Pemandangan chart yang naik turun akan senantiasa menghiasi kehidupan para trader forex. Bagaimana cara mudah menguasai penggunaan chart trading untuk pemula?
Pusing melihat banyak garis yang naik turun di layar Anda? Tak perlu khawatir, mempelajari chart trading sebenarnya adalah hal yang mudah. Kemampuan membaca chart adalah kemampuan dasar yang harus dimiliki seorang trader. Sangat jarang ada trader yang bertrading forex hanya dengan melihat deretan angka dalam tabel.
Apabila menguasai cara membaca chart trading, Anda akan lebih mudah melihat pola pergerakan harga yang terjadi. Mari, simak panduan chart trading berikut ini!
DI
|
Daftar Isi |
Cara Membaca Chart
Ada tiga jenis chart yang ada pada platform trading. Pertama, ada line chart atau garis lurus yang menghubungkan harga-harga penutupan. Kedua, bar chart yang merupakan garis vertikal dengan harga pembukaan, penutupan, harga tertinggi, serta harga terendah (OHLC chart). Ketiga, ada candlestick yang bisa menghadirkan info bar chart dengan visualisasi lebih baik. Berikut deskripsi masing-masing jenis chart untuk mempermudah pemahaman Anda:
Line Chart
Line chart adalah jenis chart paling sederhana. Chart ini dibentuk dengan menarik garis dari satu harga penutupan (Close) ke harga penutupan berikutnya. Jika dirangkai berkesinambungan, maka akan tampak seperti pada gambar berikut ini.
Bar Chart
Jika line chart hanya memuat informasi harga penutupan (Close), maka bar chart sudah mengikutsertakan harga pembukaan (Open) serta dinamika harga tertinggi (High) dan harga terendah (Low). Maka dari itu, chart satu ini juga sering disebut sebagai OHLC (Open, High, Low, Close) chart. Contoh bar chart adalah seperti berikut ini:
Pada gambar di atas, coretan di sebelah kiri bar menandakan harga pembukaan, sedangkan di kanan adalah harga penutupan. Bagian bawah batang menandakan harga terendah, sedangkan bagian atas adalah harga tertinggi. Harga-harga tersebut terjadi dalam kurun waktu tertentu sesuai time frame yang Anda pilih. Bisa 5 menit, 10 menit, 1 jam, 1 hari, hingga 1 bulan.
Baca juga: Panduan Time Frame untuk Pemula dari Finex
Candlestick
Candlestick adalah chart forex yang memuat informasi harga OHLC, sama seperti bar chart, tetapi dalam visualisasi yang lebih enak dibaca. Di sini, OHLC digambarkan dalam bentuk menyerupai lilin dengan sumbu terbuat dari High and Low. Sementara itu, batang lilinnya menandakan selisih harga Open dan Close.
Apabila harga Open lebih tinggi daripada harga Close, maka artinya terjadi penurunan. Sebaliknya, jika harga Open lebih rendah daripada harga Close, artinya terjadi kenaikan harga dalam satu periode waktu.
Sebenarnya, warna candlestick ini bisa diubah-ubah sesuai preferensi. Namun, kebanyakan trader lebih suka menggunakan warna hijau dan merah. Nah, dalam platform trading, candlestick chart akan tampil kurang lebih seperti ini:
Dari ketiga chart di atas, hampir semua trader saat ini lebih memilih untuk menggunakan candlestick karena kelengkapan informasi dan kemudahan interpretasinya.
Baca juga: Tips Membaca Candlestick Simpel Dan Akurat, Tak Perlu Hafalan
Trend yang Sedang Berlangsung
Untuk membuka posisi buy, Anda harus pastikan chart sedang naik. Dengan kata lain, trend yang bisa menguntungkan adalah uptrend. Namun, apa sebenarnya trend forex itu?
Trend dalam trading forex adalah suatu pergerakan yang menunjukkan arah harga suatu mata uang di pasar forex. Pergerakan ini tidak berbentuk garis lurus diagonal yang menuju satu arah. Biasanya, pasar bergerak dalam serangkaian garis zigzag. Jika suatu mata uang digemari, maka grafiknya akan zigzag ke atas secara bertahap. Jika sedang jatuh, maka grafik trend akan zigzag menurun.
Gerakan zigzag dalam uptrend membentuk serangkaian gelombang yang berurutan dengan level puncak (High/H), puncak lebih tinggi (Higher High/HH), lembah (Low/L), dan lembah lebih tinggi (Higher Low/HL) yang cukup jelas. Sementara itu, downtrend biasanya terbentuk dari level puncak (High/H), puncak lebih rendah (Lower High/LH), lembah (Low/L), dan lembah lebih rendah (Lower Low/LL).
Baca juga: Teknik Trading Forex Sesuai Arah Trend
Singkatnya, ada 3 jenis trend dalam forex yang ditandai dengan karakteristik seperti berikut:
- Uptrend, saat chart menunjukkan pergerakan harga yang naik secara bertahap.
- Downtrend, saat chart menunjukkan pergerakan harga yang turun secara bertahap.
