AUD/JPY masih berada di baawah level 104.00 setelah hasil beragam pada data Tiongkok, 1 hari, #Forex Teknikal   |   USD/CHF naik menuju level 0.9100 di tengah lebih rendahnya produksi industri Swiss, 1 hari, #Forex Teknikal   |   Pound Sterling mempertahankan kekuatan di dekat level 1.2700 meskipun dolar AS stabil, 1 hari, #Forex Teknikal   |   EUR/USDtetap bullish setelah koreksi hari Kamis, 1 hari, #Forex Teknikal   |   PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL) bakal membagikan dividen kepada pemegang sahamnya senilai Rp136.4 miliar, 1 hari, #Saham Indonesia   |   PT Sepeda Bersama Indonesia Tbk (BIKE) akan membagikan dividen tunai sebesar Rp12.9 miliar dari laba bersih di tahun buku 2023. , 1 hari, #Saham Indonesia   |   Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 0.42% ke level 7,277 pagi ini, 1 hari, #Saham Indonesia   |   PT Panca Budi Idaman Tbk (PBID) bakal membagikan dividen kepada pemegang sahamnya senilai Rp300 miliar. , 1 hari, #Saham Indonesia

Ekonomi Inggris Perlu Waspada

M Singgih 15 Nov 2013
Dibaca Normal 3 Menit
forex > analisa >   #ekonomi
Diantara beberapa kelemahan data fundamental semisal defisit current account yang besar, Inggris juga mempunyai masalah dengan tingkat inflasi yang bisa mempengaruhi GBP. Inflasi yang masih tinggi membuat GBP telah kehilangan daya belinya lebih cepat dari mata uang negara-negara partner dagang utamanya yang berarti dalam jangka panjang akan berdampak negatif bagi GBP. Harga sektor jasa yang terus naik dan perekonomian Inggris yang cenderung oligopolistik mungkin bisa dipersalahkan, dan sekaligus diwaspadai.

Diantara beberapa kelemahan data fundamental semisal defisit current account yang besar, Inggris juga mempunyai masalah dengan tingkat inflasi yang bisa dengan cepat mempengaruhi nilai mata uang Pound Sterling. Saat ini pasar real estate yang sedang menanjak dan recovery ekonomi yang sedang berlangsung akan sangat mendukung nilai mata uang GBP.

                                        Ekonomi Inggris Perlu

Perjalanan panjang ekonomi Inggris selalu rawan akan inflasi. Saat inipun tidak berbeda. Data terakhir menunjukkan inflasi tahunan di Inggris 2.7% (data paling akhir dari rilis CPI y/y tanggal 12 Nopember lalu adalah 2.2%). Angka tersebut termasuk rendah selama ini, tetapi sangat tinggi dibandingkan dengan partner dagangnya.

Di Amerika Serikat 1.5%, kawasan Euro 1.1% (data terakhir 0.7%) dan di Jepang 0.8%. Hal tersebut berarti GBP telah kehilangan daya belinya lebih cepat dari mata uang negara-negara partner dagang utamanya yang berarti dalam jangka panjang akan berdampak negatif bagi mata uang kerajaan Britania Raya tersebut.

Secara historis upah menjadi kunci penggerak tingkat inflasi di Inggris, tetapi tidak untuk saat ini. Inflasi hanya naik 1% dan tahun-tahun belakangan ini cenderung untuk melambat. Pelemahan GBP sebagai akibat hal itu adalah wajar, tetapi tudak lagi saat ini. Pada tahun 2008 GBP jatuh hingga level 1.4000 terhadap US dollar, namun beberapa tahun belakangan ini relatif stabil pada range 1.5000 hingga 1.6000.

Oligopoli dan sektor jasa
Mengidentifikasi hal utama yang mempengaruhi tingkat inflasi di Inggris adalah sebuah tantangan. Quantitative easing yang telah dilakukan oleh bank sentral (Bank of England) mungkin bisa dipersalahkan, sehubungan dengan GDP yang digunakan sebagai patokan dengan skala yang lebih besar dari Amerika Serikat misalnya, namun M4 Money Supply meningkat secara relatif pada angka 2.1%.

Sektor jasa yang menyumbang tingkat inflasi hingga 3.4% mungkin bisa dipersalahkan. Dalam kondisi perekonomian yang agak melemah hal itu terasa janggal yang mengesankan kurangnya persaingan diantara perusahaan sektor jasa dan mengakibatkan harga terus merangkak naik. Sebagian juga disebabkan oleh perekonomian Inggris yang cenderung oligopolistik.

Di Inggris bank retail secara praktis hanya didominasi oleh empat pemain besar, pasar makanan eceran oleh empat supermarket dan sektor energi oleh enam group perusahaan. Juga pasar perumahan. Sektor-sektor yang seharusnya bisa terjadi persaingan secara sehat tetapi dalam kenyataan pasar yang oligopolistik bisa saja harga terus meningkat.

Saat ini hal tersebut belum menjadi masalah serius. GBP/USD bisa terus naik diantara level 1.6000 hingga mungkin 1.7000 sebelum isu seperti current account yang defisit mengemuka dan mempengaruhi sentimen pasar. Saat ini partai koalisi yang berkuasa sedang sibuk memoles kinerja perekonomian guna menghadapi pemilihan pada Mei 2015 mendatang. Mereka sedang sibuk mengangkat harga perumahan yang dianggap salah satu faktor membaiknya kondisi ekonomi.

Kebijakan bank sentral bisa saja mengarah pada pengetatan, dan dibarengi dengan isu-isu yang melemahkan US dollar, GBP/USD akan berpeluang untuk menguat lebih lanjut ditengah beberapa hal diatas yang mesti diwaspadai.

Sumber : www.forexcrunch.com :
                GBP’s Outlook Still Bright, but Beware Lurking Gremlins,
                by Justin Pugsley, Markets Analyst

Terkait Lainnya
Kategori Terkait
 

Kirim Komentar Baru