John Bollingger menciptakan Bollinger Bands sebagai indikator teknikal yang mengacu pada volatilitas harga. Siapakah sosok John Bollinger dan bagaimana kisah suksesnya?
Meskipun ada begitu banyak jenis indikator teknikal di pasaran, kebanyakan trader masih mengandalkan indikator klasik sebagai alat bantu untuk menganalisa pergerakan harga. Salah satu indikator yang dimaksud adalah Bollinger Bands. Indikator ini memiliki tampilan yang mudah dibaca oleh semua trader. Sinyal yang dihasilkan pun terbilang cukup akurat, apalagi jika ditunjang dengan konfirmator lainnya. Namun tahukah Anda? Bollinger Bands diciptakan oleh seorang teknikalis asal Amerika Serikat yang bernama John Bollinger.
DI
|
Daftar Isi |
Siapakah John Bollinger?
John Bollinger adalah seorang pria yang lahir di Montpelier, Vermount, Amerika Serikat pada 27 Mei 1950. Sejak membeli microcomputer pertamanya pada tahun 1977, John Bollinger jadi lebih terlibat dengan seminar-seminar serta analisa teknikal berbasis komputer.
Teknologi komputer memungkinkan Bollinger untuk mengembangkan Group Power, sebuah sistem ranking untuk menunjukkan tren yang berkembang dalam berbagai sektor industri. Sistem ini terus berkembang dari tahun ke tahun hingga akhirnya struktur yang mendasarinya memungkinkan analisis via internet yang lebih kompleks.
Perjalanan Karir John Bollinger
Pada tahun 1980, John Bollinger menjadi trader independen. Kala itu, ia bergabung dengan Financial News Network, dimana ia menjabat sebagai ketua analis pasar selama tujuh tahun mulai dari 1984 sampai dengan 1990. John bertanggung jawab untuk analisa teknikal yang disiarkan di layar kaca. Setelah Financial News Network diakuisisi oleh NBC, Bollinger turut membantu trasisi ke CNBC, sekaligus masih memberikan komentar-komentar terkait pasar secara berkala.
Baca juga: 10 Kisah Trader Paling Legendaris Di Dunia
Tak lama kemudian, John Bollinger mendirikan sebuah firma investasi bernama Bollinger Capital Management. Di sana ia menjabat sebagai analis keuangan utama sekaligus teknisi pasar. John Bollinger adalah analis finansial pertama yang bisa menjabat kedua posisi tersebut secara bersamaan. Ia juga merupakan pendiri Market Analysts of Southern California. Hingga kini, Bollinger diketahui masih menjadi pemimpin dari Bollinger Capital Management.
Sebagai tambahan, pencipta indikator Bollinger Bands ini juga merupakan anggota dari Market Technicians Association (MTA) selama 7 tahun, dari 1988-1997. Ia juga terdaftar di International Federation of Technical Analysts (IFTA) selama 5 tahun (1998-2003), serta anggota Market Technicians Association Education Foundation (MTAEF) dari 2008 sampai 2012.
Tentang Rational Analysis
Sejak awal, Bollinger selalu fokus pada hubungan antara analisa teknikal dan fundamental. Untuk menjembatani perbedaan antara kedua jenis analisa itu, ia pun menciptakan sebuah pendekatan baru yang disebutnya sebagai Rational Analysis. John Bollinger adalah orang pertama yang menerapkan istilah tersebut pada akhir 1980. Menurutnya, Rational Analysis merujuk pada faktor-faktor yang menyatukan analisa teknikal dengan analisa fundamental. John bahkan berhasil menciptakan representasi visual dari idenya tersebut.
Pada konfrensi AIMR tahun 2004, John melakukan presentasi yang bertajuk Menggabungkan Analisis Teknis dan Fundamental di mana ia menyelam lebih dalam tentang konsepnya tersebut. Kala itu, para analisis finansial sebenarnya terbagi dalam beberapa kelompok yang dibedakan dari keahlian dan fokus mereka masing-masing. Tetapi, Rational Analysis yang diutarakan oleh Bollinger berhasil menyatukan perbedaan tersebut.
