PT Logisticsplus International Tbk (LOPI) menyetujui sejumlah laporan tahunan dan keuangan tahunan dalam RUPST yang digelar pada Selasa (14/Mei), 6 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) akan membagikan tambahan dividen tunai sebesar Rp5,5764 per saham kepada para pemegang sahamnya, 6 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Saham-saham top gainers LQ45: PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) +3.55%, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) +1.64%, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) +1.48%, 6 jam lalu, #Saham Indonesia   |   IHSG dibuka naik pada perdagangan Rabu (15/Mei) pagi, menguat 0.59% ke level 7,125, 6 jam lalu, #Saham Indonesia

Litecoin, Pelopor Altcoin yang Kian Tenggelam

Hana Raisa 11 Apr 2023
Dibaca Normal 6 Menit
kripto > belajar >   #altcoin   #litecoin
Dikenal sebagai "Bitcoin versi perak", eksistensi Litecoin semakin surut karena harganya cenderung stagnan. Mengapa demikian?

DI

Nama Litecoin sudah cukup populer di dunia kripto. Pasalnya, Litecoin adalah salah satu pelopor altcoin paling populer yang dikenal dengan julukan "Bitcoin versi perak". Meski demikian, nasib Litecoin tak seberuntung Bitcoin, terutama dari segi pergerakan harganya. 

Hingga artikel ini ditulis, satu keping Litecoin dibanderol dengan harga $90. Pada tahun 2013, Litecoin hanya diperdagangkan di kisaran $4 per keping. Kemudian, aset kripto satu ini mengalami pertumbuhan sebesar 3,275 persen hingga tahun 2020. 

Dalam rentang waktu yang sama, pertumbuhan harga Bitcoin melesat jauh hingga 238,300 persen. Harga Bitcoin awalnya ada di kisaran $13 per keping pada tahun 2013, tujuh tahun kemudian BTC sudah mencapai $31,000.

Keadaan ini tentu berdampak buruk bagi eksistensi Litecoin. Aset kripto buatan Charlie Lee ini tidak hanya jatuh, tapi berpotensi akan benar-benar tenggelam. Lantas, mengapa pertumbuhan harga Litecoin tak sebagus Bitcoin? Simak penjelasan lengkapnya berikut ini.

Apa Penyebab Harga Litecoin Terus Jatuh?

 

Mengenal Litecoin, Sang Pelopor Altcoin

Sebelum beranjak pada pembahasan mengenai tenggelamnya Litecoin, mari mengenal "adik tiri" Bitcoin ini lebih jauh. Dipelopori oleh mantan insinyur Google, Charlie Lee, Litecoin awalnya dibentuk karena keisengan belaka.

Lee mereplikasi jaringan blockchain Bitcoin dengan menambahkan teknologi anti-peretasan bernama Scrypt. Teknologi ini mengharuskan pengguna untuk menyelesaikan teka-teki terlebih dahulu sebelum bisa membuat transaksi baru di blockchain tersebut.

Pada dasarnya, Litecoin dan Bitcoin menggunakan algoritma konsensus yang sama, yakni proof of work. Keduanya juga sama-sama memiliki suplai terbatas namun dengan jumlah berbeda. Adapun jumlah suplai Bitcoin berada di angka 21 juta keping, sedangkan Litecoin berjumlah 84 juta keping.

Waktu pembuatan blok transaksi di Litecoin juga berbeda dengan Bitcoin. Litcoin hanya perlu waktu 2.5 menit untuk membuat blok transaksi. Sedangkan Bitcoin memerlukan waktu lebih lama, yakni sekitar 10 menit.

Dengan keunggulan-keunggulan tersebut, Litecoin menjadi altcoin yang tampak menjanjikan. Namun, alih-alih mengungguli Bitcoin, harga pelopor altcoin satu ini justru semakin terpuruk dari waktu ke waktu. Jangankan harga, nilai kapitalisasi pasar Litecoin bahkan kalah telak dengan Bitcoin. Terhitung hingga Juli 2021, nilai kapitalisasi pasar Bitcoin berkisar $562.19 miliar, sedangkan Litcoin hanya stuck di angka $7.31 miliar.

Baca juga: 10 Kripto Murah Terbaik untuk Investasi Pemula

 

Penyebab Harga Litecoin Murah

Lantas, mengapa pertumbuhan harganya justru sangat murah?

