Dengan memahami breakeven trading, Anda berkesempatan memperkecil potensi loss dengan kondisi impas. Bagaimana maksudnya?
Pernahkah Anda mendengar tentang "breakeven trading"? Kondisi ini sering dilewatkan oleh para trader. Pasalnya, banyak trader yang hanya terpaku pada jumlah profit dan loss sebagai tolok ukur tradingnya. Padahal, breakeven trading adalah komponen yang perlu dimasukkan dalam jurnal trading. Mengapa demikian? Apa itu breakeven trading? Simak ulasan lengkapnya berikut ini.
DI
|
Daftar Isi |
Mengenal Breakeven Trading Forex
Melansir dari BabyPips, breakeven adalah suatu titik ketika perolehan profit sama besarnya dengan loss. Jika mengalami posisi ini, bisa dikatakan Anda tidak untung tetapi juga tidak rugi. Breakeven trading memang tidak bisa meningkatkan profit, tetapi kondisi impas seperti itu berperan penting untuk melindungi modal trading.
Memang, tidak ada satu trader pun yang ingin mendapatkan hasil impas. Semua trader lazimnya ingin mendapat profit. Namun, mendapatkan profit secara konsisten bukanlah perkara mudah. Anda harus menghadapi loss serta breakeven trading.
Baca Juga:How to Earn Consistent Profit from Forex Trading
Jenis-Jenis Breakeven
Pada dasarnya, breakeven trading dibedakan menjadi dua jenis yaitu breakeven yang seharusnya profit dan seharusnya loss. Apa maksudnya?
Breakeven Trading yang Seharusnya Profit
Tidak ada satu pun trader yang bisa memastikan kemana harga akan bergerak. Inilah yang terkadang bisa memicu pergulatan emosi dalam diri trader. Saat trading berlandaskan emosi, atau tidak yakin harga bergerak sesuai prediksi, secara tak sadar Anda akan melakukan breakeven trading. Begini polanya:
- Asumsikan Anda membuka posisi buy dengan stop loss 200 points dan take profit 400 points. Mulanya, harga bergerak ke atas sesuai harapan.
- Namun, tak lama kemudian, harga tiba-tiba turun drastis. Kemudiaan, Anda panik dan segera melakukan exit secara manual di posisi breakeven tanpa menunggu harga menyentuh stop loss di level 200 points.
- Setelah exit, ternyata harga bergerak kembali ke atas sesuai prediksi awal. Pergerakannya cukup kencang sehingga menyentuh take profit 400 points yang sudah diatur sejak awal.
Skenario di atas bisa saja terjadi ketika price action menampilkan swing harga yang bergerak liar. Awalnya harga berada di zona positif, mendadak berbalik arah ke zona negatif. Ada banyak faktor yang menyebabkan hal ini terjadi. Salah satunya adalah adanya rilis data ekonomi.
Lantas, apakah keputusan dalam skenario di atas sudah tepat?
Jawabannya iya, karena Anda exit dalam kondisi breakeven. Anda tidak mendapat profit, tapi juga tidak loss di saat yang sama.
Baca juga: Awas 3 Kesalahan Fatal Memasang Stop Loss Dan Take Profit
Breakeven Trading yang Seharusnya Loss
Anda harus bersyukur ketika mendapatkan hasil breakeven. Kenapa begitu? Pasalnya, terkadang dengan hasil breakeven, Anda terhindar dari kondisi loss yang semakin membesar, seperti ilustrasi berikut ini:
- Asumsikan Anda membuka posisi buy dengan stop loss 200 points dan take profit 400 points; sama seperti sebelumnya.
- Ternyata, harga bergerak ke bawah dan akun trading Anda mengalami floating loss.
- Tak lama kemudian, harga berbalik kembali ke atas. Anda lalu exit secara manual di posisi breakeven, tanpa menunggu harga bergerak ke level take profit di 400 points.
- Setelah exit, harga justru kembali meluncur ke bawah dan pergerakannya cukup kencang sehingga menyentuh stop loss di level 200 points yang sudah atur sebelumnya.
Jadi, ketika Anda tidak memutuskan untuk breakeven, tentu posisi Anda akan loss. Berdasarkan skenario tersebut, bisa dikatakan bahwa breakeven ternyata bisa menjadi penyelamat ketika pasar forex sedang tidak bersahabat.
Secara tidak langsung, platform broker juga turut andil dalam hal ini. Akurasi dan kecepatan eksekusi pada platform broker dapat memengaruhi hasil akhir breakeven. Oleh sebab itu pilihlah broker yang menawarkan platform ringan dan eksekusi order yang tepat.
Baca Juga:Finding the Perfect Trading Platform
Cara Melakukan Breakeven Trading
Masih belum bisa membayangkan? Jika demikian, maka perhatikan skenario yang lebih detail tentang breakeven trading forex berikut ini. Misalnya:
Pada chart trading EUR/USD dengan time-frame daily, asumsikan Anda melakukan Sell EUR/USD di level 1.1340. Stop loss berada di level 1.1450 dan take profit di level 1.1150. Keesokan harinya, harga EUR/USD turun ke level 1.1220.
Di sini, Anda bisa menerapkan breakeven trading. Caranya, geser stop loss yang sebelumnya di level 1.1450 ke 1.1340, yaitu level harga awal ketika Anda membuka posisi.
Mengapa harus mengambil langkah breakeven? Jika harga semakin turun, maka Anda bisa menunggu hingga menyentuh take profit. Bisa juga Anda segera exit ketika sinyal price action pada time-frame lebih rendah, misal H1 atau H4, ketika pada chart telah membentuk pin bar, inside bar, atau sinyal lain yang mengindikasikan pembalikan arah. Jika harga ternyata menyentuh stop loss, Anda tidak akan merugi sama sekali karena SL sudah digeser ke titik breakeven.
Baca Juga:Best Tools to Spot Trend Reversals
Akhir Kata
Intinya, dalam kondisi floating loss, jangan sampai dibutakan oleh delusi bahwa harga masih ada di pihak Anda. Jika Anda melihat tanda-tanda floating loss akan semakin besar, segera lakukan cut loss. Namun, jika harga berkehendak lain, Anda juga bisa melakukan breakeven trading untuk meminimalisir loss.
Baca juga: Belajar Dari Pengalaman Loss Trader Sukses
Perlu diingat bahwa exit dari posisi trading saat breakeven adalah pertanda bahwa Anda harus mengecek trading plan yang digunakan. Mengapa memutuskan untuk breakeven? Apakah didasarkan pada pasar yang bergerak tidak sesuai ekspektasi? Atau karena diliputi ketakutan, ketamakan, atau harapan? Jadikan ini semua sebagai pembelajaran berharga dan atur kembali trading plan Anda.
Setelah mengetahui apa itu breakeven trading, jangan sampai Anda salah membedakannya dengan breakout trading. Breakeven dan breakout adalah dua istilah trading yang berbeda. Lantas, apa itu breakout trading?