AUD/JPY masih berada di baawah level 104.00 setelah hasil beragam pada data Tiongkok, 1 hari, #Forex Teknikal   |   USD/CHF naik menuju level 0.9100 di tengah lebih rendahnya produksi industri Swiss, 1 hari, #Forex Teknikal   |   Pound Sterling mempertahankan kekuatan di dekat level 1.2700 meskipun dolar AS stabil, 1 hari, #Forex Teknikal   |   EUR/USDtetap bullish setelah koreksi hari Kamis, 1 hari, #Forex Teknikal   |   PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL) bakal membagikan dividen kepada pemegang sahamnya senilai Rp136.4 miliar, 1 hari, #Saham Indonesia   |   PT Sepeda Bersama Indonesia Tbk (BIKE) akan membagikan dividen tunai sebesar Rp12.9 miliar dari laba bersih di tahun buku 2023. , 1 hari, #Saham Indonesia   |   Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 0.42% ke level 7,277 pagi ini, 1 hari, #Saham Indonesia   |   PT Panca Budi Idaman Tbk (PBID) bakal membagikan dividen kepada pemegang sahamnya senilai Rp300 miliar. , 1 hari, #Saham Indonesia

Minyak Brent Turun, WTI Naik Karena Penutupan Pipa Keystone

Crypholic 12 Dec 2022
Dibaca Normal 2 Menit
bisnis > minyak > berita >   #brent   #minyak   #wti
Harga minyak cenderung beragam karena 3 sentimen yang cukup mempengaruhi aksi pelaku pasar, yakni sanksi Rusia, pasokan minyak AS, dan prospek permintaan minyak China.

Pada perdagangan hari Senin (12/Desember), Brent Oil melemah 0.18 persen di kisaran $76.49 per barel. Sementara itu, WTI Oil justru menguat 0.13 persen di level $71.56 per barel. Kondisi tak wajar dalam harga minyak ini mengindikasikan ketidakpastian pasar yang tengah dipengaruhi oleh beberapa sentimen sekaligus.

Harga minyak beragam

Pertama-tama, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa pihaknya akan memangkas produksi secara besar-besaran sebagai bentuk balasan atas sanksi yang dikenakan Eropa. Ia mengancam mengancam tidak akan menjual minyak pada negara manapun yang mendukung penetapan sanksi tersebut.

Menteri Energi Arab Saudi mengatakan bahwa dampak sanksi Eropa terhadap minyak Rusia belum menunjukkan hasil dan penerapannya dinilai belum jelas. Sependapat, analis ANZ menuturkan jika manuver Uni Eropa untuk memblokade minyak Rusia hanya akan berdampak terbatas terhadap pasar global.

Sentimen kedua datang dari kabar penutupan pipa minyak Keystone yang menghubungkan Alberta, Kanada, dengan pusat penyulingan minyak di Midwest dan pantai barat AS. Penutupan jalur minyak ini dipicu oleh kebocoran pipa yang mendorong otoritas setempat menghentikan operasional untuk sementara waktu. Jalur pipa Keystone dinilai cukup berpengaruh terhadap pasokan domestik AS karena mengalirkan sekitar 622,000 barel minyak per hari.

Sementara itu, sentimen ketiga yang mempengaruhi pergerakan pasar minyak saat ini datang dari China. Setelah mendapat berbagai penolakan masyarakat dan terjadi aksi unjuk rasa di beberapa kota, pemerintah China memutuskan untuk melonggarkan kebijakan Zero-COVID pada pekan lalu. Meski demikian, jalanan ibukota Beijing masih sepi dan aktivitas bisnis belum kembali seperti sedia kala.

"Harga minyak bergerak lebih tinggi pada pembukaan perdagangan awal pekan karena didukung oleh kabar penutupan pipa minyak Keystone. Pasar juga khawatir terhadap sepak terjang yang akan dilakukan Rusia untuk membalas sanksi Barat pada ekspor minyaknya. Di samping itu, pelonggaran pembatasan China ikut menjadi katalis penggerak harga minyak," kata Edward Moya, analis pasar OANDA dalam sebuah catatan.

Terkait Lainnya
 

Kirim Komentar Baru