Selama bertahun-tahun, pertanyaan mengenai harga Litecoin yang sangat murah terus menjadi pembicaraan di komunitas kripto. Jawaban atas pertanyaan tersebut akhirnya bermuara pada asumsi-asumsi seperti berikut ini.

 

Litecoin Adalah Jiplakan Bitcoin

Asumsi satu ini menjadi yang paling banyak muncul di antara komunitas kripto. Mereka yakin bahwa konsep Litecoin tidaklah orisinal. Sang pelopor altcoin ini dianggap sekadar meniru konsep algoritma konsensus proof of work dilengkapi dengan tujuan sebagai alat tukar digital di dunia maya. Dengan kondisi teknologi blockchain dan karakteristik koin yang serupa, tak heran jika komunitas kripto lebih memilih Bitcoin daripada Litecoin.

Ditambah, eksistensi Bitcoin lambat laun menjadi alat penyimpan kekayaan (store of value) karena suplainya yang terbatas. Jumlah suplai Litecoin yang empat kali lebih banyak, membuatnya sulit menandingi Bitcoin sebagai aset penyimpan kekayaan.

Selain itu, permintaan Bitcoin jauh lebih besar daripada sang pelopor altcoin. Pada akhirnya, hal tersebut berdampak langsung pada harga Litecoin sebagai aset kripto. Sampai saat ini, asumsi inilah yang dipegang teguh oleh komunitas kripto dunia.

Baca juga: Cara Mudah Mengetahui Altcoin Season untuk Pemula

 

Banyak Teknologi Blockchain yang Lebih Canggih

Seperti yang sempat dijelaskan sebelumnya, teknologi blockchain Litecoin kurang lebih identik dengan Bitcoin. Sayangnya, beberapa waktu kemudian, banyak teknologi blockchain baru yang jauh lebih canggih; menandingi semua manfaat yang ditawarkan oleh blockchain Litecoin.

Misalnya saja blockchain Ethereum yang dibekali dengan teknologi smart contract sehingga bisa dipakai untuk aktivitas ekonomi sehari-hari, seperti simpan-pinjam, investasi, dan asuransi. Ditambah, sistem blockchain Ethereum sukses menjadi embrio ekonomi terdesentralisasi (DeFi), yakni terobosan terbaru dalam aktivitas ekonomi digital.

Sistem blockchain canggih dari Ethereum muncul pada tahun 2013, tepat dua tahun setelah proyek Litecoin diluncurkan. Alhasil, pamor Litecoin sebagai pelopor altcoin semakin tersingkirkan karena komunitas kripto lebih tertarik mengeksplorasi teknologi blockchain terbaru Ethereum daripada Litecoin yang terkesan tak ada inovasi.

Kondisi Litecoin semakin terpojok setelah muncul teknologi blockchain terbaru yang lebih canggih lagi seperti pada Polkadot dan Cardano. Inilah yang menyebabkan permintaan atas Litecoin kian surut. Harga Litecoin pun terus stagnan dari waktu ke waktu.

Hal ini dapat diamati dari data CoinMarketCap, bahwa koin besutan Charlie Lee ini sempat menduduki peringkat ke-5 berdasarkan urutan berdasarkan besaran market kapitalisasi. Setahun kemudian, posisi LTC merosot jauh hingga berada di peringkat ke-13.

Baca juga: Bitcoin Vs Ethereum, Mana Yang Lebih Menguntungkan?

 

Merebaknya Sentimen Anti-Litecoin

Asumsi terakhir sekaligus yang paling kontroversial terkait tenggelamnya Litecoin adalah adanya sentimen anti-litecoin di antara komunitas kripto. Sentimen kripto ini bermula pada Oktober 2017, yaitu saat harga Litecoin menyentuh angka $310 per keping. Sayangnya, momen tersebut bertepatan dengan keputusan Lee untuk menjual seluruh keping Litecoin-nya.

Akhirnya, banyak orang menuduh Lee melakukan pump and dumb harga Litecoin demi keuntungannya sendiri. Namun, di sisi lain Litecoin sendiri berdalih bahwa aksi Lee tersebut bertujuan untuk menghindari konflik kepentingan. Sebab, pada saat itu Lee melepas posisinya di Litecoin karena akan menjabat posisi insinyur di Coinbase. 