Baca juga: Trik Menggabungkan Analisa Teknikal Dan Fundamental
Analogi yang digunakan oleh Bollinger untuk Rational Analysis mengandalkan berbagai macam alat bantu. Ia percaya bahwa untuk bisa mendapatkan hasil terbaik, seorang analis harus menggunakan alat bantu terbaik, tidak peduli dari manapun asalnya. Hal yang sama juga bisa diterapkan dalam analisa pasar finansial. Bukan hanya mengandalkan analisa fundamental atau teknikal saja, terkadang seorang analis harus bisa menggabungkan semuanya untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat.
Cikal Bakal Bollinger Bands
Meskipun John Bollinger merupakan seorang analis sukses yang memiliki begitu banyak terobosan, tetapi ia paling dikenal karena indikator Bollinger Bands yang diciptakan pada awal 1980-an. Kala itu, hasil observasi John Bollinger menunjukkan bahwa volatilitas harga pada market berjalan dinamis bukan statis seperti yang diyakini pelaku pasar selama ini. Ia juga terinspirasi dari indikator serupa yang dibuat Wilfrid Ledoux pada tahun 1960, di mana kurva tertinggi dan terendah bulanan Index Dow Jones dihubungkan untuk menghasilkan sinyal.
Ketika pertama kali diperkenalkan ke publik dalam acara Financial News Network, Bollinger Bands belum memiliki nama. Hingga kemudian seorang interviewer mengusulkan agar indikator itu disebut sebagai Bollinger Bands saja. Karena fleksibilitasnya, indikator ini sering diaplikasikan di berbagai macam pasar, mulai dari saham, forex, komoditi, hingga futures.
Baca juga: Strategi Trading Double Bollinger Bands Untuk Raih Profit Maksimal
Bollinger Bands juga dapat digunakan berdasarkan time frame harian, mingguan, atau bahkan bulanan. Indikator ini sangat identik dengan tiga garis utamanya: upper band, middle band, dan lower band. Jika ditampilkan di chart, Bollinger Bands memiliki bentuk menyerupai kanal yang membungkus grafik harga. Indikator ini dapat bergerak mengikuti arah harga dan menunjukkan perubahan volatilitas dari kanal-kanal yang melebar serta menyempit.
Upper dan lower band ditentukan berdasarkan penambahan dan pengurangan nilai SMA dengan standar deviasi. Sedangkan standar deviasi mengukur volatilitas hingga seberapa jauh harga bisa bergerak dari nilai yang sebenarnya. Bollinger Bands bisa dirumuskan dengan formula berikut ini.
Upper band = SMA (n) + k*Standard Deviation (n)
Lower band = SMA (n) - k*Standard Deviation (n)
n = periode pengukuran (default: 2)
Bentuk penerapan Bollinger Band pada platform trading dapat dilihat pada contoh berikut.
Indikator ini umumnya dapat ditemukan pada platform trading populer termasuk Metatrader 4 (MT4), Metatrader 5 (MT5), ataupun TradingView. Parameter default yang digunakan adalah SMA 20 dan standar deviasi 2. Ketika harga menyentuh upper band lalu ditutup di bawah garis tersebut, pasar dapat dinyatakan sedang dalam kondisi overbought. Sebaliknya, jika harga menyentuh lower band tetapi masih ditutup di atas Lower Band, maka pasar disebut sedang oversold.
22 Aturan John Bollinger untuk Penggunaan Bollinger Bands
John Bollinger mengaku jika salah satu kebahagiaan terbesarnya adalah menyaksikan bagaimana trader lain berkreasi mengaplikasikan indikator ciptaannya. Berdasarkan pertanyaan-pertanyaan pengguna dan 30 tahun pengalaman menggunakan Bollinger Bands, John meramu 22 aturan berikut:
- Indikator Bollinger Bands dapat menunjukkan titik paling tinggi dan paling rendah, dimana harga dianggap mencapai titik High saat mencapai upper band, dan dianggap Low saat mencapai lower band.
- Petunjuk ini dapat digunakan sebagai perbandingan antara Price Action dan sinyal indikator untuk mendapatkan pertimbangan entry posisi.
- Indikator yang baik dapat diturunkan dari momentum, volume, sentimen pasar, data intermarket, dan masih banyak lagi.
