AUD/JPY masih berada di baawah level 104.00 setelah hasil beragam pada data Tiongkok, 1 hari, #Forex Teknikal   |   USD/CHF naik menuju level 0.9100 di tengah lebih rendahnya produksi industri Swiss, 1 hari, #Forex Teknikal   |   Pound Sterling mempertahankan kekuatan di dekat level 1.2700 meskipun dolar AS stabil, 1 hari, #Forex Teknikal   |   EUR/USDtetap bullish setelah koreksi hari Kamis, 1 hari, #Forex Teknikal   |   PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL) bakal membagikan dividen kepada pemegang sahamnya senilai Rp136.4 miliar, 1 hari, #Saham Indonesia   |   PT Sepeda Bersama Indonesia Tbk (BIKE) akan membagikan dividen tunai sebesar Rp12.9 miliar dari laba bersih di tahun buku 2023. , 1 hari, #Saham Indonesia   |   Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 0.42% ke level 7,277 pagi ini, 1 hari, #Saham Indonesia   |   PT Panca Budi Idaman Tbk (PBID) bakal membagikan dividen kepada pemegang sahamnya senilai Rp300 miliar. , 1 hari, #Saham Indonesia

GDP Jepang Tak Sesuai Ekspektasi, Yen Justru Menguat

Crypholic 14 Feb 2023
Dibaca Normal 2 Menit
forex > berita >   #ekonomi   #gdp   #resesi
GDP Q4 Jepang yang dirilis hari ini dilaporkan gagal memenuhi ekspektasi ekonom. Lemahnya pertumbuhan ekonomi juga dipicu oleh merosotnya investasi bisnis.

Pada hari Selasa (14/Februari), Kantor Kabinet Jepang mempublikasikan data GDP Preliminer. Laporan tersebut menyebutkan bahwa GDP hanya tumbuh 0.6% secara tahunan (Year-over-Year) pada kuartal IV/2022. Angka ini masih lebih baik ketimbang kontraksi sebesar 1.0% pada kuartal sebelumnya yang menyelamatkan ekonomi Jepang dari resesi. Namun, jumlah tersebut gagal memenuhi ekspektasi ekonom yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi 2.0%.

Tumbuh Dibawah Ekspektasi, Ekonomi Jepang Terhindar Dari Resesi

Dalam basis kuartalan (Quarter-over-Quarter), ekonomi Jepang tercatat tumbuh sebesar 0.2% di sepanjang periode Oktober-Desember tahun lalu. Angka ini lagi-lagi berada dibawah ekspektasi 0.5%. Namun, setidaknya masih menorehkan pertumbuhan setelah merosot 0.3% pada periode sebelumnya.

Meskipun begitu, rilis data GDP Jepang pagi ini sedikit banyak membantu menopang pergerakan mata uang yen melawan dolar AS. Pair USD/JPY terpantau bergerak pada kisaran 132.08 atau melemah 0.21% secara harian. Kendati masih terus dibayangi oleh inflasi tinggi, ekonomi Jepang tahun ini diproyeksikan pulih secara bertahap setelah lepas dari pandemi.

Baca juga: Inflasi Tinggi? Ini Cara Lindungi Dana Investasi dengan Kripto

 

Apa Penyebab Lemahnya Pertumbuhan Ekonomi Jepang?

Perekonomian Jepang yang tumbuh lebih lemah salah satunya dipicu oleh merosotnya investasi bisnis, belanja modal dan persediaan. Belanja modal tercatat turun 0.5%, lebih buruk ketimbang forecast penurunan 0.2%.

Baca juga: Inflasi Makin Tinggi, Belanja Rumah Tangga Jepang Merosot

Di samping itu, konsumsi rumah tangga yang berkontribusi paling besar terhadap GDP hanya naik 0.5%. Ini merupakan imbas dari kenaikan biaya hidup. Rapuhnya sektor konsumsi juga dilatarbelakangi oleh ketidakpastian prospek perekonomian global yang meredupkan optimisme konsumen disana.

"Di tengah risiko resesi yang membayangi perekonomian di banyak negara maju, maka kami memperkirakan defisit neraca perdagangan akan menyeret Jepang memasuki resesi pada semester pertama, terutama disebabkan oleh investasi bisnis yang melemah lebih cepat dari yang kami perkirakan," kata Darren Tay, ekonom Jepang di Capital Economics.

Pendapat lain juga dikemukakan oleh Toru Suehiro, kepala ekonom di Daiwa Securities. Menurut Suehiro, mengacu dari data GDP periode Juli-September, pertumbuhan ekonomi kuartal IV tidak terlalu mengesankan. Ia menambahkan kita dapat mengharapkan konsumsi meningkat karena belanja di sektor jasa cukup stabil. Namun, tetap sulit memproyeksikan pertumbuhan yang kuat ditengah tekanan dari kenaikan inflasi.

Terkait Lainnya
Kategori Terkait
 

Kirim Komentar Baru