Bahkan, beberapa waktu kemudian, banyak thread bermunculan di forum Reddit sebagai reaksi dari peristiwa Litecoin. Dugaan sementara, threads tersebut ditunggangi oleh mereka yang mengatasnamakan diri sebagai kelompok Bitcoin Maximalist, yaitu fans garis keras Bitcoin.

Baca juga: 10 Kisah Trader Bitcoin Sukses Paling Inspiratif

 

Jadi, Apakah Litecoin Masih Layak untuk Di-Hold?

Di tengah panasnya kontroversi yang ada, beberapa analis menilai bahwa sang pelopor altcoin ini masih layak untuk di-hold. Analis dari WalletInvestor, Trading Beasts, dan The Economy Forecast Agency, menilai bahwa harga Litecoin mungkin bisa tembus ke angka $1,000 dalam lima tahun ke depan.

Karena Litecoin identik dengan Bitcoin, beberapa investor akan menganggap bahwa harganya akan sangat meningkat saat inflasi meningkat. Selain itu, pelaku pasar masih menimbang Litecoin dari segi harganya karena memang lebih murah daripada Bitcoin. Hal ini bisa menjadi katalis positif bagi Litecoin di masa depan. Selain itu, Charlie Lee kini sudah kembali pada Litecoin. Komunitas aset kripto menganggap peristiwa ini bisa memulihkan kredibilitas Litecoin sebagai pelopor altcoin dunia.

Itulah beberapa alasan mengapa harga Litecoin kian tenggelam di pasar. Namun, perlu diingat bahwa alasan-alasan di atas hanya berdasarkan pada asumsi komunitas aset kripto. Tidak ada yang menjamin kebenaran atas asumsi tersebut. Di sisi lain, Litecoin dinilai masih layak untuk di-hold untuk jangka panjang.

 

Litecoin adalah salah satu pelopor altcoin yang populer di kalangan komunitas aset kripto. Altcoin sendiri adalah akronim dari alternative coin, yaitu merujuk pada cryptocurrency alternatif di luar Bitcoin. Selain Litecoin, ada beberapa altcoin lain yang tak kalah populer sebagai alternatif Bitcoin.

Terkait Lainnya
 
PT Logisticsplus International Tbk (LOPI) menyetujui sejumlah laporan tahunan dan keuangan tahunan dalam RUPST yang digelar pada Selasa (14/Mei), 6 jam lalu, #Saham Indonesia

PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) akan membagikan tambahan dividen tunai sebesar Rp5,5764 per saham kepada para pemegang sahamnya, 6 jam lalu, #Saham Indonesia

Saham-saham top gainers LQ45: PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) +3.55%, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) +1.64%, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) +1.48%, 6 jam lalu, #Saham Indonesia

IHSG dibuka naik pada perdagangan Rabu (15/Mei) pagi, menguat 0.59% ke level 7,125, 6 jam lalu, #Saham Indonesia

Emas mendapatkan dukungan karena risiko geopolitik mengkatalisasi permintaan, 23 jam lalu, #Emas Fundamental

Data pekerjaan Inggris mendukung penurunan suku bunga BoE, dan saham vodafone naik setelah pendapatan, 23 jam lalu, #Forex Fundamental

EUR/USD: Euro dapat naik lebih tinggi jika stabil di atas level 1.0800, 23 jam lalu, #Forex Teknikal

EUR/GBP tetap dibatasi di bawah level 0.8600 menyusul data ketenagakerjaan Inggris, 23 jam lalu, #Forex Teknikal

Saham-saham top gainers LQ45: PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) +2.17%, PT Bank Pacific Tbk (BRPT) +2.04%, PT Charoen Pokphand Tbk (CPIN) +1.93%, 1 hari, #Saham Indonesia

IHSG melanjutkan penguatannya pada pagi ini, naik 0.21% ke level 7,114, 1 hari, #Saham Indonesia

Aneka Tambang (ANTM) menyampaikan jadwal pembagian dividennya sebesar Rp3.07 triliun. Cum date untuk dividen ANTM dijadwalkan pada pekan depan, 1 hari, #Saham Indonesia

PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP) akan mengambil keputusan terkait penggunaan laba bersih 2023 lewat RUPST yang digelar hari ini (14/Mei), 1 hari, #Saham Indonesia



Kirim Komentar Baru