Dengan bantuan Teori Gelombang Elliott, Anda akan mampu memetakan proyeksi pergerakan harga pada semua pair di time frame apapun. Apa itu Teori Gelombang Elliott?
Apakah Anda pernah mendenger tentang Teori Gelombang Elliott? Teori Gelombang Elliott adalah salah satu analisa teknikal yang sering digunakan para trader dan analis untuk memprediksi arah gerak tren dengan mengamati siklus pasar dalam bentuk gelombang. Dengan bantuan Teori Gelombang Elliott, Anda akan mampu memetakan proyeksi pergerakan harga pada semua pair di time frame berapapun.
Meskipun Teori Gelombang Elliott mampu mengidentifikasi gelombang dengan benar yang oleh sebagian trader, hal tersebut dianggap sulit dan membingungkan. Kesulitan ini disebabkan karena materi mengenai cara menggunakan Teori Gelombang Elliott masih terbatas, sehingga cukup sulit untuk dipelajari secara otodidak oleh trader pemula. Untuk itu, artikel ini akan memberikan panduan sederhana, supaya Anda bisa melakukan langkah dasar apa saja untuk mempraktekkan strategi trading dengan Teori Gelombang Elliott.
DI
|
Daftar Isi |
Asal Mula Teori Gelombang Elliott
Pada tahun 1930, Ralph Nelson Elliott, seorang ekonom Amerika yang jenius, berasumsi bahwa ada alasan tertentu untuk setiap tren pasar. Elliott mulai menganalisis grafik data pasar yang mencakup 75 tahun untuk mempelajari sifat pergerakan tren harga. Hingga pada bulan Mei 1934, hasil pengamatan Elliott mulai membentuk serangkaian prinsip umum perilaku pasar saham berdasarkan kecenderungan psikologis pasar. Pengamatan ini diterbitkan dalam buku berjudul "The Wave Principle" yang menjelaskan metode ini secara terperinci.
Dalam bukunya, Elliott menuliskan bahwa harga digerakkan oleh para pelaku pasar dalam sebuah siklus berbentuk gelombang dan selalu berulang. Keadaan psikologis kolektif para pelaku pasar membentuk gerakan harga bergelombang ke arah atas dan bawah.
Maka, jika Anda telah terbiasa melakukan analisa gelombang tersebut, memprediksi arah pergerakan harga pasar selanjutnya akan menjadi lebih mudah, lantaran sifat atau karakteristik para pelaku pasar adalah sama, yaitu takut dan tamak (fear and greed).
Intinya, dapat diambil kesimpulan sederhana bahwa Teori Gelombang Elliott adalah salah satu analisa teknikal untuk memprediksi arah gerak tren dengan mengamati siklus pasar dalam bentuk gelombang.
Dasar Pola Teori Gelombang Elliott
Biasanya, pola dasar Teori Gelombang Elliott dapat diidentifikasi dengan pola delapan gelombang, yang berisi lima Gelombang Motif (bergerak ke arah tren utama), dan tiga Gelombang Korektif (bergerak ke arah berlawanan).
Motive Waves
Motive Waves atau Gelombang Motif selalu bergerak ke arah yang sama dengan tren yang lebih besar. Elliott menyebutnya Pola Lima Gelombang, dan dia menciptakan tiga aturan untuk menggambarkan pembentukannya:
- Gelombang 2 tidak dapat melampaui panjang gelombang 1.
- Gelombang 4 tidak dapat melampaui panjang gelombang 3.
- Di antara gelombang 1, 3, dan 5, gelombang 3 tidak bisa jadi yang terpendek, namun kerap menjadi terpanjang. Selain itu, gelombang 3 juga selalu bergerak melewati harga terakhir gelombang 1.
Corrective Waves
Tidak seperti Gelombang Motif, Corrective Waves atau Gelombang Korektif biasanya terbuat dari struktur tiga gelombang. Mereka sering dibentuk oleh Gelombang Korektif yang lebih kecil yang terjadi di antara dua Gelombang Motif yang lebih besar. Ketiga gelombang tersebut sering diberi nama A, B, dan C.