- Jika menggunakan lebih dari 1 indikator, indikator tersebut tidak boleh saling berkaitan. Contohnya, indikator momentum sebaiknya tidak digunakan bersama indikator momentum lainnya, tetapi lebih baik digunakan untuk melengkapi indikator volume.
- Bollinger Bands dapat digunakan untuk mendeteksi pola-pola Price Action seperti pola M, W, pergeseran momentum, dan lain sebagainya.
- Sinyal yang muncul ketika harga menembus upper atau lower band tidak boleh diartikan sebagai sinyal entry ataupun exit tanpa adanya konfirmasi tambahan.
- Saat pasar sedang trending, harga dapat menaiki upper band ataupun menuruni lower band.
- Adanya candlestick yang ditutup di luar band bisa diartikan sebagai sinyal penerusan, bukan reversal.
- Parameter default untuk perhitungan Moving Average adalah 20, begitu pula dengan standar deviasi 2 yang mengatur lebarnya band. Parameter yang diterapkan di berbagai pasar atau strategi bisa disesuaikan tergantung kebutuhan.
- Middle band bukanlah acuan terbaik untuk crossover, tetapi bisa digunakan untuk mengenali tren jangka menengah.
- Untuk mendapatkan hasil yang konsisten, jumlah standar deviasi perlu ditingkatkan jika periode middle band dinaikkan. Sebaliknya, parameter middle band yang diperkecil juga perlu diikuti dengan pengurangan standar deviasi.
- Bollinger Bands tradisional dibuat berdasarkan Simple Moving Average. Ini karena SMA digunakan dalam perhitungan standar deviasi.
- Bollinger Bands berbasis EMA bisa mengeliminasi risiko perubahan lebar band yang tiba-tiba saat harga mengalami fluktuasi signifikan. Perlu diingat, acuan Exponential tidak hanya digunakan untuk middle band, tapi juga dalam perhitungan standar deviasinya.
- Jangan membuat asumsi statistik berdasarkan standar deviasi yang tercermin pada pergerakan band. Sebab, distribusi harga pada dasarnya tidak bisa benar-benar diprediksi secara akurat, dan sampel harga yang umumnya digunakan dalam penerapan Bollinger Bands sejatinya belum cukup signifikan untuk mewakili data harga secara keseluruhan.
- %b berfungsi untuk memberitahu posisi harga terhadap Bollinger Bands. Posisinya di dalam band dihitung menggunakan adaptasi dari rumus Stochastic.
- %b memiliki banyak manfaat, namun yang utama adalah mengidentifikasi divergensi, pola-pola harga, dan pengaturan sistem trading menggunakan Bollinger Bands.
- Indikator dapat dinormalisasi dengan %b. Untuk melakukannya, diperlukan Bollinger Bands dengan periode 50 yang digabungkan dengan indikator pilihan, kemudian hitung %b dari indikator tersebut.
- Sesuai namanya, BandWidth berfungsi untuk memberitahu seberapa lebar band yang ada. Lebar band diukur menggunakan middle band. Parameter default yang digunakan untuk BandWidth adalah empat kali koefisien variasi.
- BandWidth memiliki banyak kegunaan, tetapi yang paling utama adalah untuk mengidentifikasi penyempitan Bollinger Bands dan perubahan tren.
- Bollinger Bands dapat digunakan pada berbagai jenis pasar termasuk forex, indeks, komoditas, futures, option, dan obligasi.
- Bollinger Bands dapat digunakan untuk semua time frame, baik itu 5 menit, 1 jam, 1 hari, 1 minggu, dan seterusnya. Kuncinya, setiap candle harus memiliki fluktuasi yang cukup untuk memberikan gambaran kuat tentang pembentukan harga.
- Bollinger Bands tidak dapat memberikan sinyal secara terus-menerus. Tetapi, indikator ini bisa mengidentifikasi setup yang berpotensi memberikan keuntungan.
Bollinger Bands sering kali digunakan sebagai indikator pendukung untuk strategi Price Action. Pelajari bagaimana cara memanfaatkan indikator ini lebih jauh dalam Cara Pakai Bollinger Bands untuk Strategi Price Action.