investasi.

Nah untuk memulai investasi mungkin kakak bs belajar investasi reksadana di sini

sebenernya gak perlu pake ribet kok klo mau investasi reksadana, apalagi saat ini udah bnyk aplikasi online yg nyediain fitur investasi reksadana, tinggal klik aja dan gak perlu modal yg banyak.

klo masalah untung atau rugi sbnrnya semua jenis investasi sama kok, bisa untung dikit, untung banyak, bahkan bisa rugi jd wlpun msh pmula gak perlu takut deh kak utk coba inves reksadana.

 Okky |  15 Sep 2023
Halaman: Peluang Investasi Saat Dolar As Melemah

Yang gw pahami dalam penjelasan ini bahwa tidak semua signal yang diterima itu benar, terkadang menerima sinyal palsu. Bagaiman ane sebegai trader pemula dapat mengenali Sinyal Palsu Dari kondisi ini dan apa yang harus dilakukan ketika menerima fake signal?

 Xavier |  24 Sep 2023
Halaman: Kiat Sukses Memahami Breakout Ala Broker Finex

Waduh ternyata masih bnyk jg ya broker lokal yg abal2 emang hrs hati2 nih klau plih broker trutama pr trader pemula yg biasanya tergiur dg keuntungn yg besar.

Dan artikel ini sngt bermanfaat bg pr trader pemula yg msh minim informasi di dunia trading. Tp ada sdikit ganjalan yg sy pikirkan terkait dg broker yg trdaftar atau teregulasi BAPPEBTI.

dr sekian bnyk broker lokal di Indonesia yg udah terdftr di bappebti apa semuanya emang dijamin keamanannya dan terpercaya? trus apa broker yg udah nyantumin nomor regulasi bappebti jg bs dipercaya? bisa aja nomor itu palsu atau abal2 gitu, ada gak sih caranya untuk ngecek nomor regulasi bappebti yg bs digunakan pr trader terutama yg msh pemula gitu?

 Widayanti |  13 Oct 2023
Halaman: Daftar Broker Lokal Penipu Menurut Bappebti
Saham Untung
Kode Saham Last Change  
NETV 87 8.75%
HRUM 1,395 7.31%
INCO 4,790 6.92%
KLBF 1,510 4.50%
SMMA 15,100 6.15%
TRUS 430 3.86%
SILO 2,590 3.60%
MIKA 3,170 3.26%
SKRN 330 3.13%
BBKP 67 3.08%

Kamus Forex

Saham

Surat berharga yang mewakili kepemilikan atas ekuitas suatu perusahaan. Saham dapat diperjualbelikan secara langsung antara penjual dan pembeli maupun di bursa efek. Seorang pemilik saham dapat memperoleh imbal hasil berupa Dividen dan Capital Gain.

Indeks Saham

Indikator yang menggambarkan performa pasar saham pada periode tertentu. Dengan adanya indeks, tren harga saham saat ini dapat dipantau. Kenaikan sebagian besar harga saham yang tergabung dalam suatu indeks bisa mendongkrak nilai indeks tersebut.


Kirim Komentar Baru