Jika dibandingkan dengan Motive Waves, Corrective Waves cenderung lebih kecil karena bergerak melawan tren yang lebih besar. Dalam beberapa kasus, perlawanan counter trend semacam itu juga dapat membuat Gelombang Korektif lebih sulit untuk diidentifikasi karena dapat bervariasi secara signifikan dalam panjang dan kompleksitas.
Lalu bagaimana cara menggunakan kedua gelombang di atas? Berikut contoh penampakan gelombang motif dan korektif pada siklus Teori Gelombang Elliott yang lengkap di pasar bullish maupun bearish.
Perhatikan gambar di atas, dalam contoh Bullish Cycle, terdapat lima Gelombang Motif: tiga di gerakan ke atas (1, 3, dan 5), ditambah dua di gerakan ke bawah (A dan C). Sederhananya, setiap gerakan yang sesuai dengan tren utama dapat dianggap sebagai Gelombang Motif. Ini berarti bahwa 2, 4, dan B merupakan tiga Gelombang Korektif. Begitupun sebaliknya dengan Teori Gelombang Elliott Bearish Cycle.
Namun menurut Elliott, pasar uang menciptakan pola pergerakan harga yang bersifat fraktal, atau berbentuk geometris dan dapat dipecah-pecah menjadi lebih kecil dengan bentuk sama seperti sebelumnya. Jadi, jika Anda mengubahnya ke time frame yang lebih rendah, satu Gelombang Motif (gelombang 3) dan satu Gelombang Korektif (gelombang 4) dapat dibagi lagi menjadi 8 gelombang yang lebih kecil serta membentuk siklus Teori Gelombang Elliott lengkap.
Sebaliknya juga, jika Anda melihat ke time frame yang lebih besar, pergerakan dari 1 hingga 5 juga dapat dianggap sebagai Gelombang Motif tunggal (i), sedangkan pergerakan A-B-C dapat mewakili Gelombang Korektif tunggal (ii).
Kesimpulan
Berdasarkan tulisan di atas, Teori Gelombang Elliott sebenarnya bisa dianggap sebagai pengembangan 3 prinsip Teori Dow, yaitu pergerakan harga yang terjadi di pasar telah mewakili semua faktor lain (market action discounts everything), terdapat suatu pola kecenderungan dalam pergerakan harga (price moves in trend), dan sejarah akan terulang (history repeats itself).
Namun perdebatan mengenai Teori Gelombang Elliott seakan tak pernah berhenti di kalangan trader dan investor. Ada yang mengatakan bahwa tingkat keberhasilan Teori Gelombang Elliott sangat bergantung pada kemampuan trader dalam melihat secara tepat pergerakan pasar menjadi Gelombang Motif dan Korektif.
Selain itu, Anda juga bisa menggambar garis gelombang dengan beberapa cara, tanpa harus melanggar aturan Teori Gelombang Elliott. Ini artinya bahwa tingkat subjektivitas yang terlibat saat menggambar Teori Gelombang Elliott termasuk tinggi. Hal tersebut membuat para kritikus berpendapat bahwa Teori Gelombang Elliott bukanlah teori yang sahih karena bersifat sangat subjektif.
Di sisi lain, ada ribuan investor dan trader sukses yang berhasil menerapkan prinsip-prinsip Elliott dalam meraih keuntungan. Ada banyak trader yang mencoba menggabungkan Teori Gelombang Elliott dengan indikator teknikal, seperti Fibonacci untuk meningkatkan profit dan mengurangi risiko.
Selain Elliot Wave Theory, Anda juga bisa belajar dan memahami psikologi pasar dengan menggunakan beberapa indikator teknikal seperti MACD, ADX, RSI, dan masih banyak lain. Baca ulasan lengkapnya di artikel berjudul, "7 Indikator Analisa Teknikal Untuk Mengetahui Psikologi Pasar".