- Sideways atau Ranging, saat harga menunjukkan konsolidasi akibat adanya tarik-menarik antara seller dan buyer.
Time Frame
Panduan chart trading berikutnya adalah memperhatikan time frame. Sudahkah Anda tahu apa itu time frame? Ya, time frame adalah kurun waktu tertentu yang ditentukan sebagai masa pengamatan pergerakan harga. Di MetaTrader, satuan time frame yang bisa dipilih adalah 1 menit (M1), 5 menit (M5), 15 menit (M15), 30 menit (M30), 1 jam (H1), 4 jam (H4), 1 hari (D1), 1 minggu (W1), dan 1 bulan (MN).
Perlu diingat bahwa masing-masing time frame bisa menimbulkan perbedaan interpretasi terhadap pergerakan pair. Misalnya, jika Anda membuka time frame EUR/USD pada H1, pergerakan harganya belum tentu sama dengan apa yang terjadi di time frame D1. Kenapa?
Chart trading 1 jam (H1) terdiri dari candle-candle yang terbentuk 1 jam sekali, sedangkan chart trading 1 hari (D1) terdiri dari candle-candle yang terbentuk 1 hari sekali. Chart H1 memiliki pergerakan lebih cepat, tetapi trend-nya bersifat jangka pendek. Sementara itu, chart trading D1 memang bergerak lambat, tetapi lebih merangkum trend yang sebenarnya di pasar. Perbedaannya jelas sekali, bukan?
Jadi, sebaiknya pilih time frame yang mana?
Tidak ada cara tertentu dalam memilih time frame trading. Anda hanya perlu menyesuaikan time frame dengan tipe strategi trading yang digunakan.
Alat Bantu Analisa
Alat bantu analisa pada chart adalah alat yang dibuat berdasarkan perhitungan matematis atas harga, volume, atau minat pasar. Alat bantu ini biasa disebut dengan indikator teknikal. Dengan menerapkan indikator teknikal pada chart harga, Anda bisa memetakan kondisi pasar saat ini sebagai referensi untuk memprediksi pergerakan harga berikutnya. Jadi, Anda bisa mengidentifikasi momen-momen terbaik untuk buy maupun sell.
Dilihat dari tampilannya, indikator teknikal dibagi menjadi dua, yaitu Overlay dan Oscillator.
Indikator Overlay
Indikator teknikal bertipe Overlay biasanya berbentuk grafik yang digunakan dengan menumpukkannya di atas grafik harga. Contoh indikator teknikal tipe Overlay yang paling banyak digunakan adalah:
- Moving Averages (MA)
- Bollinger Bands (BB)
- Parabolic SAR
- Ichimoku Kinko Hyo
Gambar di atas adalah contoh tampilan chart EUR/USD dengan Bollinger Bands. Chart candlestick mewakili pergerakan harga, sedangkan garis biru dan kuning merupakan tampilan Bollinger Bands.
Indikator Oscillator
Indikator teknikal tipe Oscillator biasanya menampilkan osilasi antara nilai minimal dan maksimal tertentu yang tampil di bawah chart harga. Selain itu, indikator tipe Oscillator juga memperhitungkan fluktuasi volume trading, berbeda dari indikator Overlay yang terutama dikalkulasikan dari data harga. Beberapa contoh indikator tipe Oscillator yang paling terkenal adalah:
- Moving Average Convergence Divergence (MACD)
- Relative Strength Index (RSI)
- Stochastic Oscillator
- Money Flow Index
Gambar di atas adalah contoh penerapan indikator tipe Oscillator jenis RSI pada chart EUR/USD. Dapat Anda lihat bahwa tampilan garis ungu di bawah chart adalah adalah indikator RSI-nya.
Biasanya, trader sering menggunakan lebih dari satu indikator teknikal sebagai alat bantu analisa harga. Untuk trader pemula, sebaiknya pelajari satu per satu indikator yang ada terlebih dahulu, kemudian pilih mana yang paling nyaman dan menguntungkan untuk digunakan. Penting untuk dijadikan catatan, jangan pernah mencoba indikator teknikal baru pada akun real. Jika Anda masih belajar, gunakanlah akun demo agar lebih bebas melakukan trial and error.
Mulailah dengan mencari broker kredibel yang menyediakan tools serta indikator komprehensif. Anda bisa cek rekomendasinya di situs review broker berikut.
Itulah 4 poin penting dari panduan chart trading untuk pemula. Sudah lebih jelas, bukan? Memahami isi dari chart trading adalah kemampuan dasar yang harus dimiliki setiap trader. Dari chart, Anda bisa mendapatkan banyak informasi berharga untuk trading forex. Jadi, bisa dibilang, Anda "belum bertrading" jika belum memahami cara membaca chart trading.
Setelah memahami chart trading, Anda sudah selangkah lebih maju untuk mulai bertrading. Namun jangan terburu-buru! Ada beberapa hal yang harus Anda persiapkan dan pastikan lagi sebelum benar-benar entry. Daftarnya bisa Anda lihat di checklist trading sebelum entry.