Broker Forex

Pertama-tama Anda perlu membuat akun di e-payment yang bersangkutan terlebih dulu. Misalkan Anda ingin menggunakan FasaPay, maka bisa diawali dengan membuka akun di FasaPay.

Setelah itu, untuk bisa digunakan sebagai deposit, Anda perlu mengisi balance (top up) di e-payment. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan jasa exchanger lokal yang menyediakan jual beli FasaPay atau e-payment lain yang Anda gunakan.

Selanjutnya, tinggal memproses deposit dari Member Area broker. Biasanya hal ini dilakukan dengan membuka menu deposit dan pilih metode FasaPay/Neteller/dsb. Dari situ Anda tinggal mengikuti alur sesuai instruksi broker.

Bisa lihat dari review orang-orang, di inbizia juga ada kok review broker https://www.inbizia.com/broker-forex

Withdraw bisa ke bank lokal mana saja, tapi biasanya akan dikenakan biaya transfer antar bank sesuai dengan kebijakan bank masing-masing.

Bank kustodian adalah lembaga keuangan yang bertanggung jawab menjaga aset finansial seperti saham dan obligasi milik investor atau klien agar tetap aman dan terlindungi. Bank kustodian ini harus memiliki izin dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) untuk beroperasi di Indonesia. Sebelum ditunjuk oleh lembaga investasi atau perusahaan, bank kustodian harus memenuhi persyaratan dan standar yang tinggi. Jadi, bisa dibilang bank kustodian ini adalah penjaga keamanan aset finansial yang profesional.

Di Indonesia, terdapat beberapa bank yang berperan sebagai bank kustodian, di antaranya adalah Bank Mandiri, Bank Central Asia (BCA), CIMB Niaga, Danamon, OCBC NISP, DBS Indonesia, HSBC Indonesia, Maybank Indonesia, Panin Dubai Syariah, Mega Syariah, dll.

Izin nyanggah ya, bank kustodian ini khusus bank yg nerima segregate akun dan ga selalu lnsg nerima deposit pas trader transfer. Jdi misalkan disuruh tf ke bank ini, biasanya bank ini cma nerima, entar bru diteruskan ke bank kustodian. Tetapi ada kasus lngsung ke rekening segregate akun kok. Bisa diliat sih di company profile dari GKInvest, dimana di websitenya bisa didownload, tar cari segregate akun. Nah di GKInvest sndiri menggunakan 5 bank berbeda yakni BCA cabang Sudirman (Jakarta), CIMB Niaga Gajah Mada (Jakarta), BNI Fatmawati (Jakarta), Mandiri Imam Bonjol (Jakarta) dan Bank Artha Graha Internasional Sudirman (Jakarta). Dimana dari 5 bank ini, trader langsung mentransfer depositnya ke bank kustodiannya GKInvest. Misalkan mau deposit, disuruh deposit dengan transfer ke bank ini, maka bank itu adalah bank kustodiannya. Jadi ga ad pindah tngn dsb.

Jadi dipastikan keamanan dana trader lbh gacor lagi gan.

Mnrt gue yaa, enakan sihh belajar per 1 pair dlu ato 1 aset terlebih dahulu. Soalnya klu langsung beberpa aset, itu elo bakal kebingungan. Sumpah, ini udah gue ngelakuin dan hasilnya nihil besar. Udah makin rumit kan rencana trading, ditambah manajemen risk yg berantakan karna masing2 aset itu memiliki karkateristik berbeda2. Blm lagi waktu terbaik utk trading di masing2 aset itu berbeda2, alhasil klu kita piliih aset yg berbeda waktu, malah kita jadi over training lhoo, dan belajar kita terganggu krna kita trading ibaratnya non stop. BIsa aja kan 1 aset ini, waktu terbaik jam 8 malam, entar 1 aset lain lagi yg kita pilih ternyata jam 2 subuh, dan berlanjut lagi shngga kita ga ada waktu istirahat.

Maka dari itu lebih baik 1 pair aja dlu belajarnyaa.

iyaa setuju asli, 1 instrument aja susah stngh mati belajarnyaa palagi mau 2 sekaligus? Itu sama aja kita kayak kita di suruh nambah kerjaan sementara kapasitas kita cuma 2 tangan. Yg ada entar akan memunculkan kebingungan dan blm lagi klu kita trading di akun demo entar berlanjut ke akun live, itu bsa menyebabkan overtrading jugaa. Apalagi klo salah memilih instrument yg seharusnya buat pro, mlah kita pemula yg trading disitu. Dan apalagi 2 3 instrument berbeda sekaligus itu jujur aja kita akan kesulitan.

Misalkan msih ragu2 apakah trading dngn 1 instrument aja ato lebihh bsa coba2 baca di artikel Monex lainnya ya : Tips Broker MIFX: Trading Satu Pair atau Banyak Pair?

Bro, pertanyaanmu bgs nih. Jd, pd akun Zero ECN di GKInvest itu mmng diklaim pnya spread 0, artinya selisih antara harga beli dan jualnya itu sama. Tapi, tentang kenapa broker lain nggak semuanya nyediain spread kayak gitu, ada beberapa alasan yg mnrt ku cukup logis.

Pertama, nggak semua broker itu berjenis ECN. Broker ECN, kayak GKInvest, biasanya langsung ngirim order trader ke penyedia likuiditas besar, contohnya hedge fund. Nah, dengan cara itu, trader bisa dapetin harga terbaik di pasar. Tapi, broker lain mungkin punya model bisnis yang beda, mereka bisa aja nggak meneruskan order ke penyedia likuiditas besar, jadi spread-nya bisa beda.

Kedua, bro, kayaknya spread 0 itu nggak semudah itu dalam prakteknya. Biaya operasional broker, regulasi, dan faktor-faktor lain bisa bikin mereka tetep harus dapetin keuntungan. Jadi, walaupun spread aslinya di pasar bisa rendah atau bahkan 0, broker bisa aja nambahin markup ke spread-nya sebagai bagian dari bisnis mereka.

Jadi, kayaknya nggak bisa disimpulin bahwa markup spread itu nggak wajar, bro. Sebagai bisnis, broker perlu dapetin untung juga, kan?